HARI AKHIR
DAN AL
MAHDI
HARUN YAHYA
Alih Bahasa:
Rini S. Marzuki
Editor: Yelvi
Andri Z.
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
BAB I Tanda-tanda Hari Akhir di dalam Al Qur’an
BAB II Hari Akhir dan Munculnya Al Mahdi
BAB III Masa Keemasan
BAB IV Tanda-tanda Hari Akhir dari Surat Al Kahfi
BAB V Nabi Sulaiman
AS
KESIMPULAN
LAMPIRAN
Muslihat
Evolusi
PENDAHULUAN
Hari
Akhir mungkin bukanlah istilah yang akrab bagi kebanyakan orang. Oleh karena
itu, pertama-tama penulis akan memberikan penjelasan singkat atas masalah ini.
Hari Akhir berarti ‘masa terakhir.’ Menurut kitab-kitab Islam, hal ini berarti
sebuah periode waktu yang dekat dengan Hari Kiamat.
Berbagai
tanda-tanda di dalam Al Qur’an dan tambahan penjelasan tentang Hari Akhir dalam
kitab hadits memungkinkan kita sampai pada sebuah kesimpulan yang sangat
penting. Ayat-ayat Al Qur’an dan berbagai hadits mengungkapkan adanya dua tahap
Hari Akhir. Tahap pertama adalah sebuah periode ketika seluruh manusia
mengalami berbagai masalah materi dan spiritual. Setelah itu, bumi akan
memasuki periode keselamatan yang disebut “Masa Keemasan” yang ditandai dengan kehidupan
yang penuh rahmat dan berkah dengan tegaknya agama yang benar. Menjelang akhir
Masa Keemasan, akan ada keruntuhan sosial dalam waktu singkat, dan inilah
saatnya manusia menunggu Hari Kiamat.
Dalam buku ini, kita menelaah Hari Akhir dari sudut
pandang ayat-ayat Al Qur’an dan hadits. Yang jelas, tanda-tanda Hari Akhir
tersebut saat ini telah mulai terlihat satu per satu, tepat seperti yang
dijelaskan dalam berbagai rujukan tersebut. Munculnya tanda-tanda yang
diberitakan empat belas abad yang lalu adalah kejadian besar yang meningkatkan
iman dan ketaatan orang-orang beriman kepada Allah. Tentu bukan suatu
kebetulan, dalam jangka waktu yang pendek seperti ini, seluruh tanda-tanda ini
muncul satu demi satu. Tanda-tanda ini adalah kabar gembira bagi hamba-hamba
Allah.
Penjelasan tentang
berbagai peristiwa yang dibahas di halaman-halaman berikut ini dibuat menurut
petunjuk ayat Al-Qur’an, 'Dan
katakanlah: ”Segala puji bagi Allah, Dia akan memperlihatkan kepadamu
tanda-tanda kebesaran-Nya, maka kamu akan mengetahuinya. Dan Tuhanmu tidak lalai
dari apa yang kamu kerjakan'' (QS An Naml: 93).
Hal lain yang harus ditegaskan di sini adalah bahwa
Allah Maha Mengetahui tentang segala sesuatu. Seperti di setiap persoalan
lainnya, kita tidak mempunyai pengetahuan sama sekali selain yang telah Dia
beritahukan kepada kita:
TANDA-TANDA HARI AKHIR
DI DALAM AL QUR’AN
Tanda-tanda hari akhir di
dalam Al Qur’an
Maka tidaklah yang mereka tunggu-tunggu, melainkan hari
kiamat (yaitu) yang datang kepada mereka dengan tiba-tiba, karena sesungguhnya
telah datang tanda-tandanya. Maka apakah faedahnya bagi mereka kesadaran mereka
itu apabila hari Kiamat sudah datang? (QS Muhammad: 18).
Dari ayat
ini kita ketahui bahwa Al Qur’an telah menjelaskan tanda-tanda yang mengumumkan
datangnya Hari Akhir. Agar dapat memahami tanda-tanda ‘pengumuman besar’ ini,
kita harus merenungkan ayat ini. Sebaliknya, seperti yang ditunjukkan dalam
ayat ini, pemikiran kita tidak akan berguna sama sekali ketika Hari Akhir tiba-tiba
datang kepada kita.
Hari Akhir itu dekat
Allah berfirman dalam Al Qur’an bahwa tidak diragukan lagi
bahwa Hari Akhir itu sudah dekat.
Dan sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada
keraguan padanya ... (QS Al Hajj: 7).
Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada
di antara keduanya, melainkan dengan benar. Dan sesungguhnya saat (kiamat) itu
pasti akan datang, maka maafkanlah (mereka) dengan cara yang baik (QS Al Hijr:
85).
Mungkin ada
sebagian orang yang beranggapan bahwa pesan Al Qur’an tentang Hari Akhir
difirmankan lebih dari 1400 tahun lalu, dan masa itu sudah lama, jika
dibandingkan dengan panjang usia seorang manusia. Padahal, di sini tersirat
persoalan akhir dunia ini, matahari dan bintang-bintang, singkatnya, alam
semesta. Ketika kita menganggap bahwa alam semesta berusia miliaran tahun, maka
empat belas abad adalah suatu jangka waktu yang sangat pendek.
Keunggulan akhlakul
Islam di dunia
Allah menyatakan
bahwa orang-orang yang menyembah-Nya secara murni, tanpa menyekutukan-Nya
dengan makhluk-Nya sebagai tuhan-tuhan lain selain-Nya dan beramal saleh untuk
meraih ridha-Nya, akan dianugerahi kekuasaan dan pengaruh.
Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di
antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan
menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan
orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi
mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan
menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman
sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan apa pun dengan-Ku.
Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah
orang-orang yang fasik (QS An Nuur: 55).
Dalam sejumlah ayat, juga dikatakan bahwa adalah sunnatullah,
bahwa hamba-hamba Allah yang beriman dan hidup dalam agama yang benar dalam
hati mereka akan menjadi pewaris dunia ini.
Dan sungguh telah Kami tulis di dalam Zabur sesudah (Kami
tulis dalam Lauhul Mahfuzh), bahwasanya bumi ini dipusakai (oleh)
hamba-hamba-Ku yang saleh (Surat
Al Anbiya’: 105).
Dan Kami pasti akan menempatkan kamu di negeri-negeri itu
sesudah mereka. Yang demikian itu (adalah untuk) orang-orang yang takut (akan
menghadap) ke hadirat-Ku dan yang takut kepada ancaman-Ku (Surat Ibrahim: 14).
Allah pasti akan menepati janji-janji-Nya. Tingkat akhlak
yang tinggi yang akan menaklukkan ajaran yang sesat, paham-paham yang
menyimpang, dan pemahaman agama yang salah adalah akhlak Islam. Orang-orang
kafir dan musyrik tidak dapat mencegah hal ini terjadi.
Terbelahnya bulan
Telah dekat (datangnya) saat itu dan telah terbelah bulan.
(QS Al Qamar: 1)
Kata 'terbelah' yang digunakan di ayat ini berasal dari kata
dalam bahasa Arab, syaqqa, yang
mempunyai berbagai makna. Dalam sejumlah tafsir atas ayat Al Qur’an ini, makna
'terbelah' lebih tepat. Tetapi kata syaqqa
dalam bahasa Arab dapat juga berarti 'membajak’ atau 'mencangkul' tanah.
Untuk contoh pertama, kita dapat merujuk ayat ke-26 Surat
Abasa:
Sesungguhnya Kami benar-benar telah mencurahkan air (dari
langit), kemudian Kami belah bumi dengan sebaik-baiknya, lalu Kami tumbuhkan
biji-bijian di bumi itu, anggur dan sayur-sayuran. (QS ‘Abasa: 25-29)
Jelas terlihat bahwa makna syaqqa di sini bukanlah 'membelah.' Kata ini berarti membajak tanah
untuk menumbuhkan berbagai tanaman.
Apabila kita
kembali ke tahun 1969, kita dapat melihat salah satu keajaiban Al Qur’an.
Berbagai eksperimen yang dilakukan di permukaan bulan pada 20 Juli 1969 mungkin
mengisyaratkan terbuktinya berita yang disampaikan 1.400 tahun lalu dalam Surat
Al Qamar. Pada tanggal itu, para astronot Amerika menjejakkan kakinya di bulan.
Setelah menggali tanah di bulan, mereka melakukan berbagai percobaan ilmiah dan
mengumpulkan contoh batu-batuan dan tanah. Tentu sangat menarik bahwa berbagai
kejadian ini sesuai sepenuhnya dengan pernyataan dalam ayat ini.
Tanda-tanda yang
dijelaskan oleh Nabi SAW terjadi satu demi satu
Di berbagai hadits yang sampai kepada kita dari Rasulullah
SAW, disampaikan berita mengenai Hari Akhir dan Masa Keemasan Islam. Ketika
kita membandingkan tanda-tanda ini dengan berbagai peristiwa yang terjadi di
masa kita, kita dapat melihat berbagai petunjuk bahwa kita tengah hidup dalam
Hari Akhir. Kita juga dapat melihat petunjuk yang mengabarkan datangnya Masa
Keemasan Islam.
Berbagai hadits yang digunakan di bagian lain buku ini nanti
akan berisi informasi yang disampaikan oleh Rasulullah SAW berkenaan dengan hal
ini.
Di sini, mungkin akan muncul keraguan di benak pembaca dalam
hal kebenaran dan kesahihan hadits-hadits mengenai Hari Akhir ini. Ada sebuah cara untuk
membedakan hadits yang sahih dengan hadits yang palsu. Seperti kita ketahui,
hadits mengenai Hari Kiamat berkaitan dengan berbagai peristiwa yang akan
terjadi di masa depan. Karena alasan itu, ketika sebuah hadits memang terbukti
dengan berjalannya waktu, semua keraguan tentang sumber pernyataan itu menjadi
sirna.
Sejumlah ilmuwan Islam yang melakukan penelitian tentang
masalah Hari Akhir dan tanda-tanda Hari Kiamat telah menggunakan syarat ini.
Seorang ahli tentang masalah ini, Bediuzzaman Said Nursi, berkata bahwa hadits
tentang Hari Akhir yang berkaitan dengan peristiwa-peristiwa yang telah bisa
diamati pada masa kita menunjukkan kebenaran hadits tersebut.1
Sebagian tanda-tanda yang diberitakan dengan hadits
ini dapat diamati di beberapa tempat di dunia dalam jangka waktu 1400 tahun
sejarah Islam. Akan tetapi hal ini belum membuktikan bahwa jangka waktu itu
adalah Hari Akhir. Untuk jangka waktu tertentu yang dapat disebut Hari Akhir,
seluruh tanda-tanda Hari Akhir harus telah dapat dilihat kejadiannya pada
jangka waktu yang sama. Hal ini dinyatakan dalam sebuah hadits:
Tanda-tanda
yang terjadi setelah tanda yang lain seperti butiran manik-manik sebuah kalung
yang jatuh satu per satu ketika talinya putus. (HR Tirmidzi)
Dalam hadits-hadits ini, permulaan Hari Akhir digambarkan
sebagai waktu ketika silang pendapat berkembang, serta perang dan konflik
semakin meningkat, ketika ada kekacauan dan kehancuran moral mencuat dan manusia
menjauh dari akhlak agama. Pada waktu tersebut, berbagai bencana alam akan
terjadi di seluruh dunia, kemiskinan akan mencapai tingkat yang belum terlihat
sebelumnya, ada peningkatan besar dalam angka kejahatan, pembunuhan dan
kekejaman di berbagai tempat. Tetapi, hal ini hanyalah tahap pertama. Selama
tahap kedua, Allah akan menyelamatkan manusia dari kekacauan ini dan
menggantikannya dengan keadaan yang penuh berkah dan ridha-Nya dengan
berlimpahnya materi, perdamaian, dan keamanan.
Peperangan dan kekacauan
Rasulullah
SAW bersabda, “Al Harj (akan meningkat)”’ Mereka bertanya, “Apakah Al Harj
itu?” Beliau menjawab, “(Yaitu) pembunuhan (saling membunuh), (yaitu) saling
membunuh (pembunuhan).” (HR Bukhari)
Hari
Kiamat (As Sa’ah) akan tiba ketika kekerasan, pertumpahan darah, dan kekacauan
akan menjadi suatu yang lazim (HR Al-Muttaqi al-Hindi, Muntakhab Kanzul Ummaal)
Dunia
ini tidak akan menemui akhirnya, hingga suatu hari akan datang pada manusia,
pada hari itu akan ada pembunuhan massal dan pertumpahan darah. (Muslim)
Apabila kita melihat empat belas abad lalu, kita melihat
berbagai peperangan di wilayah tertentu sebelum abad kedua puluh. Akan tetapi,
peperangan yang mempengaruhi setiap orang di dunia, sistem politik, seluruh
perekonomian, dan struktur sosial, hanya terjadi pada masa kini saja, dalam dua
perang dunia. Di Perang Dunia I, lebih dari 20 juta jiwa meninggal. Pada Perang
Dunia II, jumlah yang mati lebih dari 50 juta jiwa. Di samping itu, Perang
Dunia II diakui sebagai perang yang paling berdarah, paling besar, dan paling
menghancurkan dalam sejarah.
Berbagai pertentangan yang terjadi setelah Perang Dunia II
(Perang Dingin, Perang Korea, Perang Vietnam, konflik Arab-Israel dan Perang
Teluk) adalah contoh di antara berbagai peristiwa yang paling gawat di zaman
modern ini. Selain itu, berbagai perang, pertentangan, dan perang saudara di
tingkat wilayah telah menyebabkan kehancuran di berbagai belahan dunia. Di
berbagai tempat seperti Bosnia ,
Palestina , Chechnya ,
Afghanistan , Kashmir , dan banyak lagi lainnya, berbagai masalah terus
merongrong kemanusiaan.
Contoh lain bentuk ‘kekacauan’ yang menghantui umat manusia
yang setara dengan peperangan adalah teror terorganisir tingkat internasional.
Seperti yang juga disepakati oleh pihak berwenang dalam masalah ini, berbagai
tindakan teror telah berlipat ganda jumlahnya di paruh kedua abad kedua puluh.2
Bahkan dapat dikatakan bahwa teror adalah sebuah ciri khas abad kedua
puluh.2 Berbagai organisasi yang bercirikan rasisme, komunisme, dan
berbagai paham serupa, atau dengan tujuan kebangsaan, telah melakukan berbagai
tindakan kejam dengan bantuan teknologi yang semakin maju. Di dalam sejarah
dunia yang lebih terkini, berbagai tindakan teror berulang-ulang telah
menyebabkan kekacauan. Banyak darah telah tertumpah dan orang-orang tak
bersalah yang tak terhitung jumlahnya telah telah dibantai atau terbunuh.
Kehancuran kota-kota
besar: peperangan dan bencana
Berbagai kota besar akan dihancurkan dan hal ini akan terjadi
seolah-olah kota-kota itu tidak pernah ada sebelumnya. (Al-Muttaqi al-Hindi,
Al-Burhan fi Alamat al-Mahdi Akhir al-Zaman)
Kehancuran kota-kota yang dimaksudkan
dalam hadits ini mengingatkan pada kehancuran yang sekarang muncul karena
perang dan berbagai bencana alam. Belum lama ini, senjata nuklir, pesawat
tempur, bom, rudal, dan senjata modern yang canggih lainnya telah menyebabkan
kehancuran yang belum pernah terbayangkan sebelumnya. Berbagai senjata
mengerikan ini telah menyebabkan tingkat kehancuran yang belum pernah terlihat
sebelumnya. Jelas, kota-kota besar yang menjadi sasaran adalah yang paling
menderita karena kehancuran ini. Kehancuran karena Perang Dunia II yang belum
ada bandingannya adalah salah satu contohnya. Dengan penggunaan bom atom di
perang terbesar di dunia itu, Hiroshima dan Nagasaki hancur total.
Akibat pemboman hebat, berbagai ibu kota
Eropa dan kota-kota penting lainnya menderita berbagai kerusakan.
Pada beberapa tahun terakhir, angin topan, badai, angin
puyuh, dan berbagai bencana lainnya menimbulkan akibat merusak atas benua
Amerika dan juga beberapa tempat lain di dunia. Selain itu, banjir telah
menyebabkan timbunan lumpur yang menutupi berbagai pusat pemukiman penduduk.
Kemudian, gempa bumi, letusan gunung, dan gelombang pasang air laut juga telah
menyebabkan kehancuran yang besar. Oleh karena itu, seluruh kehancuran yang
terjadi pada kota-kota besar karean bencana-bencana ini adalah suatu tanda
penting dalam setiap peristiwanya.
Gempa Bumi
As
Sa’ah (Hari Akhir) tidak akan terjadi hingga ... gempa bumi akan sangat sering
terjadi (HR Bukhari).
Dalam beberapa tahun terakhir, gempa bumi besar telah terjadi
berulang-ulang, dan termasuk bencana yang menakutkan bagi masyarakat di seluruh
dunia. Apabila kita melihat data yang dikumpulkan oleh American National
Earthquake Information Center (Pusat Informasi Gempa Bumi Nasional Amerka,
ANEI) selama tahun 1999, kita menemukan 20.832 gempa bumi telah terjadi di berbagai
tempat di dunia. Akibatnya, 22.711 orang diperkirakan kehilangan jiwanya.3
Kemiskinan
Orang-orang miskin akan meningkat jumlahnya. (Amal Al-Din
Al-Qazwini, Mufid Al-'ulum Wa-mubid Al-humum)
Kekayaan beredar hanya di antara orang-orang kaya, tanpa manfaat
bagi orang-orang miskin. (HR Tirmidzi).
Yang jelas masa yang dimaksudkan oleh Rasulullah SAW
menjelaskan keadaan pada saat ini. Apabila kita menengok abad-abad sebelumnya,
kita melihat bahwa berbagai kesulitan dan kecemasan yang disebabkan oleh kekeringan,
peperangan, dan berbagai bencana lain bersifat sementara dan terbatas di sebuah
wilayah tertentu. Akan tetapi, saat ini, kemiskinan dan kesulitan mencari
penghidupan bersifat permanen den mewabah.
Di dunia saat ini, kemiskinan telah mencapai angka yang
sangat memprihatikankan. Laporan terakhir UNICEF
mengungkapkan bahwa satu dari empat penduduk dunia hidup dalam 'penderitaan dan
kekurangan yang tidak terbayangkan sebelumnya'.4 Sekitar 1,3 miliar
manusia di dunia bertahan hidup dengan uang kurang dari $1 (sekitar Rp8.800)
sehari. Tiga miliar manusia di dunia saat ini bertahan hidup dengan $2 (sekitar
Rp17.600) sehari.5 Sekitar 1,3 miliar kekurangan air bersih. Sekitar
2,6 miliar tidak mampu mendapatkan sarana kesehatan yang memadai.6
Runtuhnya nilai-nilai
akhlak
Hari Kiamat (As Sa’ah) akan datang ketika perzinaan tersebar
luas (Al-Haythami, Kitab al-Fitan).
Hari Akhir tidak akan datang hingga mereka (orang-orang
jahat) melakukan perzinaan di jalan-jalan (jalan-jalan umum). (Ibn Hibban and
Bazzar)
Pria akan meniru perilaku wanita; dan
wanita akan meniru perilaku pria. (Allama Jalaluddin Suyuti, Durre-Mansoor)
Orang-orang akan menyenangi perbuatan
homoseksual dan lesbianisme. (Al-Muttaqi al-Hindi, Muntakhab Kanzul Ummaal)
Hubungan seksual tidak sah secara terbuka akan marak. (HR
Bukhari)
Hari Akhir itu tidak akan datang hingga angka pembunuhan
meningkat. (HR Bukhari)
Di masa kini, ada bahaya besar yang mengancam pola
hidup masyarakat dunia. Dengan cara yang sama seperti virus membunuh tubuh
manusia, bahaya ini mengakibatkan keruntuhan sosial yang sangat parah. Bahaya
ini adalah keruntuhan nilai-nilai akhlak yang membantu mempertahankan
masyarakat yang sehat. Homoseksualitas, pelacuran, hubungan seks pra-nikah dan
di luar nikah, penyimpangan seksual, pornografi, pelecehan seksual, dan
peningkatan angka penderita penyakit kelamin, adalah sejumlah petunjuk penting
dari keruntuhan nilai-nilai akhlak.
Hadits tentang
penolakan agama yang benar
dan nilai-nilai moral
dalam Al Qur’an
Menjelang
datangnya Hari Akhir akan ada hari-hari ketika pengetahuan (agama) akan dicabut
(lenyap) dan kejahiliyahan secara umum akan meluas.... (HR Bukhari).
Akan ada suatu ujian kegelapan yang menakutkan bried dark
yang akan menimpa setiap orang di suatu masyarakat, dan kemudian ketika orang
menganggap ujian itu telah berakhir, ujian itu akan terjadi terus-menerus.
Selama itu seorang manusia bisa jadi adalah seorang mukmin di pagi hari dan
menjadi seorang kafir di sore hari. (HR Abu Daud).
Akan datang suatu waktu pada umat ketika orang akan membaca
Al Qur'an, tetapi tidak akan lebih jauh dari tenggorokan (tidak masuk ke dalam
hati mereka) (HR Bukhari).
Sebelum Hari Akhir akan ada kekisruhan seperti potongan malam
yang gelap, ketika seorang manusia akan menjadi seorang beriman di pagi hari
dan seorang kafir di sore hari, atau seorang beriman di sore hari dan kafir di
pagi hari (HR Abu Daud).
Suatu
waktu akan datang, ketika seorang manusia tidak akan peduli bagaimana mereka
mendapatkan sesuatu, halal atau haram. (HR Bukhari).
Akan
muncul pada hari akhir seseorang yang akan memperoleh keuntungan dunia dengan
menjual agama. (HR Tirmidzi)
Hari
Akhir tidak akan datang hingga tersisa orang-orang yang tidak mengetahui
kebajikan dan tidak pernah mencegah kejahatan (HR Ahmad).
Hari Akhir tidak akan datang sebelum Allah mengambil
agama-Nya dari manusia di bumi, tidak meninggalkan seorang pun di atas bumi ini
selain orang-orang kafir yang tidak mengenal perbuatan yang benar atau menolak
perbuatan yang salah. (Diriwayatkan oleh Abdullah ibn 'Amr bin ‘Ash)
Munculnya nabi-nabi
palsu
Hari akhir tidak akan datang sebelum datangnya tiga puluh
Dajjal, masing-masing mengaku dirinya sebagai seorang utusan Allah. (HR Abu
Daud)
Al Qur’an menjelaskan
turunnya Isa AS ke bumi
Allah tidak menghendaki orang-orang kafir membunuh ‘Isa AS ,
melainkan mengangkatnya ke sisi-Nya, dan mengumumkan kabar gembira kepada umat
manusia bahwa nabi Isa akan turun ke bumi di Hari Akhir. Al Qur’an memberikan
informasi mengenai turunnya ‘Isa
AS dalam sejumlah ayat:
• Salah satu ayat menyatakan bahwa orang-orang kafir yang
merencanakan pembunuhan Isa
AS tidak berhasil;
… dan karena ucapan mereka, “Sesungguhnya kami telah membunuh
Al Masih, ‘Isa putra Maryam, Rasul Allah”, padahal mereka tidak membunuhnya dan
tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang
diserupakan dengan ‘Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih
paham tentang (pembunuhan) ‘Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang
dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu,
kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang
mereka bunuh itu adalah ‘Isa. (QS An Nisaa’: 157)
• Ayat lain mengatakan bahwa ‘Isa AS
tidak meninggal, melainkan diangkat dari lingkungan manusia ke kehadirat Allah.
… tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat ‘Isa
kepada-Nya. Dan adalah Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana (QS An Nisaa’:
158).
• Pada ayat ke-55 Surat Ali 'Imran, kita telah mengetahui
bahwa Allah akan menempatkan orang-orang yang mengikuti 'Isa AS di atas
orang-orang yang kafir hingga Hari Kebangkitan. Ini sebuah fakta sejarah bahwa
2000 tahun lalu, murid-murid 'Isa tidak mempunyai kekuasaan politik.
Orang-orang Kristen yang hidup antara zaman tersebut dan masa sekarang telah
meyakini sejumlah ajaran palsu, terutama doktrin Trinitas (mengakui tiga Tuhan
dalam satu Tuhan). Oleh karena itu, terbukti bahwa mereka tidak bisa disebut
sebagai pengikut Nabi 'Isa as, karena, seperti dikatakan di berbagai ayat di
dalam Al Qur'an, mereka yang meyakini Trinitas telah tergelincir ke dalam
kesesatan. Dalam hal ini, pada waktu sebelum Hari Akhir, para pengikut 'Isa AS
akan mengalahkan orang-orang yang ingkar itu dan memenuhi janji ilahiyah yang
termuat di dalam Surat Ali 'Imran. Yang pasti, kelompok yang diberkati ini akan
diketahui ketika 'Isa AS ketika turun kembali ke bumi.
• Selain itu, Allah berfirman di dalam Qur'an bahwa seluruh
Ahli Kitab akan meyakini 'Isa
AS sebelum dia meninggal.
Tidak ada seorang pun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman
kepadanya (‘Isa) sebelum kematiannya. Dan di hari kiamat nanti ‘Isa itu akan
menjadi saksi terhadap mereka. (QS An Nisaa’: 159)
Kita mengetahui dengan jelas dari ayat ini bahwa ada tiga
janji yang belum terpenuhi berkenaan dengan ‘Isa as. Yang pertama, seperti
setiap manusia lainnya, Nabi ‘Isa AS akan meninggal. Yang kedua, seluruh Ahli
Kitab akan melihatnya dalam bentuk sosok manusia dan akan menaatinya ketika dia
hidup. Tidak ada keraguan bahwa dua perkiraan ini akan terpenuhi ketika ‘Isa AS
datang kembali sebelum Hari Akhir. Perkiraan ketiga mengenai kesaksian ‘Isa AS
atas Ahli Kitab akan terpenuhi di Hari Akhir.
• Ayat lain dalam
Surat Maryam membahas kematian ‘Isa
AS :
Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku
dilahirkan, pada hari aku meninggal, dan pada hari aku dibangkitkan hidup
kembali. (QS Maryam: 33)
Ketika kita membandingkan ayat ini dengan ayat ke-55 Surat
Ali ‘Imran, kita dapat memahami sebuah fakta yang sangat penting. Ayat dalam
Surat Ali ‘Imran tersebut berbicara mengenai ‘Isa AS
diangkat ke kehadirat Allah. Di ayat ini tidak ada informasi yang diberikan
berkenaan dengan apakah ‘Isa
AS meninggal atau tidak. Tetapi
di ayat ke-33 Surat Maryam, disebutkan mengenai kematian ‘Isa AS.
Kematian kedua ini mungkin terjadi hanya apabila ‘Isa AS turun
ke bumi kembali dan meninggal setelah hidup di sini selama beberapa waktu
(Allah-lah Yang Lebih Mengetahui).
• Ayat lain yang menjelaskan turunnya ‘Isa ke bumi adalah:
He will teach him ('Isa) the Book and Wisdom, and the Torah
and the Gospel. (Surah Al 'Imran: 48)
Dan Allah akan mengajarkan kepadanya Al Kitab, Hikmah,
Taurat, dan Injil. (QS Ali ‘Imran: 48)
Untuk memahami rujukan atas ‘Al Kitab” yang disebutkan di
ayat ini, kita harus melihat ayat-ayat lain di dalam Al Qur’an yang relevan
dengan pokok permasalahan ini: apabila Al Kitab dikatakan di satu ayat bersama
dengan Taurat dan Injil, itu pasti berarti Al Qur’an. Ayat ketiga dari Surat
Ali ‘Imran menegaskan maksud tersebut.
Allah, tiada ada Tuhan melainkan Dia, Yang Hidup kekal lagi
senantiasa berdiri sendiri. Dia menurunkan Al Kitab (Al Qur’an) kepadamu dengan
sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan
Taurat dan Injil sebelum (Al Qur’an), menjadi petunjuk bagi manusia, dan Dia
menurunkan Al Furqaan. Sesungguhnya orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat
Allah akan memperoleh siksa yang berat; dan Allah Maha Perkasa lagi mempunyai
balasan (siksa). (QS Ali ‘Imran: 2-4)
• Dalam hal ini, Al Kitab yang disebut dalam ayat 48,
yang akan dipelajari oleh ‘Isa
AS , hanya mungkin berupa Al
Qur’an. Kita mengetahui bahwa ‘Isa
AS telah mengetahui Taurat dan
Injil selama kehidupannya, yaitu, sekitar 2000 tahun lalu. Jelas, kitab
tersebut adalah Al Qur’an yang dia akan ajarkan ketika dia turun ke bumi
kembali.
• Petunjuk yang paling menarik pada ayat ke-59 Surat Ali 'Imran adalah: Sesungguhnya misal (penciptaan) 'Isa di
sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. ..." Di ayat ini kita
dapat melihat ada sejumlah kesamaan antara kedua nabi tersebut. Seperti kita
ketahui, Adam AS dan 'Isa AS keduanya tidak berayah, tetapi kita dapat menarik
suatu kesamaan lebih lanjut dari ayat di atas, di antara turunnya Adam AS ke
permukaan bumi dari surga dan turunnya 'Isa AS dari hadirat Allah pada Hari
Akhir.
• Al Qur’an mengatakan hal berikut ini tentang ‘Isa AS :
Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan
tentang hari kiamat. Karena itu janganlah kamu ragu-ragu tentang kiamat itu dan
ikutilah Aku. Inilah jalan yang lurus. (QS Az Zukhruf: 61)
Kita mengetahui bahwa ‘Isa
AS hidup enam abad sebelum Al
Qur’an diwahyukan. Oleh karena itu, ayat ini harus merujuk, bukan pada
kehidupan pertamanya, melainkan pada kedatangannya kembali selama Hari Akhir.
Baik dunia Kristen maupun Islam sangat menunggu-nunggu kedatangan ‘Isa as yang
kedua kalinya itu. Kehadiran terhormat tamu yang diberkati ini di permukaan
bumi akan merupakan tanda penting dari Hari Akhir.
• Bukti lebih
lanjut kedatangan kedua ‘Isa
AS dapat ditemukan dalam
penggunaan kata wakahlan dalam Surat
Al Maidah 110 dan Surat Ali ‘Imran 46. Di kedua ayat ini, kita diwahyukan
perintah berikut ini:
(Ingatlah), ketika Allah mengatakan, “Hai ‘Isa putra Maryam,
ingatlah nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu di waktu Aku menguatkanmu dengan
ruhul qudus. Kamu dapat berbicara dengan manusia di waktu masih dalam buaian
dan sesudah dewasa...” (QS Al Ma’idah: 110)
Dan dia berbicara dengan manusia dalam buaian dan ketika
sudah dewasa dan dia adalah salah seorang di antara orang-orang yang saleh.”
(QS Ali ‘Imran: 46)
Kata-katanya hanya muncul di dua ayat ini dan hanya merujuk
pada ‘Isa AS.
Kata ini digunakan untuk menjelaskan usia ‘Isa AS yang cukup dewasa. Kata ini
merujuk pada usia antara 30 dan 50, yaitu akhir masa pemuda dan awal usia tua. Para ilmuwan Islam setuju menerjemahkan kata ini merujuk
ke periode setelah usia 35 tahun.
Rasulullah SAW
menceritakan kedatangan kedua ‘Isa
AS
Demi
Allah Yang jiwaku ada di tangan-Nya, putra Maryam, ‘Isa, akan turun dalam waktu
singkat di antara kamu orang-orang beriman (Muslimin) sebagai seorang penguasa
yang adil (HR Bukhari)
Hari
Akhir tidak akan datang hingga putra Maryam (yaitu ‘Isa AS )
turun di antara kamu sebagai seorang penguasa yang adil. (HR Bukhari)
Rasulullah SAW menjelaskan apa yang dilakukan oleh ‘Isa AS
ketika dia turun kembali:
’Isa
as, putra Maryam as, akan turun, berkuasa selama 40 tahun dengan Kitabullah dan
sunnahku, lalu meninggal. (Al-Muttaqi al-Hindi, Al-Burhan fi Alamat al-Mahdi
Akhir al-Zaman)
Isa AS, putra Maryam AS, akan menjadi seorang hakim yang adil
dan penguasa yang adil (dalam umatku), mematahkan dan meremukkan kayu salib dan
membunuh babi... Bumi ini akan dipenuhi dengan kedamaian seperti sebuah bejana
diisi dengan air. Seluruh dunia akan mengumandangkan dan mengikuti satu kata
yang sama dan tidak satu pun akan disembah selain Allah. (Ibnu Majah)
HARI AKHIR DAN MUNCULNYA AL MAHDI
Beberapa penjelasan penting mengenai Hari Akhir adalah
sebagai berikut: Selama kekacauan mengerikan di hari akhir, Allah akan
memerintahkan seorang hamba yang mempunyai akhlak yang mulia, yang dikenal
sebagai Al Mahdi (pemberi petunjuk ke arah kebenaran), untuk mengajak umat
manusia kembali ke jalan yang benar. Tugas pertama Al Mahdi akan berupa
dikobarkannya perang pemikiran di dalam dunia Islam dan mengembalikan umat
Muslin yang telah jauh dari intisari Islam sejati, menuju iman dan akhlak
sesungguhnya. Dalam hal ini, Al Mahdi mempunyai tiga tugas dasar:
1. Menghancurkan seluruh sistem filsafat yang mengingkari
keberadaan Allah dan mendukung ateisme.
2. Memerangi takhayul dengan membebaskan Islam penindasan
orang-orang munafik yang telah menyimpangkan agama, dan kemudian mengungkap dan
melaksanakan akhlak Islam sejati yang didasarkan pada aturan Al Qur’an.
3. Memperkuat seluruh dunia Islam, baik secara politik maupun
sosial, dan kemudian mengembangkan perdamaian, keamanan, dan kesejahteraan
serta memecahkan berbagai masalah kemasyarakatan.
Menurut sejumlah besar hadits, Nabi ‘Isa AS akan
turun ke bumi pada waktu bersamaan dan akan menyeru seluruh pemeluk Kristen dan
Yahudi, khususnya, untuk meninggalkan berbagai kepercayaan takhayul yang
diyakini oleh mereka pada saat ini dan hidup menurut Al Qur’an. Ketika pemeluk
Kristen telah mendengarkannya, umat Islam dan Kristen akan bersama di bawah
satu keimanan dan dunia ini akan mengalami zaman perdamaian, keamanan,
kebahagian, dan kesejahteraan terbesar yang dikenal sebagai Masa Keemasan.
TANDA-TANDA KEDATANGAN AL-MAHDI
Penyimpangan mendalam
Sementara lingkungan yang menyimpang justru dapat membuat
orang-orang beriman dengan iman yang kuat meningkat keimanan dan kesabaran
mereka, dan pahala mereka di Hari Akhirat, lingkungan seperti ini menyebabkan
orang-orang dengan iman yang lemah dan dangkal menjadi kehilangan keimanan
mereka atau semakin memperlemahnya. Al Mahdi akan datang ketika lingkungan yang
menyimpang ini sudah sangat dalam dan parah.
Al
Mahdi, salah satu kaumku, muncul sebagai manusia dengan ridha Allah, saat Hari
Pembalasan sudah dekat dan melemahnya hati orang-orang beriman karena kematian,
kelaparan, dan hilangnya sunah, dan munculnya kemajuan teknologi dan hilangnya
makna memerintahkan kebenaran dan melarang kemungkaran. Kemakmuran dan
keadilannya akan memudahkan hati orang-orang yang beriman, dan persahabatan
serta saling mencintai akan menyelesaikan perselisihan di antara bangsa-bangsa
non-Arab dan Arab. (Al-Muttaqi al-Hindi, Al-burhan fi ’Alamat al-Mahdi Akhir
al-Zaman, halaman. 66)
Kekacauan,
penyimpangan, dan ketakutan akan muncul di Barat .... Penyimpangan akan
meningkat pesat. (Mukhtasar Tazkirah Qurtubi)
Sejenis
penyimpangan akan muncul ke permukaan. Tidak satu pun pihak mampu melindungi
dirinya dari penyimpangan itu, dan penyimpangan itu menyebar segera ke setiap
penjuru. Situasi ini akan bertahan hingga seseorang datang dan berkata, “Hai
umat manusia, mulai saat ini pemimpinmu adalah Al Mahdi.” (Ibnu Hajar
Haytahami, Al-Qawl al-Mukhtasar fi’alamat al-Mahdi al-Muntazar, hal. 23)
Hadits ini berbicara mengenai sebuah penyimpangan yang akan menyentuh
setiap orang dan menyebar dengan cepat. Dengan kata lain, sejenis penyimpangan
yang dikenal oleh setiap orang dan menjadikan orang-orang beriman sebagai
sasarannya. Penyimpangan ini menentang agama dan Allah. Saat ini, filsafat
materialis adalah kecenderungan utama terbesar yang dirancang untuk menolak keberadaan
dan penciptaan Allah. Landasan filsafat ini adalah 'teori evolusi', yang
memberikan dasar, yang oleh pencetusnya disebut sendiri sebagai hal “ilmiah”.
Walaupun tidak didasarkan pada bukti ilmiah dan logika apa pun, kalangan
materialis tertentu di seluruh dunia tetap berusaha agar teori ini diterima,
dengan menggunakan cara-cara yang dikaitkan dengan propaganda yang kuat,
kebohongan, dan bahkan penipuan.
Pada saat ini, ketika teori ini telah merasuki hampir setiap
rumah tangga melalui media massa
dan televisi, maka setiap orang di dunia Islam dan di mana pun berada telah
mendengarkannya. Teori ini adalah teori pertama yang dinyatakan sebagai
kenyataan ketika seseorang masih kanak-kanak dengan cara kebohongan dan
penipuan yang tidak terhitung banyaknya. Ketika mereka tumbuh semakin dewasa,
mereka terus disesatkan oleh omong kosong lucu ini, bahwa mereka dan seluruh
umat manusia muncul sebagai makhluk hidup hanya karena kebetulan dan bahwa
mereka adalah keturunan monyet. Para pemuda
dari semua usia dicuci otaknya di seluruh tingkatan pendidikan melalui
kebohongan para evolusionis.
Larangan agama yang
mendapatkan penerimaan
Al
Mahdi tidak akan muncul, kecuali orang-orang kafir menyerbu ke segala tempat
dan secara terbuka dilakukan di depan umum. Yang berkuasa di saat seperti itu
adalah penyerbuan oleh orang-orang tak beriman.... Itulah kekuatannya.
(Mektubat-i Rabbani, 2:259).
Al
Mahdi akan datang setelah berbagai penyimpangan keji (fitnah), di mana seluruh
larangan dianggap sebagai hukum (Ibnu Hajar al-Haythami, Al-Qawl al-Mukhtasar
fi `Alamat al-Mahdi al-Muntazar, hal. 23).
Perang Iran-Irak
Akan
ada huru hara di bulan Syawal (bulan kesepuluh dalam kalender Hijriyah),
pembicaraan tentang perang di bulan Dzulqa’dah (bulan kesebelas dalam kalender
Hijriyah) dan pecahnya perang di bulan Dzulhijjah (bulan kedua belas). (Allamah
Muhaqqiq Ash-Sharif Muhammad ibn 'Abd al-Rasul, Al-Isaatu li Asrat'is-saat,
hal. 166)
Tiga bulan yang dimaksudkan dalam hadits ini kebetulan
bertepatan dengan bulan-bulan berkecamuknya Perang Iran Irak. Pemberontakan
pertama atas Shah Iran
berlangsung pada 5 Syawal 1398 (8
September 1976 ), seperti yang ditunjukkan oleh hadits ini, dan
perang meletus antara Iran
dan Irak pada bulan Dzulhijjah 1400 (Oktober 1980).
Hadits lain menjelaskan keterangan perang ini sebagai
berikut:
Sebuah bangsa/suku akan datang dari arah Persia , dengan
menyeru, “Kamu bangsa Arab! Kamu begitu bersemangat! Apabila Kamu tidak memberi
hak mereka yang sebenarnya, tidak satu pun akan bersekutu denganmu ... Hak itu
harus diberikan kepada mereka satu hari dan kepadamu pada hari berikutnya, dan
janji-janji kerja sama harus ditepati...! Mereka akan berangkat ke Mutekh; umat
Islam akan turun ke lembah itu ... Orang-orang musyrik akan berdiri di sana di tepi sebuah
sungai hitam (Rakabeh) di sisi lain. Akan ada perang di antara mereka. Allah
akan mencabut kedua pasukan itu dari kemenangan ... (Al Barzeenji, Signs of the
Judgment Day, p. 179)
- Bangsa yang datang dari arah Persia : bangsa yang datang dari
wilayah Iran
- Persia :
Iran ,
orang-orang Iran
- Turun ke lembah: Lembah, Lembah Iran
- Mutekh: Nama sebuah gunung di wilayah itu
- Rakabeh: Wilayah tempat sumur-sumur minyak terpusat
Hadits ini menarik perhatian karena pecahnya perselisihan
rasial yang akan menyebabkan kedua belah pihak turun ke lembah (Lembah Iran ) dan
terjadinya perang. Kemudian, seperti yang dicatat di hadits ini, Perang Iran
Irak berlangsung selama 8 tahun, dan walaupun ribuan korban telah berjatuhan,
tetapi tidak satu pun pihak dapat menyatakan kemenangan atau keunggulan yang
mutlak.
Pendudukan Afghanistan
Taliqan
yang sangat miskin (sebuah wilayah di Afghanistan ), yang di tempat itu berada
harta Allah, tetapi bukan emas dan perak, tetapi terdiri dari orang-orang yang
mengenal Allah seperti mereka seharusnya mengenalnya. (Al-Muttaqi al-Hindi,
Al-Burhan fi Alamat al-Mahdi Akhir al-zaman, hal. 59)
Berhentinya aliran
sungai Eufrat
Berhentinya dan terganggunya aliran sungai Eufrat merupakan
salah satu tanda kedatangan Al Mahdi.
Segera
sungai Eufrat akan memperlihatkan kekayaan (gunung) emas, maka siapa pun yang
berada pada waktu itu tidak akan dapat mengambil apa pun darinya. (HR Bukhari)
Sungai
itu (Eufrat) akan memperlihatkan sebuah gunung emas (di bawah sungai itu). (Abu
Daud)
Berbagai buku hadits menyebutkan kedua peristiwa ini.
Al-Suyuti menyebutkan hadits ini sebagai ‘berhentinya air.’ Sebenarnya
Bendungan Keban telah menghentikan aliran air sungai ini. Tanah sekitarnya
telah menjadi sama nilainya dengan emas karena berbagai alasan, seperti
dihasilkannya aliran listrik dan begitu suburnya tanah pertanian melalui
fasilitas irigasi dan transportasi sejak bendungan itu dibuat. Bendungan ini
menyerupai gunung betun, dan kekayaannya senilai emas yang keluar dari sungai
itu. Oleh karena itu, dam ini menyerupai sifat-sifat ‘gunung emas’ (Allah-lah
Yang Maha Tahu).
Gerhana bulan dan
matahari di bulan Ramadhan
Ada
dua tanda untuk kedatangan Al Mahdi ... Yang pertama adalah gerhana bulan di
malam pertama Ramadhan, dan kedua adalah gerhana matahari di pertengahan bulan
ini. (Ibn Hajar al-Haythami, Al-Qawl al-Mukhtasar fi `Alamat al-Mahdi
al-Muntazar, hal. 47)
Akan
ada dua gerhana matahari di bulan Ramadhan sebelum kedatangan Al Mahdi.
(Mukhtasar Tazkirah Qurtubi)
...
Gerhana matahari di pertengahan bulan Ramadhan dan gerhana bulan di akhirnya
.... (Al-Muttaqi al-Hindi, Al-Burhan fi Alamat al-Mahdi Akhir al-zaman, h. 37)
Telah
sampai kepadaku bahwa sebelum Al Mahdi datang bulan akan gerhana dua kali di
bulan Ramadhan (Diriwayatkan oleh by Abu Nu'aym in al-Fitan)
Yang menarik di sini adalah, tidak mungkin akan ada dua
gerhana matahari dan gerhana bulan dalam satu bulan. Hal ini tidak dapat
terjadi pada keadaan biasa. Akan tetapi, sebagian besar tanda-tanda Hari Akhir
merupakan peristiwa-peristiwa yang dapat dijangkau dan diwujudkan oleh pikiran
manusia, dan tergantung pada alasan tertentu.
Apabila peristiwa-peristiwa ini dianalisis lebih lanjut,
sejumlah perbedaan menjadi jelas. Yang terbaik dilakukan dalam keadaan seperti
ini adalah menentukan hal-hal yang menjadi kesepakatan. Dugaan yang ada adalah
sebagai berikut: akan ada gerhana matahari dan bulan selama bulan Ramadhan.
Keduanya akan berjarak sekitar 14-15 hari dan gerhana-gerhana ini akan berulang
dua kali.
Sejalan dengan perhitungan ini, ada sebuah gerhana bulan pada
tahun 1981 (tahun Hijriyah 1401) pada hari ke-15 bulan Ramadhan dan gerhana
bulan pada hari ke-29 pada bulan tersebut. Ada pula sebuah gerhana bulan “kedua” pada
tahun 1982 (tahun Hijriyah 1402) pada hari ke-14 bulan Ramadhan dan gerhana
matahari pada hari ke-28 pada bulan tersebut.
Ini juga penting, terutama karena dalam contoh khusus ini,
akan ada sebuah gerhana bulan penuh di pertengahan bulan Ramadhan, sebuah
ramalan yang paling mendekati kebenaran.
Kejadian peristiwa-peristiwa ini selama kurun waktu yang sama
bertepatan dengan tanda-tanda kedatangan Al Mahdi. Hal tersebut, beserta
kejadian ulangannya yang menakjubkan di permulaan abad keempat belas Hijriah
selama dua tahun berturut-turut (1401-02), menjadikan kejadian-kejadian ini
mungkin adalah tanda-tanda yang disebutkan oleh hadits.
Munculnya sebuah komet
Sebuah
bintang dengan ekor bercahaya akan muncul dari Timur sebelum munculnya Al
Mahdi. (Ka’b al-Ahbar)
Sebuah
komet akan muncul di Timur dengan mengeluarkan cahaya sebelum tiba. (Ibn Hajar
al-Haythami, Al-Qawl al-Mukhtasar fi `Alamat al-Mahdi al-Muntazar, hal. 53)
Munculnya
bintang itu akan terjadi setelah gerhana matahari dan bulan. (Al-Muttaqi
al-Hindi, Al-Burhan fi Alamat al-Mahdi Akhir al-zaman, hal. 32).
Seperti yang disebutkan oleh sejumlah hadits,
Pada tahun 1986 (1406 Hijriyah), komet Halley melintasi bumi.
Komet ini merupakan sebuah bintang terang bersinar yang melintas dari Timur ke
Barat. Ini terjadi setelah gerhana matahari dan bulan pada tahun 1981 dan 1982
(1401-1402 Hijriyah).
Kejadian munculnya bintang ini dengan tanda-tanda lain
kemunculan Al Mahdi menunjukkan bahwa komet Halley adalah bintang seperti yang
dimaksudkan di hadits ini.
Penyerbuan Ka’bah dan
akibat pertumpahan darah
Orang-orang
akan menunaikan ibadah haji bersama-sama dan berkumpul tanpa seorang Imam.
Orang-orang yang naik haji akan dilempari dan akan ada sebuah peperangan di
Mina yang menyebabkan banyak orang terbunuh dan darah akan mengalir sampai
Jumratul Aqabah. (Jamra: sebuah pilar batu yang menjadi simbol Setan dan
dilempari dengan batu jumrah selama ibadah haji.) (Diriwayatkan oleh 'Amr ibn
Shu'ayb, al-Hakim and Nu'aym ibn Hammad)
Orang-orang
akan menunaikan ibadah haji tanpa seorang imam yang memimpin mereka. Peperangan
besar akan pecah ketika sampai ke Mina dan mereka dilempari seperti anjing
dilempari dan suku-suku saling menyerang satu dengan lainnya. Perselisihan ini
meluas sehingga kedua kaki terkubur di genangan darah. (Al-Muttaqi al-Hindi,
Al-Burhan fi Alamat al-Mahdi Akhir al-zaman, h. 35)
Kata “pada tahun ketika dia akan muncul” menarik perhatian
kita pada sebuah pembantaian yang akan terjadi pada tanggal kemunculan Al
Mahdi. Pada tahun 1979, sebuah pembantaian yang sangat mirip dengan ini terjadi
selama penyerbuan Ka’bah, yang terjadi selama bulan haji. Yang sangat menarik
karena penyerbuan ini terjadi pada permulaan periode selama itu tanda-tanda
munculnya Al Mahdi, yaitu hari pertama 1400 Hijriyah (21 November 1979 ).
Hadits-hadits ini juga menyebutkan pertumpahan darah dan
pembantaian. Pembunuhan atas 30 orang selama bentrokan antara tentara Arab
Saudi dan para militan yang melakukan penyerangan selama penyerbuan itu
memperkuat kebenaran bagian lain dari hadits ini.
Tujuh tahun kemudian, sebuah peristiwa yang lebih berdarah
terjadi selama bulan haji. Pada peristiwa ini, 402 jamaah haji yang melakukan
demonstrasi terbunuh, dan banyak menimbulkan pertumpahan darah. Baik tentara
Arab Saudi maupun jemaah haji Iran
telah melakukan dosa besar karena mereka saling membunuh. Insiden berdarah ini
mempunyai kesesuaian yang tinggi dengan peristiwa yang dijelaskan dalam hadits
ini.
There
come the cries of war in (the month of) Shawwal with the outbreak of war,
massacre, and carnage in (the month of) Dhu'l-Hijja. The pilgrims are plundered
in this month, the streets cannot be crossed because of the blood shed, and
religious prohibitions are violated. Big sins are committed near the
Magnificient House (the Ka`ba). (Al-Muttaqi al-Hindi, Al-Burhan fi Alamat al-Mahdi Akhir
al-zaman, p. 37)
Akan
datang tangis peperangan di bulan Syawal dengan pecahnya perang, pembantaian,
dan pembunuhan di bulan Dzulhijjah. Jamaah haji dijarah di bulan ini,
jalan-jalan tidak dapat dilewati karena genangan darah, dan larangan agama
dilanggar. Dosa besar telah dilakukan di sisi Rumah Penuh Berkah (Al Ka’bah).
(Al-Muttaqi al-Hindi, Al-Burhan fi Alamat al-Mahdi Akhir al-zaman, h. 37)
Hadits ini menarik perhatian kita pada insiden yang akan
terjadi di dekat Ka’bah. Insiden selama tahun 1407 Hijriyah sebenarnya terjadi
dekat Ka’bah, dan bukan di dalamnya, yang berbeda dengan peristiwa tahun 1400
Hijriyah. Kedua insiden ini terjadi tepat seperti yang dimaksudkan oleh
hadits-hadits tersebut.
Terlihatnya api di
Timur
Di
bagian lain dari tanda-tanda munculnya Al Mahdi,, buku Ikdidduerer menyatakan:
”Munculnya sebuah kebakaran besar yang terlihat di Timur hingga mencapai langit
selama tiga malam. Terlihatnya warna merah yang besar tidak semerah warna fajar
lazimnya, dan merebak di atas horison. (Al-Muttaqi al-Hindi, Al-Burhan fi
Alamat al-Mahdi Akhir al-zaman, h. 32)
Sebuah
kebakaran besar akan terjadi di Timur selama 3 atau 7 hari dalam sebuah
rentetan yang diikuti dengan kegelapan di langit dan warna kemerahan baru yang
tidak seperti warna merah biasa yang menyebar di atas langit. Sebuah pernyataan
akan didengar dalam sebuah bahasa yang dapat dipahami bumi. (Allamah Muhaqqiq
Ash-Sharif Muhammad ibn 'Abd al-Rasul, Al-Isaatu li Asrat'is-saat, h. 166)
Aku
bersumpah bahwa sebuah api besar akan mengurungmu. Api itu sekarang dalam
keadaan padam di lembah yang disebut Berehut. Api itu menelan orang-orang
dengan rasa sakit yang pedih di dalamnya, membakarnya, dan menghancurkan jiwa
dan harta, dan menyebar ke seluruh dunia dengan terbang seperti awan melalui
bantuan angin. Panasnya di malam hari lebih tinggi daripada suhu siang hari.
Dengan berjalan hingga sedalam pusat bumi dari kepala-kepala manusia, api itu
menjadi sebuah keributan besar, tepat seperti kilat antara bumi dan langit,
demikian beliau bersabda. (Mukhtasar Tazkirah Qurtubi)
Penjelasan singkat tentang api ini, sebuah tanda kedatangan
Al Mahdi adalah sebagai berikut:
Pada bulan Juli 1991, setelah invasi Irak ke Kuwait, sebuah
kebakaran besar menyebar melintasi Kuwait dan Teluk Persia setelah pasukan Irak
membakar sumur-sumur minyak Kuwait.
Selain itu, bagian pertama hadits ini mengatakan bahwa api
itu berada ‘dalam keadaan padam.’ Oleh karena itu, api itu disebabkan oleh
dibakarnya suatu zat yang mudah terbakar. Yang menunggu dalam keadaan padam
bukanlah api itu sendiri, melainkan bahan yang akan dibakar oleh api tersebut.
Dalam hal ini, zat tersebut berarti minyak bumi di bawah
tanah. Berehut adalah nama sebuah sumur – sebuah sumur minyak bumi. Ketika
waktu itu datang, minyak bumi yang dikeluarkan dari sumur-sumur itu akan
menjadi api yang siap untuk dibakar.
Sebuah tanda dari
matahari
Dia
(Al Mahdi) tidak akan datang, kecuali ada sebuah tanda muncul dari matahari.
(Ibn Hajar al-Haythami, Al-Qawl al-Mukhtasar fi `Alamat al-Mahdi al-Muntazar,
h. 47)
Al Mahdi tidak akan datang, kecuali terbitnya matahari
sebagai suatu pertanda. (Al-Muttaqi al-Hindi, Al-Burhan fi Alamat al-Mahdi
Akhir al-zaman, h. 33)
Ledakan besar yang terdeteksi di matahari selama abad kedua
puluh dapat merupakan tanda ini.
Selain itu, pada tanggal 11 Agustus 1999, gerhana matahari
adalah gerhana terakhir abad kedua puluh. Gerhana ini adalah gerhana pertama
yang dapat dilihat oleh begitu banyak orang dan dapat dipelajari dalam jangka
waktu yang begitu panjang.
Membangun Kembali
Tempat-tempat yang Telah Hancur
Pembangunan
kembali tempat-tempat yang hancur di dunia dan reruntuhan bangunan-bangunan adalah
tanda dan petunjuk penting Hari Kiamat (Ismail Mutlu, Kıyamet Alametleri,
(Signs of the Last Day), Mutlu Publications, Istanbul, 1999, hal.138).
Berbagai hadits
meriwayatkan bahwa Al Qur’an
berbicara tentang Al
Mahdi
Al
Mahdi akan memerintah bumi, tepat seperti Dzulqarnain dan Sulaiman (Ibn Hajar
al-Haythami, Al-Qawl al-Mukhtasar fi ‘Alamat al-Mahdi al-Muntazar, h. 29).
Ashabul
Kahfi akan menjadi para penolong Al Mahdi (Al-Muttaqi al-Hindi, Al-Burhan fi
Alamat al-Mahdi Akhir al-zaman, hal. 59).
Jumlah
penolong Al Mahdi akan sama banyaknya seperti orang yang melintasi sungai
bersama Thalut (Al-Muttaqi al-Hindi, Al-Burhan fi Alamat al-Mahdi Akhir
al-Zaman, hal. 57).
MASA KEEMASAN
Rasulullah SAW menggambarkan
Hari Akhir
dengan sifat-sifat
surgawinya
Banyak hadits menunjukkan adanya sebuah kurun waktu ketika
nilai-nilai Al Qur'an akan meliputi bumi ini. Periode ini yang dikenal sebagai
Masa Keemasan, akan berlangsung selama lebih dari setengah abad, dan dalam
banyak hal akan menyerupai 'Masa yang Penuh Berkah” selama masa Rasulullah SAW.
Menurut satu hadits, manusia akan begitu puas sehingga mereka
akan menghabiskan hari-hari mereka tanpa sadar bahwa waktu terus berlalu dan
hari berganti hari. Mereka akan berdoa kepada Allah untuk memperpanjang hidup
mereka agar dapat menerima lebih banyak berkah dari kemuliaan ini. Hadits Nabi
lainnya menyatakan bahwa:
Orang
muda berkeinginan agar mereka cepat dewasa, sementara orang dewasa berkeinginan
akan tetap muda ... Kebaikan bahkan akan menjadi semakin baik, dan bahkan
orang-orang jahat pun diperlakukan dengan baik (Al-Mutaqi al-Hindi, Al-Burhan
fi Alamat al-Mahdi Akhir al-Zaman, hal. 59).
Berlimpah materi
Banyak hadits mengungkapkan bahwa akan ada hasil panen
tanaman dan barang-barang akan melimpah secara tak terduga, dan semuanya
didistribusikan tanpa diukur.
Selama
kurun waktu ini, umatku akan menuju kehidupan yang tenteram dan nyaman, yang
tidak pernah dikenal sebelumnya. (Tanah ini) akan mengeluarkan hasil panen dan
tidak akan menariknya kembali... (HR Ibnu Majah)
Pada
hari akhir akan ada seorang khalifah yang akan menyalurkan kekayaan tanpa
menghitungnya (HR Muslim).
Penduduk
langit dan bumi akan puas dengan pemerintahannya dan semacam tanaman akan
ditumbuhkan oleh bumi, sehingga yang hidup akan menginginkan agar yang mati
dapat kembali dihidupkan (At Tabrani dan Abu Nu’aym).
Tanah
ini akan kembali seperti nampan emas yang menumbuhkan tumbuh-tumbuhan... (Ibn
Majah)
Kemajuan teknologi akan memberikan kelimpahan
materi di Masa Keemasan
Manusia
akan menuai 700 takaran gandum untuk setiap kali mereka menabur.... Manusia
akan menyebar beberapa genggam bibit dan menuai 700 genggaman (hasil panen)....
Walaupun banyak hujan turun, tidak satu pun akan sia-sia. (Ibn Hajar
al-Haythami, Al-Qawl al-Mukhtasar fi `Alamat al-Mahdi al-Muntazar, hal. 24)
Maksud hadits adalah peningkatan produksi pertanian yang akan
terjadi di Hari Akhir dengan beralih menuju pertanian modern, berkembangnya
teknik pertanian baru, yang memperbaiki persediaan bibit pertanian dan yang
menggunakan air hujan secara lebih efisien dengan membangun bangunan-bangunan
dan danau-danau buatan baru.
Biaya hidup yang tinggi
dan kemiskinan akan berakhir
Karena Masa Keemasan akan merupakan sebuah masa kemakmuran
dan kekayaan melimpah, seluruh manusia akan menerima lebih daripada yang mereka
minta. Tidak ada yang akan diukur atau dihitung.
Rasulullah SAW berkata bahwa umatnya akan hidup dalam berkah,
khususnya selama Hari-hari Akhir:
Suatu
masa akan datang ketika seorang manusia dengan kekayaan emas di tangannya
berjalan dan tidak menemukan seorang pun yang mau menerima sedekah itu
(Mukhtasar Tazkirah Qurtubi).
Kemudian
umatku akan dirahmati, jumlah binatang akan meningkat dan tanah, akan
menghasilkan berbagai buah-buahan (Ibn Hajar al-Haythami, Al-Qawl al-Mukhtasar
fi `Alamat al-Mahdi al-Muntazar, hal. 26).
Pasti,
harta benda akan melimpah, mengalir seperti air. Tetapi tidak seorang pun akan
(membungkuk) untuk mengambilnya. (Mukhtasar Tazkirah Qurtubi)
Agama akan dikembalikan
ke keadaan semula
Berita lain yang diungkapkan melalui kitab hadits berkenaan
dengan Hari akhir adalah bahwa agama sejati tidak lagi disalahpahami. Di Masa
Keemasan, seluruh salah paham bid'ah yang memasuki Islam setelah Rasulullah SAW
akan dihancurkan, dan agama ini akan diperbarui. Tepat seperti di masa
Rasulullah SAW, ketentuan-ketentuan agama akan dipenuhi.
Setelah wafatnya Rasulullah SAW dan
sahabat-Nya, sejarah mencatat bahwa berbagai bid’ah dan bentuk ibadah yang
tidak pernah disampaikan telah memasuki agama Islam, dan tidak terhitung hadits
dan pendapat, sebagian besar sampai kepada kita saat ini, dipalsukan dan
disebut sebagai berasal dari Rasulullah SAW. Walaupun upaya terbaik Muslimin
sejati telah dilakukan untuk menghapus pemalsuan itu, masih banyak perbuatan
yang dilakukan atas nama Islam saat ini justru tidak didasarkan pada Al Qur’an.
Karena Al Qur’an adalah satu-satunya sumber yang dapat
membedakan antara perbuatan yang benar dan yang salah, hanya petunjuknya saja
yang dapat memperlihatkan dan menghapus bid’ah ini. Dengan cara ini, agama yang
benar akan muncul kembali.
Di Hari Akhir, Allah akan mengembalikan
agama ini ke keadaan semula dan menjadikan akhlak Al Qur’an mengemuka. Ketika
masa ini datang, Dia akan mencabut seluruh penyimpangan yang menghalangi
orang-orang dari hidup berdasarkan agama-Nya dan akan menjernihkan Islam dari
seluruh bid’ah, kepercayaan yang palsu, dan bentuk peribadatan yang tidak
benar.
TANDA-TANDA HARI AKHIR
DARI SURAT
AL KAHFI
Nabi Muhammad SAW menggarisbawahi surat
ini.
Banyak hadits nabi menghubungkan Surat Al Kahfi dengan Hari
Akhir. Sebagian hal ini disampaikan di bawah ini:
Diriwayatkan oleh An-Nawwas ibn Sam’an:
‘Dia, yang hidup dan melihatnya (Dajjal) harus
membacakan di depannya ayat-ayat pembukaan Surat Al Kahfi. (HR Muslim)
Diriwayatkan oleh Abu Umamah al-Bahili:
Barangsiapa
memasuki nerakanya (Dajjal), mintalah pertolongan Allah dan bacakan ayat
pembukaan Surat
Al Kahfi, dan hal ini akan mendinginkan dan mendamaikannya, seperti api menjadi
dingin terhadap Ibrahim. (HR Ibnu Katsir)
Tanda-tanda dan rahasia
Hari Akhir
Satu alasan mengapa Rasulullah SAW menganjurkan orang-orang
beriman membaca Surat Al Kahfi adalah karena surat ini berisi isyarat penting
mengenai Hari Akhir, seperti berbagai hal yang dibutuhkan untuk bertahan dan
memerangi Dajjal, dan gerakan-gerakan anti-agama yang menimbulkan berbagai
kejahatan atas kemanusiaan, yang ingin disebarkan oleh Dajjal ke seluruh dunia.
Surat Al Kahfi ini juga berisi berbagai pelajaran bagi kaum Muslimin. Anjuran
Rasulullah SAW untuk menghapalkan dan membaca surat ini dengan penuh perhatian adalah suatu
isyarat kuat tentang hal ini. Seperti kita akan lihat di seluruh bab ini,
pengalaman Ashabul Kahfi yang tinggal di sebuah masyarakat yang kafir, pelajaran
bahwa Musa AS belajar dari Khidr, dan pemerintahan di atas dunia yang didirikan
oleh Dzulqarnain AS agar dapat menyebarkan nilai-nilai Islam, adalah
perkara-perkara yang perlu direnungkan oleh orang-orang beriman.
Keadaan Ashabul Kahfi
yang luar biasa
Atau kamu mengira bahwa orang-orang yang mendiami gua dan
(yang mempunyai) raqim itu, mereka termasuk tanda-tanda kekuasaan Kami yang
mengherankan? (Ingatlah) tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat berlindung ke
dalam gua lalu, mereka berdoa, “Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami
dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami
(ini)” (QS Al Kahfi: 9-10).
Kedua ayat ini menyinggung keadaan para pemuda yang luar
biasa itu. Dari cerita tersebut, kita melihat pengalaman mereka sebagai sesuatu
yang gaib dan tidak lazim. Seluruh kehidupan mereka penuh dengan kejadian yang
menakjubkan. Keadaan ini merupakan pokok permasalahan hadits Nabi SAW yang
menghubungkan antara tanda-tanda ini dengan Hari Akhir. Ini mengisyaratkan
bahwa orang-orang yang hidup di Masa Akhir dapat mengalami berbagai pengalaman
supernatural.
Ayat kesepuluh menjelaskan kepada kita bahwa para pemuda
tersebut mencari tempat perlindungan di gua dari pemerintahan zalim yang tengah
berkuasa. Pemerintahan tersebut menyebabkan mereka tidak mungkin mengungkapkan
pandangan mereka, menjelaskan kebenaran, dan menyerukan agama Allah. Oleh
karena itu, mereka menjauhkan diri mereka dari masyarakat.
Akan tetapi, hal ini seharusnya tidak dipahami sebagai kurun
waktu tanpa kerja yang jauh dari masyarakat, karena mereka mengungsi ke sana sambil memohon
rahmat dan bantuan Allah. Mereka juga berupaya memperbaiki dan mengembangkan
diri mereka sendiri. Kaum Muslimin di Hari Akhir yang berada di bawah rezim
yang menindas akan menyembunyikan diri dan berharap kepada Allah untuk
memberikan rahmat-Nya atas mereka, dan juga memudahkan kehidupan dan perjuangan
mereka atas gerakan-gerakan anti-agama.
Tersembunyinya mereka
selama beberapa waktu
Maka Kami tutup telinga mereka beberapa tahun dalam gua itu,
kemudian Kami bangunkan mereka, agar Kami mengetahui manakah di antara kedua
golongan itu yang lebih tepat dalam menghitung berapa lamanya mereka tinggal
(dalam gua itu) (QS Al Kahfi: 11-12)
Alasan ditidurkannya Ashabul Kahfi
adalah penyerahan diri terhadap takdir dan kedamaian, karena Allah, Yang telah
menciptakan alam semesta tanpa sia-sia, mengatur segala sesuatu de,o
kemaslahatan umat Islam. Di masa kini, sebagian umat Islam telah mengambil
pendirian yang sama secara spiritual. Dengan cara ini, mereka tidak
disimpangkan oleh paham materialis yang berupaya menjauhkan masyarakat dari
iman mereka, dan juga tidak tersentuh oleh kekerasan yang diarahkan oleh
paham-paham ini. Oleh karena itu, mereka dapat terus hidup menurut Al Qur'an
tanpa dipengaruhi oleh kehancuran akhlak, kekejaman, dan kekacauan yang ada di
sekitarnya. Ashabul Kahfi tetap tersembunyi selama beberapa waktu dan Allah
membangkitkan mereka pada waktu yang ditentukan-Nya.
Mereka memproklamirkan
agama Allah kepada masyarakat
Kaum kami ini telah menjadikan selain Dia sebagai tuhan-tuhan
(untuk disembah). Mengapa mereka tidak mengemukakan alasan yang terang (tentang
kepercayaan mereka?) Siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang
mengada-adakan kebohongan terhadap Allah?
Seperti yang
dinyatakan oleh ayat ini, kelompok ini menyeru orang-orang musyrik agar kembali
ke agama yang benar, mengajak mereka menuju agama Allah, meminta mereka agar
berhenti mempersekutukan Allah dengan yang lain, dan meminta mereka mengajukan
bukti-bukti atas penolakan mereka tersebut. Ketika mereka tidak dapat melakukan
ini, Ashabul Kahfi menyatakan bahwa orang-orang musyrik dari masyarakat mereka
sebagai para pembohong dan pemfitnah.
Saat ini, kaum Muslimin juga menuntut pembuktian dari mereka
yang menyembah selain Allah. Di Hari Akhir, akan ada kepercayaan yang
mendewakan materi dan kesempatan: Darwinisme.
Darwinisme menyatakan bahwa alam semesta tidak bertujuan,
terjadi begitu saja, dan hanya anggota-anggota alam yang paling menyesuaikan
dirilah yang dapat bertahan hidup. Sistem anti-agama ini didasarkan pada
konflik dan kekerasan. Jelas, “pernyataan kebetulan acak” yang bertanggung
jawab atas segala sesuatu ini tidak lebih dari tindakan fitnah oleh para
pengikut Darwinis atas Allah Yang Maha Kuasa yang telah menciptakan segala
sesuatu yang ada.
Mereka menjauh
sepenuhnya dari pandangan
musyrik di sekitar
mereka
Dan apabila kamu meninggalkan mereka dan apa yang mereka
sembah selain Allah, maka carilah tempat berlindung ke dalam gua itu, niscaya
Tuhanmu akan melimpahkan sebagian rahmat-Nya kepadamu dan menyediakan sesuatu
yang berguna bagimu dalam urusanmu (QS Al Kahfi: 16).
Karena penindasan orang-orang musyrik, Ashabul Kahfi
merasakan perlunya pemisahan secara menyeluruh. Oleh karena itu, mereka
memutuskan seluruh hubungan dengan orang-orang musyrik dengan mengungsi ke gua.
Selama masa itu, rahmat Allah turun kepada mereka dan Dia memudahkan segala
sesuatu bagi mereka. Hal yang paling penting dari pertolongan dan dukungan-Nya
adalah menghindarkan mereka dari pengaruh buruk orang-orang tak beriman.
Mereka menyembunyikan
diri
Sesungguhnya jika mereka dapat mengetahui tempatmu, niscaya
mereka akan melemparmu dengan batu, atau memaksamu kembali kepada agama mereka,
dan jika demikian niscaya kamu tidak akan beruntung selama-lamanya (QS Al
Kahfi: 20).
‘Mereka akan
melemparmu’ menjelaskan sebuah bentuk teror. Watak dasar ini dengan jelas
terlihat saat ini pada orang-orang yang berada di bawah pengaruh paham-paham
anti-agama. Misalnya, para teroris yang menganut paham komunisme dikendalikan
oleh permusuhan mereka pada negara, dengan melempar batu-batu dan menyerang
pejabatnya, maupun polisi. Serangan-serangan ini bertujuan untuk melemahkan dan
melemahkan semangat mereka, sehingga kaum komunis dapat mewujudkan ide-ide
anti-agama mereka dan mendirikan kekuasaan mereka di atas kekacauan dan
pertentangan di negara tersebut.
Oleh karena itu, sangat mendasar bagi orang-orang yang hidup
di Hari Akhir untuk melepaskan diri dari paham-paham yang berlumur darah dan
kerusakan, yang tidak membawa apa pun selain kejahatan pada dunia, tidak
berpihak pada orang-orang yang bersekongkol, dan tidak dipengaruhi oleh bujuk
rayu paham-paham anti-agama atau hasutan mereka.
Hanya Allah dan
segelintir orang yang mengetahui jumlah mereka
Nanti (ada orang yang akan) mengatakan (jumlah mereka) adalah
tiga, orang yang keempat adalah anjingnya, dan (yang lain) mengatakan, “(Jumlah
mereka) adalah lima
orang, yang keenam adalah anjingnya,” sebagai terkaan terhadap barang yang
gaib; dan (yang lain) mengatakan, “(Jumlah mereka) tujuh orang, yang kedelapan
adalah anjingnya.” Katakanlah, “Tuhanku lebih mengetahui jumlah mereka; tidak
ada orang yang mengetahui (bilangan) mereka, kecuali sedikit.” Karena itu
janganlah kamu (Muhammad) bertengkar tentang hal mereka, kecuali pertengkaran
lahir saja, dan jangan kamu menanyakan tentang mereka (pemuda-pemuda itu)
kepada seorang pun di antara mereka. (QS Al Kahfi: 22)
‘Yang mengetahui mereka hanya sedikit’ juga menunjukkan bahwa
hanya segelintir orang yang memiliki pengetahuan ini. Misalnya, salah satunya
bisa jadi Khidr, yang kemampuannya yang menakjubkan akan kita bahas secara
singkat. Juga mungkin murid-muridnyalah yang memiliki pengetahuan ini, dengan
kehendak dan wahyu Allah. Al Qur’an menyebutkan bahwa Allah memfirmankan
sebagian hal gaib kepada Rasul-rasul-Nya.
Perjalanan Nabi Musa AS
dan muridnya ke
‘tempat bertemunya dua
laut’
Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada muridnya, “Aku
tidak akan berhenti (berjalan) sebelum sampai ke pertemuan dua buah lautan;
atau aku akan berjalan sampai bertahun-tahun.” (QS Al Kahfi: 60)
Di sini ‘murid’ menunjukkan bahwa ketika melakukan sesuatu,
kita seharusnya mencari bantuan dari orang-orang muda dan bekerja sama dengan
mereka.
Orang-orang muda harus dimotivasi untuk menggunakan energi,
gairah, kekuatan, ambisi, dan semangat mereka untuk perbuatan yang terbaik
untuk meraih rahmat Allah. Beberapa ayat berbicara tentang pemuda, dan ayat
berikutnya menyatakan bahwa hanya beberapa pemuda dari bangsanya yang beriman
kepada Musa AS :
Maka tidak ada yang beriman kepada Musa, melainkan
pemuda-pemuda dari kaumnya (Musa) dalam keadaan takut bahwa Fir’aun dan
pemuka-pemuka kaumnya akan menyiksa mereka. Sesungguhnya Fir’aun itu berbuat
sewenang-wenang di muka bumi. Dan sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang
melampaui batas (QS Yunus: 83).
Ayat keenam belas Surat Al Kahfi menyebutkan titik pertemuan
yang menjadi tujuan perjalanan Nabi Musa
AS. Musa AS
mengetahui akan bertemu dengan seseorang, dan dia mengetahui akan terjadi di
‘tempat pertemuan dua laut.’ Tempat ini bisa berada di tempat mana pun di
permukaan bumi yang sesuai dengan gambaran ini.
Nabi Musa AS bertemu Khidr AS yang diberkati
dan dirahmati-Nya
Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara
hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan
yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami. (QS Al Kahfi: 65)
Allah itu Maha Pengasih, Maha Pemurah, dan Maha Penyayang
kepada hamba-hambat-Nya. Musa
AS berangkat untuk bertemu Khidr AS ,
seseorang yang telah diberi rahmat oleh Allah. Oleh karena itu, sifat-sifat
Maha Pengasih dan Maha Penyayang Allah tercermin padanya. Sifat Allah tersebut
telah memungkinkan dirinya menerima pengetahuan yang lebih dari Allah dan
menjadi salah satu hamba pilihan-Nya.
Mereka akan bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Dzulqarnain.
Katakanlah: “Aku akan bacakan kepadamu cerita tentangnya.” (QS Al Kahfi: 83)
Di sepanjang
sejarah, kebanyakan ilmuwan telah menafsirkan cerita Dzulkarnain dengan
berbagai cara. Ayat ini mengatakan Dzulkarnain diturunkan untuk mengingatkan
kaum Muslimin dan terkait dengan wahyu yang memiliki makna dan alasan
tersembunyi.
Sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepadanya di (muka)
bumi, dan Kami telah memberikan kepadanya jalan (untuk mencapai) segala
sesuatu, maka dia pun menempuh suatu jalan (QS Al Kahfi: 84-85).
Dari ayat-ayat ini, kita memahami bahwa negara Dzulkarnain
jauh dari berbagai masalah. Dengan kata lain, kekuasaannya solid, rasional, dan
kuat.
‘Kami telah memberikan
kepadanya jalan (untuk mencapai) segala sesuatu’ mengisyaratkan bahwa Dzulkarnain AS
diberikan kemampuan untuk memecahkan setiap masalah. Dengan kata lain, dia
seorang Muslim yang sangat cerdas, bijak, dan cermat. Dengan semua kelebihan
yang diberikan Allah ini, dia memecahkan seluruh masalah rumit dengan cepat dan
memecahkan hambatan-hambatan.
Berkata Dzulqarnain, “Adapun orang yang aniaya, maka kami
kelak akan mengazabnya, kemudian dia dikembalikan kepada Tuhannya, lalu Tuhan
mengazabnya dengan azab yang tidak ada taranya. Adapun orang-orang yang beriman
dan beramal saleh, maka baginya pahala yang terbaik sebagai balasan, dan akan
kami titahkan kepadanya (perintah) yang mudah dari perintah-perintah Kami.” (QS
Al Kahfi: 87-88)
Ketika Dzulqarnain as berbicara, dia mengingatkan rakyatnya
tentang Allah dan hari akhirat. Dia berbicara sebagai seorang Muslim. Dari
pernyataan yang digunakan di ayat ini, kita memahami dia seorang pemimpin
Muslim yang memerintah sebuah bangsa Muslim.
Dzulqarnain AS
membantu manusia
Mereka berkata, “Hai Dzulqarnain, sesungguhnya Ya’juj dan
Ma’juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami
memberikan suatu pembayaran kepadamu supaya kamu membuat dinding antara
mereka?” (QS Al Kahfi: 94)
Karena penyimpangan Ya’juj dan Ma’juj, orang-orang yang sedang
menghadapi masalah mencari bantuan Dzulqarnain
AS dan menawarkan imbalan
kepadanya. Dari ayat ini, kita memahami Dzulqarnain
AS tidaklah mewakili seseorang;
sebaliknya, dia memimpin sebuah bangsa. Tepat seperti Sulaiman as, dia
memerintah sebuah bangsa dan tentara.
Ayat ini
menunjukkan bahwa dia pasti memiliki tim ahli bangunan dan insinyur sipil. Dari
permohonan orang-orang tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa Dzulqarnain AS
tertarik dan punya pengetahuan tentang bangunan dan teknik sipil. Dia bahkan
termasyur karena keahlian dalam bidang ini. Oleh karena itu, bangsa-bangsa lain
meminta bantuannya. Seluruh faktor ini memperlihatkan besar dan kekuatan
bangsanya.
Cerita Dzulqarnain AS menunjukkan bahwa di Hari Akhir, tepat
seperti masa kita sendiri, nilai-nilai Islam akan menguasai dunia ini.
Kemungkinan lain adalah bahwa cerita ini mengungkapkan
berbagai peristiwa yang akan terjadi di masa depan.
Di sisi Allah, seluruh waktu adalah satu. Masa depan, masa
lalu, dan masa sekarang terjadi seluruhnya sekaligus. Di sejumlah ayat,
berbagai peristiwa Hari Pembalasan di neraka dan surga diceritakan seolah-olah
telah terjadi. Ayat berikut ini adalah contoh seperti itu:
Dan ditiupkan sangkakala, maka matilah siapa yang di langit
dan di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala
itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya
masing-masing). Dan terang-benderanglah bumi (Padang Mahsyar) dengan cahaya (keadilan)
Tuhannya; dan diberikanlah buku (perhitungan perbuatan masing-masing), dan
didatangkanlah para nabi dan saksi-saksi, dan diberi keputusan di antara mereka
dengan adil, sedang mereka tidak dirugikan (QS Az Zumar: 68-69).
Berbagai peristiwa yang dijelaskan dalam ayat ini disampaikan
seolah-olah hal itu sudah terjadi, walaupun bagi kita, hal itu adalah
peristiwa-peristiwa di masa depan yang belum terjadi. Oleh karena itu, ada
kemungkinan bahwa cerita Dzulqarnain
AS berasal dari masa depan, yang
diceritakan kepada kita dengan menggunakan kerangka waktu masa lalu.
Ayat kedelapan puluh empat mengatakan: “...‘Kami telah memberikan kepadanya jalan (untuk mencapai) segala
sesuatu’. Hal ini mungkin menunjukkan bahwa Dzulqarnain AS
akan berkuasa di dunia di masa depan.
Pada masa sekarang, seorang pemimpin atau bangsa yang
mempunyai kekuasaan superpower di
dunia harus memiliki teknologi komunikasi dan kekuataan umum. Karena seorang
pemimpin tidak dapat mengendalikan seluruh hal sendiri, kita dapat mengangap
bahwa dia berada di sebuah ibu kota
dan mengendalikan wilayah lainnya melalui satelit dan alat-alat komunikasi
lainnya. Seperti disebutkan dalam ayat kesembilan puluh lima , 'Dzulqarnain berkata: 'Apa yang telah dikuasakan oleh Tuhanku
kepadaku terhadapnya adalah lebih baik," kemungkinan besar kekuasaan
Dzulqarnain AS itu stabil dan kokoh. Apabila kita memperhatikan kisah ini dari
sudut pandang ini, kita akan menyadari bahwa setiap ayat dapat mengungkapkan
sebuah pesan yang berbeda. Misalnya, Dzulqarnaen
AS pertama-tama pergi pertama ke
Barat, kemudian ke Timur dan kemudian kembali lagi. Ayat-ayat ini dapat berarti
bahwa dia berkomunikasi dengan wilayah yang berbeda dengan mengubah saluran
komunikasi yang dipancarkan dari satelit-satelit. Ayat-ayat ini berbicara
terus-menerus tentang kata 'menemukan.' Dzulqarnain AS 'menemukan' sebuah
masyarakat dekat ‘laut berlumpur’, dia 'menemukan' sebuah masyarakat di Timur
yang tidak memiliki pemahaman. Tindakan 'menemukan' ini terjadi melalui proses
mencari dan hal ini bisa jadi merupakan sebuah hasil temuan yang didasarkan
pada pengamatan saluran satelit.
Ayat-ayat ini mengatakan bahwa orang-orang di Timur tidak
memiliki perlindungan dari matahari. Apabila kita merenungkan informasi ini
dari sudut pandang teknologi komunikasi, ada dua pesan yang mungkin di sini.
Hal yang tersirat di sini bisa dua hal. Pertama, Dzulqarnain AS
dapat menyaksikan atau mengumpulkan informasi intelijen melalui satelit dari
berbagai wilayah (Allah-lah Yang Maha Tahu). Atau, dia melakukannya melalui
teknologi inframerah yang digunakan di berbagai wilayah dewasa ini.
Kamera-kamera inframerah digunakan dalam bidang kedokteran, patologi kriminal,
meteorologi, kriminologi, intelijen, industri, dan bidang lainnya.
Kamera-kamera ini juga dapat mengamati tubuh manusia secara mendalam.
Apabila Dzulqarnain AS ingin berbicara dengan sebuah bangsa,
dia dapat melakukan hal itu melalui satelit dan pemancar televisi. Ini
memungkinkannya belajar tentang berbagai hal yang dibutuhkan dan dikeluhkan
rakyat tanpa melihat di mana mereka tinggal, dan kemudian mengatur
wilayah-wilayah itu.
Persekongkolan Ya’juj dan Ma’juj dapat merupakan tindakan
teror pada umumnya, atau kekacauan, atau bahkan dilakukan melalui pemancar
komunikasi. Misalnya, persekongkolan itu dapat berupa gangguan atas
pemancar-pemancar lainnya untuk menyiarkan persekongkolan tersebut. Dzulqarnain AS
dapat mencegah pemancar dan persekongkolan seperti ini. Misalnya, dia dapat
menggunakan tembaga dan besi yang disebutkan di ayat ini untuk menciptakan
sebuah medan
elektromagnetik dan mengganggu siaran radio dan televisi tersebut. Transformer
yang dibuat dengan menggulung kabel-kabel tembaga di seluruh inti baja adalah
salah satu sumber medan
elektromagnetik. Sebuah medan
elektromagnetik yang kuat dapat mengganggu siaran radio dan televisi.
Kemungkinan lain adalah berupa sebuah piringan satelit massal
raksasa. Tujuan begitu besarnya piringan satelit itu adalah mengalahkan sistem
pengganggu global Ya’juj dan Ma’juj. Permukaan piringan-piringan ini biasanya
terdiri dari aluminium yang lebih ringan dan murah, yang bukan merupakan bahan
ideal untuk dapat bekerja baik. Tembaga adalah sebuah konduktor yang jauh lebih
baik, dan mungkin lebih disukai karena alasan ini. Akan tetapi, menutupi
piringan raksasa ini dengan lembaran tembaga adalah suatu hal yang mustahil.
Sebaliknya, memplat piringan itu dengan tembaga campuran akan menghasilkan
piringan satelit dengan permukaan yang paling halus dan kinerja yang paling
tinggi.
Dinding atau penghambat yang diciptakan melalui siaran yang
saling bersaing atau menciptakan sebuah medan
magnetik dapat diistilahkan sebagai sebuah ‘hambatan tidak terlihat.’ Sejumlah
ilmuwan membaca kata ‘saddayn’ di
ayat kesembilan puluh tiga sebagai ‘suddayn,’
dan ‘sadd’ di ayat berikutnya sebagai
‘sudd.’ Dalam kata pertama, maknanya
bisa menjadi ‘hambatan terlihat’; di bagian kedua, berarti sebuah ‘hambatan
tidak terlihat’ (Allah-lah Yang Maha Tahu).
‘Maka mereka tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula)
melubanginya,’ seperti dinyatakan di ayat sembilan puluh tujuh, bisa jadi
menyebutkan ke hal ini karena Ya’juj dan Ma’juj berupaya mengatasi atau
mengambat siaran pemancar ini. Secara mengesankan, bentuk arus yang digunakan
stasiun pembajak yang melakukan siaran dalam bentuk gangguan atas siaran
lainnya adalah ‘menangkis pancaran.’
Tentang pernyataan ‘hampir tidak dapat memahami pembicaraan’
dalam hal ini dapat berarti bahwa siaran satelit ini kadang-kadang tidak
dipahami oleh sebagian orang. Ketika siaran itu terganggu, maka orang-orang itu
tidak dapat memahami; tetapi ketika siaran kembali normal, mereka dapat
memahami lagi (Allah Maha Mengetahui).
Ungkapan ‘laut
berlumpur hitam’ di ayat kedelapan puluh enam juga menarik karena melihat
matahari terbenam di layar televisi tepat seperti melihat matahari yang
tenggelam di dalam laut. Warna-warni di layar berubah ketika matahari tenggelam
di atas laut, ini terlihat berwarna keabu-abuan di layar televisi. Oleh karena
itu, bagi orang-orang yang melihat hal ini, pemandangan terlihat seolah-olah
tenggelam di dalam lautan berlumpur hitam. Ungkapan ‘aynin hami’e’ yang terdiri dari ‘ayn’ (mata air’ dan ‘hami’
(lumpur) dapat berarti pandangan yang kurang jelas ini.
Selain itu, hubungannya dengan Timur dan Barat dapat
menunjukkan bahwa dia berhubungan dengan berbagai belahan dunia ini. Ketika
matahari terbit di satu belahan dunia, maka matahari justru terbenam di belahan
dunia lainnya.
NILAI NUMERIK (ABJAD) DI SEJUMLAH
AYAT DI SURAT AL KAHFI MENUNJUKKAN
WAKTU YANG SANGAT DEKAT DENGAN
MASA KITA SENDIRI
dan Kami telah meneguhkan hati mereka .... (QS Al Kahfi: 14)
1400 A.H. (Anno Hegirae, kalender Hijriyah) atau
1979 A.D. (Anno Domini, kalendar Masehi)
Dia berkata, ‘Dzulqarnain berkata, “Apa yang telah dikuasakan
oleh Tuhanku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik ...’ (QS Al Kahfi: 95)
1409 A.H., atau1988 A.D. (Tanpa shaddah)
Sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepadanya di (muka)
bumi, dan Kami telah memberikan kepadanya jalan (untuk mencapai) segala sesuatu
.... (QS Al Kahfi: 84)
1440 A.H., atau 2019 A.D. (Dengan shaddah)
Sebuah tanda yang menunjukkan permulaan abad keempat belas
hijriyah dan akhir abad kedua puluh dan permulaan abad dua puluh satu masehi
adalah angka 1980 yang diperoleh dengan mengalikan jumlah Surat Al Kahfi dengan
nomor urutan surat ini.
Bediuzzaman Said Nursi juga acapkali mengisyaratkan bahwa
waktu ini adalah permulaan Hari Akhir. Dia berkata, misalnya:
Thus,
unfair people who do not know this truth say: 'Why did the Companions of the
Prophet with their vigilant hearts and keen sight, who had been taught all the
details of the hereafter, suppose a fact that would occur one thousand four
hundred years later to be close to their century, as though their ideas had
deviated a thousand years from the truth?'9
Oleh karena itu, orang-orang yang kafir yang tidak mengetahui kebenaran
ini berkata, ‘Mengapa para sahabat Nabi yang memiliki hati yang senantiasa
waspada dan pandangan cermat dan telah diajarkan dengan seluruh keterangan hari
akhir, menganggap sebuah kenyataan yang akan terjadi seribu empat ratus tahun
kemudian akan dekat dengan abad mereka, meski gagasan mereka telah menyimpang
ribuan tahun dari kebenaran?’9
Bediuzzaman Said Nursi, dengan
mengatakan ‘1400 tahun setelah’ Sahabat Nabi menunjukkan tahun-tahun sekitar
tahun 1980-an sebagai hari akhir. Perlu dicatat di sini, dia mengatakan 1400,
bukan 1373, 1378, dan bukan 1398. Dengan demikian, hal itu adalah abad keempat belas
Hijriyah.
Surat Al Kahfi berisi berita yang
sangat baik bagi umat Islam. Berita ini, seperti yang disabdakan oleh
Rasulullah SAW, mendekati kurun waktu penuh rahmat di Hari Akhir. Apabila Surat
Al Kahfi dilihat dari sudut pandang ini, surat ini terlihat menunjukkan
tahap-tahap yang berbeda, permulaan, perkembangan, dan kesimpulan Islam di Hari
Akhir yang mencapai puncaknya dalam kekuasaan Islam dan berakhir dengan
kedatangan ‘Isa AS.
NABI SULAIMAN AS
Nabi Sulaiman as dilimpahi kekayaan yang
belum pernah ada sebelumnya
Ia berkata, “Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah
kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang jua pun sesudahku.
Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi (QS Shaad: 35).
Allah menjawab do’anya dengan memberikan anugerah dan
pengetahuan yang besar serta melimpahkan kekuasaan yang besar dan wewenang yang
kuat atas Sulaiman AS. Dalam ayat-ayat yang menceritakan
kehidupannya, berbagai perincian mengenai kekayaan, kewenangan, dan bagaimana
dia menggunakan pengetahuannya telah disampaikan.
Nabi Sulaiman AS berkomunikasi dengan
burung-burung
Allah mengajarkan Nabi Sulaiman AS bahasa burung, dan dia
menggunakan pengetahuan ini untuk membentuk peringkat burung-burung dalam suatu
aturan (QS An Naml: 17). Dia berkomunikasi dengan burung-burung dan mengaturnya
dalam barisan yang tepat menurut pandangannya. Keadaan ini terjadi karena ridha
Allah atas Sulaiman AS.
Dan dia (Sulaiman) berkata, “Hai Manusia, kami telah diberi
pengertian tentang suara burung dan kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya
(semua) in benar-benar suatu kurnia yang nyata” (QS An Naml: 16).
Kita dapat menarik kesimpulan penting dari ayat ini:
- Burung mempunyai sebuah cara khusus untuk berkomunikasi
satu sama lain secara berulang-ulang di luar jangkauan pendengaran manusia.
Nabi Sulaiman AS diberikan sebuah kemampuan khusus yang memungkinkannya
memahami bahasa ini. Hal ini dapat terjadi melalui suatu inovasi teknologi.
- Dengan menggunakan kemampuan ini, dia memberikan perintah
kepada burung-burung sehingga mereka dapat memenuhi keinginannya (Allah-lah
Yang Maha Tahu).
- Dia kadang-kadang menggunakan bahasa burung untuk mengirim
berita dan mengumpulkan data intelijen. Metode ini sangat berhasil.
Pengetahuannya memungkinkannya berkomunikasi dengan negara-negara lain dan
secara efektif memungkinkan wilayah yang jauh berada di dalam jangkauannya
(Allah-lah Yang Maha Tahu).
- Ayat ini dapat mengundang kita memperhatikan kemajuan
teknologi yang akan digunakan di Hari Akhir. Mungkin bukan tentang burung,
melainkan tentang pesawat tanpa awak yang digunakan pada saat ini.
- Hal ini dapat terjadi mungkin karena dia menempatkan
pemancar pada burung untuk mengumpulkan data intelijen mengenai musuh-musuhnya.
Dengan cara ini dia dapat memperoleh baik rekaman suara maupun gambar yang dia
gunakan untuk memerintah bangsanya.
- Dia juga dapat mengendalikan jin dan setan. Seperti
pernyataan dalam Al Qur’an, Allah berfirman, ‘Dan sebagian dari jin ada yang bekerja di hadapannya (di bawah
kekuasaannya) dengan izin Tuhannya’ (QS Saba’: 12), dan ‘Dan Kami telah tundukkan (pula kepada
Sulaiman) segolongan setan-setan yang menyelam (ke dalam laut) untuknya dan
mengerjakan pekerjaan selain itu; dan adalah Kami memelihara mereka itu’
(QS Al Anbiyaa’: 82). Apabila kita berpikir mengenai hal ini, burung-burung
mungkin menjadi simbol pasukan jin.
- Kemungkinan lain
adalah bahwa burung-burung tersebut dipimpin oleh jin. Nabi Sulaiman as dapat
memerintahkan burung-burung untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu dengan
memanfaatkan para jin.
- Allah menurunkan kitab suci manusia Al Qur’an berlaku
hingga Hari Kiamat. Oleh karena itu, berbagai kejadian yang serupa dengan yang
difirmankan tentang Nabi Sulaiman dapat terjadi di Hari Akhir. Ayat-ayat ini
mungkin memperingatkan kepada kita bahwa selama masa ini Allah dapat
menempatkan setan dan jin di punggung atau telinga manusia, atau bahwa manusia
akan menggunakan dan sangat banyak menarik manfaat dari kemajuan teknologi pada
waktu itu. (Allah Maha Tahu)
… maka tersenyumlah (dia) dengan tertawa karena (mendengar)
perkataan semut itu. Dan dia berdoa, “Ya Tuhanku, berilah aku ilham untuk tetap
mensyukuri nikmat Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua
orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan
masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh.”
(QS An Naml: 19)
- Nabi Sulaiman as dapat mendengar pembicaraan semut-semut
dan hal ini dapat menunjukkan adanya teknologi komputer yang maju di hari
akhir.
- Saat ini, Lembah Silikon California dikenal sebagai ibu kota dunia teknologi.
Mereka sangat tertarik dengan informasi Nabi Sulaiman AS berbicara dengan semut
di Lembah Semut. Allah mungkin menunjukkan sebuah teknologi maju yang akan muncul
di Hari Akhir.
- Kemudian, semut dan serangga lainnya digunakan secara
meluas dalam teknologi maju. Proyek-proyek robot yang dikembangkan dengan
mengkaji makhluk-makhluk ini sangat dekat dengan kemajuan dalam berbagai
bidang, termasuk teknologi dan industri pertahanan. Ayat ini dapat mengarahkan
pada kenyataan ini pula.
Anugerah yang relevan dengan Hari Akhir
Kekuasaan Nabi Sulaiman AS dan Dzulqarnain as
atas dunia adalah berita yang baik bagi seluruh umat Islam, karena kisah
ini berisi tanda-tanda penting selama Hari Akhir. Sesungguhnya umat Islam yang
memelihara ketentuan-ketentuan Allah, bekerja keras untuk menyebarkan akhlak
Islam ke seluruh dunia, dan menolak untuk kalah dalam menghadapi kekerasan,
akan muncul di seluruh masa dalam sejarah. Allah akan selalu berada di belakang
mereka dengan bantuan dan pertolongan-Nya. Kedua utusan ini, dengan kemampuan
yang disebutkan di atas (dan tentunya berbagai anugerah lainnya dari Allah),
menjalankan sebuah pemerintahan yang kuat di dunia. Pemerintahan yang sama
tentunya akan berlangsung selama Hari Akhir.
Meluasnya pengaruh akhlak Islam seperti yang penulis tegaskan
di awal, dibahas di hadits-hadits melalui kejadian serupa selama pemerintahan
kedua Rasul Allah tersebut. Sebagian hadits ini adalah sebagai berikut:
Al
Mahdi (orang yang paling benar diberi petunjuk) akan mengatur dunia ini seperti
Nabi Dzulqarnain dan Nabi Sulaiman. (Ibn Hajar al-Haythami, Al-Qawl
al-Mukhtasar fi `Alamat al-Mahdi al-Muntazar, hal. 29)
Keadaan sebelum munculnya Al Mahdi
•
Pada akhir masa, para penguasa ini akan menyebabkan orang-orang-Ku mengalami
penderita yang berat sedemikian rupa sehingga tidak akan ada ketenteraman bagi
umat Islam di mana pun mereka berada. (Al-Muttaqi al-Hindi, Al-Burhan
fi `Alamat al-Mahdi Akhir az-Zaman, hal. 12)
Hadits ini menegaskan bahwa sebelum Al Mahdi datang, mereka
yang tidak mempunyai moral agama dan berperilaku jahat dan tanpa belas kasihan
akan berkuasa di atas beberapa negara Islam. Sebenarnya, beberapa penguasa
Muslim menindas umat Islam dan menyiksa rakyat dengan pemerintahan mereka yang
kejam dan lalim. Di sejumlah negara lain, rakyat mengalami penderitaan karena
para penguasa mereka tidak mempunyai kualitas untuk berkuasa. Umat Islam di
sejumlah negara, khususnya Irak, Libya, Suriah, Somalia, Ethiopia, Afghanistan,
Tunisia, dan Djoubiti, ditindas oleh bangsa sendiri, sehingga mengalami
berbagai kekerasan dan masalah. Umat Islam dihalangi menjalankan agama dan
peribadatan mereka, sedang kesulitan ekonomi membuat kehidupan semakin sulit.
•
Akan ada cobaan seperti malam yang kelam... (HR Abu Daud)
Kata
‘cobaan’ (fitnah) berarti segala sesuatu yang menjauhkan akal dan hati rakyat
dari jalan kebenaran, atau perang, hasutan, kekacauan, ketidaktertiban, dan
pertentangan. Seperti kita ketahui dari hadits ini, cobaan yang dimaksudkan di
dalam hadits ini akan meninggalkan asap dan debu di belakangnya.
Kemudian, cara menjelaskan ‘kegelapan’ di dalam hadits ini,
dapat dilihat sebagai suatu petunjuk bahwa asal-usul kegelapan itu belum jelas,
tidak diharapkan. Dengan mengamati hal ini, kemungkinan besar hadits ini
merujuk pada salah satu serangan teroris paling buruk di dunia, di kota New
York dan Washington di Amerika Serikat pada 11 September 2001.
Oleh karena itu, tindakan teror yang paling menyedihkan yang
menyebabkan meninggal dan luka-lukanya ribuan orang yang tidak berdosa, bisa
jadi merupakan ‘cobaan seperti kelam di malam hari’ yang dikisahkan pada hadits
ini sebagai tanda munculnya Al Mahdi.
• Al
Mahdi hanya akan muncul pada suatu waktu ketika orang-orang mengalami ketakutan
besar dan dipengaruhi oleh gangguan dan perang saudara serta bencana lainnya.
(Diriwayatkan oleh Abu Ja'far Muhammad ibn 'Ali)
Sebagian besar hadits tentang kedatangan Al Mahdi berbicara
mengenai kepastian bahwa kerusuhan, ketidakamanan, dan ketidaktertiban akan
menghantui dunia ini sebelum kedatangannya. Pembantaian, peperangan, dan
pertentangan adalah salah satu sifat utama kurun waktu ini. Selain itu, hadits
ini mengajak kita memperhatikan kenyataan bahwa berbagai pembantaian akan terjadi
di seluruh dunia.
Selama dua perang dunia di abad kedua puluh, sekitar 65 juta
orang diperkirakan terbunuh. Jumlah warga sipil yang terbantai karena alasan
politik selama abad yang sama diperkirakan juga sekitar 180 juta. Hal ini angka
yang sangat luar biasa bila dibandingkan dengan abad-abad sebelumnya.
• Al
Mahdi tidak akan muncul, kecuali jika orang-orang tidak bersalah dibantai, dan
dia akan muncul ketika orang yang berada di bumi dan di langit tidak dapat lagi
menahan pembantaian-pembantaian tersebut... (Ibn Hajar al-Haythami, Al-Qawl
al-Mukhtasar fi `Alamat al-Mahdi al-Muntazar, hal. 37)
Walaupun hadits-hadits mengenai kemunculannya menyebutkan
berbagai pembantaian itu sebagai sesuatu yang biasa terjadi, hadits-hadits itu
juga menegaskan bahwa berbagai pembantaian akan menjadikan orang-orang sipil
sebagai sasarannya. Seperti yang dibahas sebelumnya, hampir seluruh peperangan
saat ini menjadikan rakyat sebagai sasaran. Dengan demikian, orang-orang sipil
dan orang-orang yang tidak berdosa seperti anak-anak, manula, dan wanita
dibantai. Menjadikan orang-orang tanpa pertahanan ini sebagai sasaran adalah
sebab utama terjadinya pembantaian yang lebih menyeluruh, sementara jumlah
orang yang meninggal sebagai akibatnya terus meningkat.
Karena teror menyebarkan ketakutan dan kengerian, kelompok
yang paling sering menjadi sasaran serangan itu acapkali adalah warga sipil
yang tidak bersalah.
•
Penyimpangan yang tidak bisa dijauhi oleh seorang pun akan terjadi, dan
berkembang luas dengan cepat ke tempat lain dari tempat penyimpangan itu
berada. (Ibn Hajar al-Haythami, Al-Qawl al-Mukhtasar fi `Alamat al-Mahdi
al-Muntazar, hal. 21-22)
Istilah ‘fitnah’ juga berarti ‘perang, ketidaktertiban,
pertikaian, perselisihan.’ Oleh karena itu, perang saudara dan peperangan lainnya
serta ketidaktertiban, ‘yang berkembang luas ke tempat lain dari tempat
penyimpangan tersebut berada,’ terus berlanjut tanpa henti di seluruh dunia
selama abad ini. Abad kedua puluh adalah yang paling utama diingat sebagai
‘abad perang.’ Dan abad baru ini dimulai dengan peperangan dan teror yang terus
berlanjut.
•
Allah Yang Maha Kuasa akan mengirim Al Mahdi setelah keputusasaan telah
mencapai titik di saat manusia akan berkata, “Tidak adakah Al Mahdi?” (Nu’aym
ibn Hammad)
Hadits ini memberitahu kita bahwa salah satu tanda Masa
Keemasan adalah keputusasaan manusia yang memohon kedatangan Al Mahdi.
Orang-orang yang bergulat dengan peperangan, kelaparan,
ketidakadilan, wabah, dan segala bentuk kerusakan di Hari Akhir kehilangan
harapan bahwa berbagai bencana itu akan berakhir. Di lain pihak, banyak kaum
Muslimin mulai putus asa bahwa akhlak Islam akan tegak kembali dan yakin bahwa
berbagai kejahatan akan terus berlanjut lebih jauh.
Sesungguhnya di masa kini, kita acapkali melihat contoh orang
seperti ini. Walaupun ada banyak hadits mengenai kedatangan Al Mahdi dan Masa
Keemasan yang ditandai dengan anugerah yang besar, banyak orang meyakini bahwa
periode ini tidak pernah akan datang.
Anggapan ini juga suatu pertanda Hari Akhir. Di masa
keputusasaan, orang-orang akan menikmati Masa Keemasan, berterima kasih pada
rahmat Allah atas manusia.
•
Orang-orang akan hidup makmur hingga sembilan puluh lima tahun, yaitu usaha mereka akan berhasil.
Dalam tahun kesembilan puluh tujuh dan sembilan puluh sembilan, harta milik mereka
akan habis... (Ibn Hajar al-Haythami, Al-Qawl al-Mukhtasar fi `Alamat al-Mahdi
al-Muntazar, h. 54)
Kemungkinan besar
hal ini merujuk ke tahun 1995, sebuah masa ketika orang-orang mempunyai
kehidupan yang relatif baik dan keadaannya tidak begitu sulit. Sesungguhnya
seperti yang dijelaskan di hadits ini, pada tahun ini orang-orang akan
mempunyai penghasilan yang cukup memadai untuk menunjang kehidupan dan memiliki
harta benda. Akan tetapi, tahun 1997 dan 1999 adalah sebuah masa ketika ekonomi
mengalami keterpurukan dan kemiskinan tersebar luas. Di masa ini, harta benda
akan kehilangan nilanya. Peristiwa ini dapat terjadi dengan sangat cepat,
seperti yang terlihat dalam krisis ekonomi yang berkelanjutan di Argentina .
•
Penduduk Mesir dan Syam akan membunuh penguasa mereka dan panglimanya... (Ibn
Hajar al-Haythami, Al-Qawl al-Mukhtasar fi `Alamat al-Mahdi al-Muntazar, hal.
49)
Ketika menelaah sejarah Mesir modern, kita melihat seorang
penguasa terbunuh: Anwar Sadat, yang berkuasa di Mesir selama tahun 1970-1981,
dibunuh oleh lawan-lawan politiknya pada sebuah parade militer di tahun 1981.
Pemimpin Mesir lainnya yang dibunuh termasuk Perdana Menteri Boutros Ghali
(1910) dan Mahmoud Nukrashy Pasha (1948).
Kata ‘Syam’ tidak hanya digunakan untuk Damaskus, karena kata
ini juga berarti ‘kiri’ dan telah lama digunakan untuk menyebut negara-negara
di sebelah kiri Hijaz (tempat kota
Mekah dan Madinah berada). Banyak pemimpin telah terbunuh di wilayah ini, di
antara mereka adalah mantan perdana menteri Suriah Salah al-Deen Beetar (1920),
Droubi Pasha (1921) dan Muhsin al-Barazi (1949), Raja Abdullah dari Jordan
(1951), dan pemimpin Phalangis Lebanon Bshir Gemayel (1982).
•
Orang-orang Syam akan memenjarakan suku-suku Mesir... (Ibn Hajar al-Haytahami,
Al-Qawl al-Mukhtasar fi'alamat al-Mahdi al-Muntazar, hal. 49)
Saat ini, negara-negara di wilayah yang dimaksud di sini
mencakup Israel .
Inilah mengapa hadits ini mungkin menunjukkan peperangan antara Negara Israel dan
Mesir serta invasi ke wilayah Mesir.
•Orang-orang
akan berlomba-lomba membangun bangunan tinggi (HR Bukhari).
Waktu
akan berlalu dengan cepat (HR Bukhari).
Jarak
yang jauh akan ditempuh dalam waktu yang pendek (Musnad).
Hari
Akhir tidak akan datang sebelum waktu semakin pendek, setahun seperti sebulan, sebulan
seperti seminggu, seminggu seperti sehari, sehari seperti sejam, dan sejam
seperti nyala api (HR Tirmidzi).
Abad saat kita hidup menjadi
saksi kemampuan pembangunan pesawat supersonik, dan kemampuan tersebut untuk
melakukan perjalanan dalam beberapa menit yang pernah ditempuh selama
berbulan-bulan, dan dengan sangat nyaman, berkat kereta api dan perbaikan
sarana transportasi lain. Apa yang dimaksudkan hadits ini juga terjadi dalam
bentuk ini.
Komunikasi antarbenua memerlukan waktu berminggu-minggu pada
ratusan tahun yang lalu. Namun, sekarang hal itu dapat dilakukan dalam hitungan
detik, berkat internet dan perbaikan dalam teknologi. Barang yang dulu perlu
waktu berminggu-minggu untuk diantarkan, melalui perjalanan jauh, sekarang
dapat dikirim pada waktu pemberitahuan dibuat. Miliaran buku sekarang dapat
dicetak dalam waktu yang diperlukan untuk menulis sepucuk surat beberapa abad yang lalu. Seperti itu
pula perkembangan teknologi yang lain, yang berarti bahwa kita tidak perlu lagi
membuang waktu yang banyak untuk memasak, bersih-bersih, dan mengurus
anak-anak.
Kita dapat menyebutkan contoh-contoh serupa. Namun, yang
penting di sini tentunya adalah bahwa tanda-tanda Hari Akhir seperti yang
dimaksudkan oleh Rasulullah SAW pada abad ketujuh, sekarang telah terjadi satu
per satu.
•
Ujung cemeti seorang manusia akan berbicara padanya.(Tirmidzi)
Cemeti dikenal sebagai sebuah alat yang digunakan di masa
dahulu ketika mengendarai binatang atau menggembalakan binatang seperti kuda
atau unta. Ketika kita meninjau hadits ini lebih dekat, kita dapat melihat
bahwa Rasulullah SAW melakukan perumpamaan. Mari kita tanya orang yang hidup di
masa sekarang, “Adakah perangkat modern yang berbicara dan menyerupai sebuah
cemeti?’
Jawaban yang paling logis untuk pertanyaan ini adalah telepon
mobil, dengan antenanya yang panjang atau peralatan komunikasi serupa. Kita
tahu bahwa telepon mobil atau satelit berkembang pesat saat ini, sehingga
kearifan di balik gambaran Rasulullah SAW pada 1400 tahun lalu bahkan menjadi
lebih jelas. Inilah salah satu petunjuk lain bahwa kita hidup dalam Hari Akhir.
•
Suara orang itu sendiri akan berbicara dengannya. (Mukhtasar Tazkirah Qurtubi)
Pesan di hadits ini sangat jelas: Seseorang yang mendengarkan
suara dari suaranya sendiri adalah tanda lain dari Hari Akhir. Yang pasti untuk
mendengar suara seseorang, orang tersebut pertama-tama harus merekamnya dan
kemudian memainkannya kembali. Rekaman suara dan alat perbanyakan (reproduksi)
rekaman tersebut adalah barang produksi abad kedua puluh. Perkembangan ini
menandai suatu titik balik ilmiah dan mengarah kepada kelahiran industri
komunikasi dan media. Reproduksi suara hampir sempurna saat ini, berkat
komputer dan teknologi laser.
Singkatnya, peralatan elektronik pada masa kini, mikrofon dan
speaker, memungkinkan kita merekam suara dan memainkannya kembali dan juga
merupakan perwujudan dari yang disabdakan di dalam hadits di atas.
•
Sebuah tangan akan diperpanjang dari langit dan orang-orang akan memandang dan
melihatnya. (Ibn Hajar Haytahami, Al-Qawl al-Mukhtasar fi'alamat al-Mahdi
al-Muntazar, h. 53)
Tanda
pada waktu itu adalah sebuah tangan yang diperpanjang di langit dan orang-orang
berhenti untuk memandangnya. (Al-Muttaqi al-Hindi, Al Burhan fi Alamat al-Mahdi Akhir
al-zaman, h. 69)
Kata bahasa Arab untuk ‘tangan’ di hadits di atas adalah ‘yed.’ Selain ‘tangan’, kamus bahasa Arab
juga memberikan makna seperti ‘kekuasaan, kekuatan, kemampuan, alat, dan
sebagainya.’ Kemungkinan besar, di hadits-hadits ini kata inilah yang digunakan
dalam pengertian tersebut.
Istilah ‘kekuasaan, kekuatan,
kemampuan, atau alat’ yang memanjang dari langit dan dilihat oleh orang-orang
tidak berarti banyak dalam situasi abad lalu. Akan tetapi, istilah ini memberi
petunjuk kuat tentang peralatan seperti televisi, kamera, dan komputer yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari kehidupan modern seperti yang
dijelaskan dalam hadits-hadits ini. Dengan kata lain, ‘tangan’ yang disebutkan
dalam hadits-hadits ini digunakan dalam pengertian kekuatan. Hal ini jelas
menunjukkan gambar-gambar yang turun dari langit dalam bentuk gelombang, atau
dengan kata lain siaran televisi.
•
Rentang kehidupan akan lebih panjang. (Ibn Hajar Haytahami, Al-Qawl
al-Mukhtasar fi'alamat al-Mahdi al-Muntazar, hal. 43)
Abad empat belas
telah lewat sejak Rasulullah menyampaikan berita-berita tersebut. Rata-rata
rentang kehidupan yang diharapkan jauh lebih panjang pada saat ini daripada
waktu lain dalam sejarah paling terkini. Sebuah perbedaan besar dapat dilihat,
bahkan antara angka-angka selama permulaan dan akhir abad kedua puluh.
Misalnya, diperkirakan bahwa seorang bayi yang dilahirkan pada tahun 1995 akan
hidup sekitar 35 tahun lebih lama daripada seorang bayi yang dilahirkan di
sekitar tahun 1900. Contoh lain yang lebih jelas tentang persoalan ini adalah
bahwa pada beberapa tahun lalu hanya segelintir orang yang hidup hingga usia
100 tahun, sedangkan saat ini hal itu menjadi hal yang lebih lumrah.
KESAMAAN ANTARA MASA AL MAHDI DAN
MASA NABI SULAIMAN AS DAN DZULQARNAEN AS
Al Mahdi adalah kelahiran kembali etika kenabian dari Nabi
Sulaiman AS dan Dzulqarnaen AS di Hari Akhir, tetapi pada cakupan yang berbeda
dan lebih besar. Perwujudan spiritual, rasional, sosial, dan mental etika
kenabian mereka akan muncul kembali di Hari Akhir.
Masa Al Mahdi dan dua nabi ini adalah masa ketika akhlak
Islam yang mulia dijalankan secara meluas. Tiga masa ini secara keseluruhan
diridhai oleh Allah. Al Qur’an dan hadits nabi juga menyebut masa Bakhtinasr,
Namruz, dan Fir’aun yang merupakan masa kejahatan dan kekafiran. Segera setelah
masa kelam itu, Allah menjadikan akhlak Islami mengemuka. Hampir mirip dengan
itu, Allah akan menciptakan masa yang diatur dengan akhlak Islam di Hari Akhir:
Masa Keemasan.
Masa keemasan ini akan merupakan sebuah cerminan yang lebih
agung dari masa Nabi Sulaiman AS dan Dzulqarnain
AS. Mahdisme berarti adanya
perdamaian, kegembiraan, cinta, persaudaraan, kemuliaan, pengorbanan, perilaku
manusiawi, dan semangat kerja sama.
Di sini ada beberapa contoh kesamaan antara masa dua nabi
tersebut dan Masa Keemasan.
Kekuasaan Al Mahdi di seluruh dunia
Seperti yang dinyatakan sebelumnya, Nabi Sulaiman AS dan Dzulqarnain AS
memberlakukan aturan akhlak Islam di dunia. Mereka berkuasa atas wilayah yang
luas dan mempunyai angkatan bersenjata yang sangat kuat. Hal ini menunjukkan
kemiripan dengan Masa Keemasan.
Selama Masa Keemasan, akhlak Islam juga akan berkuasa di
dunia. Orang-orang akan memeluk Islam dalam jumlah yang besar, sedangkan
berbagai paham yang menolak keberadaan Allah akan lenyap dan Islam akan dijalankan
seperti masa Rasulullah Muhammad SAW. Sebagian hadits menjelaskan Masa Keemasan
sebagai berikut:
Al
Mahdi akan memiliki seluruh dunia. (Al-Muttaqi al-Hindi, Al-Burhan fi `Alamat
al-Mahdi Akhir al-Zaman, hal. 10)
Al
Mahdi akan melakukan invasi ke seluruh wilayah antara Timur dan Barat.. (Ibn
Hajar al-Haythami, Al-Qawl al-Mukhtasar fi `Alamat al-Mahdi al-Muntazar, hal.
56)
Pengetahuan Al Mahdi yang langka dan
terhormat seperti
yang dianugerahkan kepada Nabi Sulaiman AS
dan Dzulqarnain AS
Sebelumnya kita menyebutkan pengetahuan Allah yang
dianugerahkan kepada Nabi Sulaiman AS, seperti kemampuan mengatur jin dan
setan, berbicara dengan burung-burung, mendengar komunikasi antarsemut, dan
mempunyai kekuasaan atas angin dan menggunakan tembaga seperti yang
dikehendakinya. Masing-masing kemampuan ini menyebabkan dia berbeda daripada
orang-orang pada umumnya. Tentang halnya Nabi Dzulqarnain AS, Al Qur’an
mengatakan: “Demikianlah. Dan
sesungguhnya ilmu Kami meliputi segala apa yang ada padanya” (QS Al Kahfi:
91). Dia adalah salah seorang yang dianugerahi pengetahuan.
Al Mahdi juga akan mempunyai kemampuan khusus tertentu. Di
bukunya Mevzuatu'l ulum (11/246),
Taskopruluzade Ahmet Efendi menulis bahwa Al Mahdi akan memiliki ilmu-e-jafr (ilmu ilahiyah melalui
penafisran atas angka). Informasi lain mengatakan bahwa:
Dia
disebut Al Mahdi karena dia diberikan pedoman untuk sebuah keadaan yang tidak
diketahui oleh siapa pun juga. (Al-Muttaqi al-Hindi, Al-Burhan fi `Alamat al-Mahdi Akhir
al-Zaman, hal. 77)
Rasulullah SAW bersabda bahwa Al Mahdi akan memahami bahasa
binatang dan mempunyai kekuasaan atas manusia dan jin, seperti Nabi Sulaiman AS.
Al
Mahdi adalah seseorang yang berbicara dengan bahasa binatang dan hewan lainnya.
Oleh karena itu, keadilannya akan terlihat dengan sendirinya atas seluruh
manusia dan jin. (Allamah Muhaqqiq Ash-Sharif Muhammad ibn 'Abd al-Rasul,
Al-Isaatu li Asrat'is-saat, hal. 188)
Dukungan mereka atas perdamaian dan pilihan
jalan diplomasi
Kita tegaskan di awal bahwa Nabi Sulaiman SAW sangat damai,
mengasihi, tenggang rasa, dan memaafkan dalam hubungannya dengan negara-negara
tetangganya. Dia menyukai memecahkan berbagai masalah melalui jalan diplomasi
dan menggunakan cara-cara demokratik. Nabi Sulaiman AS menciptakan sebuah
budaya unggul dan memperkuat kekuasaannya melalui diplomasi, seni, dan budaya.
Walaupun pasukannya begitu kuat dan berjumlah banyak, dia tidak pernah
menggunakan kekuatan militer. Nabi Dzulqarnaen AS juga dikenal sebagai ‘orang
yang mencegah perselisihan dan kekacauan,’ dan membawa perdamaian dan
ketenangan bagi masyarakat. Oleh karena itu, masa kedua nabi itu terlihat
sangat mirip dengan Masa Keemasan.
Di Masa Keemasan, manusia akan menjadi umat Islam atas
kehendak mereka sendiri, akhlak Islam akan berlaku di seluruh dunia, dan tidak
akan ada peperangan. Berkenaan dengan masa ini, terdapat hadits-hadits sebagai
berikut:
Tidak
satu pun akan terbangun dari tidur mereka atau mengeluarkan darah dari hidung
mereka. (Ibn Hajar al-Haythami, Al-Qawl al-Mukhtasar fi `Alamat al-Mahdi
al-Muntazar, hal. 42)
Al
Mahdi akan mengikuti jalan Nabi. Dia tidak akan membangunkan seseorang yang
sedang tidur atau menumpahkan darah. (Allamah Muhaqqiq Ash-Sharif Muhammad ibn
'Abd al-Rasul, Al-Isaatu li Asrat'is-saat, hal. 163)
Seperti yang dijelaskan dalam hadits-hadits ini, Al Mahdi
akan membawa akhlak Islam dan perdamaian ke seluruh dunia, sehingga mengakhiri
seluruh peperangan dan kekerasan. Dia akan bekerja untuk memulai sebuah
peralihan budaya dan menyebabkan orang-orang memeluk akhlak Islam. Selama masa
itu, dengan izin Allah SWT, ayat berikut ini akan diwujudkan:
Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan
kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, maka
bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya
Dia adalah Maha Penerima tobat (QS An Nasr: 1-3).
Mendorong manusia memeluk akhlak agama dan
bertindak cepat
Keputusan rasional dan cepat Nabi Sulaiman adalah contoh
penting bagi seluruh kaum Muslimin. Surat-surat yang ditulisnya kepada Ratu
Saba, yang berisi ajakan kepada ratu tersebut dan rakyatnya untuk mulai beriman
kepada Allah, memperlihatkan kekuatan teknologi komunikasinya. Dakwahnya ke
tahta Ratu Saba dengan menggunakan seseorang
yang memiliki pengetahuan Al Kitab membuktikan kekuasaannya untuk mengambil
keputusan yang cepat. Keputusan Nabi Dzulqarnain untuk membangun sebuah dinding
yang kuat – begitu kuat sehingga hal akan berlangsung hingga Hari Kiamat – dari
serangan Ya’juj dan Ma’juj menunjukkan kekuasaan dan rasionalitasnya. Masa
Keemasan akan menjadi saksi berbagai peristiwa serupa.
Selama Masa Keemasan, orang-orang akan memeluk Islam, dan
akan ada berbagai aktivitas yang tersebar luas dan “sapu bersih” menuju akhir
ini. Seluruh bangsa satu demi satu akan menjalankan akhlak Islam dan berbagai
paham yang menentang akan disapu dengan cepat dan tuntas. Seluruh sistem jahat
akan dikuburkan di dalam debu-debu waktu. Dalam kata-kata ahli teologi Islam
termasyhur, Muhyiddin ibn Arabi:
Allah akan memberikan kekuasaan begitu besar kepada Al Mahdi.
Dia akan menghapus kejahatan dari dunia dalam waktu semalam, agama akan
didirikan, dan Islam akan dibangkitkan. Al Mahdi akan memperbaharui nilai yang
hilang ini kepadanya dan hal ini akan dihidupkan setelah kematiannya ...
Orang-orang jahil, orang-orang sengsara dan orang-orang penakut akan mempunyai
pengetahuan, bermurah hati dan berani .... Mereka akan menjalankan agama
seperti di waktu Nabi Muhammad (saw).... (Muhyiddin Ibn Arabi, Al-Futuhat
al-Makkia, hal. 66; Allamah Muhaqqiq Ash-Sharif Muhammad ibn 'Abd al-Rasul,
Al-Isaatu li Asrat'is-saat, hal. 186)
Diutamakannya masalah konstruksi
Kita mengetahui bahwa Nabi Sulaiman as memusatkan perhatian
pada proyek-proyek konstruksi bangunan. Dia membangun pilar-pilar lengkung yang
tinggi, patung-patung, piringan besar seperti waduk, dan tong masak besar
dengan mempekerjakan jin dan setan yang melakukan hal itu atas perintahnya.
Setiap orang yang melihat istananya yang indah, khususnya Ratu Saba, sangat
mengaguminya. Teknologi Nabi Dzulqarnain AS yang digunakan untuk membangun
dinding itu begitu maju sehingga tidak dapat dihancurkan, kecuali Allah
menghendaki.
Di hadits-hadits Nabi Muhammad SAW, kita diberi tahu bahwa
bidang konstruksi akan begitu penting selama Masa Keemasan itu. Selama masa
itu, ketenangan dan peradaban yang sangat maju akan dibawa ke kota-kota.
Misalnya:
Al
Mahdi bekerja dalam membangun kota
Konstantinopal dan tempat-tempat lainnya. (Ibn Hajar al-Haythami, Al-Qawl
al-Mukhtasar fi `Alamat al-Mahdi al-Muntazar, hal. 40)
Menggunakan Kekayaan dan kemegahan untuk
Keuntungan Islam dan Ridha Ilahi
Nabi Sulaiman AS menggunakan kekayaannya untuk mendakwahkan
agama Allah dan menyebarkan akhlak Islam di seluruh dunia. Di negara-negara
yang diinvasinya, pertama-pertama dia menyerukan kepada rakyat untuk beriman
kepada Allah dan keselamatan. Surat
yang dikirimkannya ke Ratu Saba yang isinya
dia mengundang ratu itu dan rakyatnya untuk memeluk Islam, adalah kesaksian
yang kuat tentang hal itu. Nabi Dzulqarnain AS juga mempunyai kekuasaan yang
kuat seperti yang terlihat dalam pernyataannya, ‘Apa yang telah dikuasakan oleh
Tuhanku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik.’ (QS Al Kahfi: 95). Dia
menggunakan kekuasaannya yang besar untuk mencegah kekacauan.
Selama Masa Keemasan, orang-orang akan menikmati kekayaan
dalam jumlah besar, kemakmuran, dan perdamaian. Al Mahdi akan menggunakan
seluruh kekayaannya untuk menyebarkan agama Allah dan akan mengikuti akhlak
yang agung dan perintah perdamaian di seluruh negeri yang dapat dia kuasai.
Praktik yang tiada tandingannya ini akan memperlunak hati manusia dan
menyebabkan mereka memeluk akhlak Islam. Oleh karena itu, dalam waktu yang
sangat pendek, akhlak ini akan berkuasa di dunia ini. Beberapa hadits yang
berkenaan dengan hal ini adalah sebagai berikut:
Al
Mahdi akan tetap berada di tengah masyarakatnya sekurang-kurangnya tujuh atau
mungkin delapan atau sembilan tahun. Pada tahun-tahun itu umatku akan menikmati
sebuah masa kebahagiaan yang tidak tidak pernah mereka alami sebelumnya. Langit
akan menurunkan air hujan deras kepada mereka, bumi tidak akan menahan satu pun
tanamannya, dan kekayaan akan tersedia bagi semua orang. (HR At Tabrani)
Sebelum
memberikan ketaatan mereka atasnya, orang-orang akan berkumpul di tempat dia
berada dan setiap orang yang pergi ke sana
akan menikmati berbagai kekayaan dari Tuhan. (Ibn Hajar al-Haythami, Al-Qawl
al-Mukhtasar fi `Alamat al-Mahdi al-Muntazar, hal. 25)
KESIMPULAN
Di dalam Al Qur'an, Allah menyatakan bahwa Dia telah
memberikan berbagai mukjizat kepada nabi-nabi. Ketika Nabi Musa AS melemparkan
tongkatnya, misalnya, tongkat itu berubah menjadi ular dan ketika dia memukul
laut dengan tongkatnya, laut itu terbagi menjadi dua, meninggalkan sebuah jalan
kering di tengahnya. Nabi ‘Isa AS datang ke dunia tanpa seorang ayah dan
berbicara sewaktu dia masih berada dalam buaian. Mukjizat lainnya adalah cara
dia mampu menyembuhkan orang sakit .... Seluruh mukjizat adalah dukungan dan
bantuan yang diberikan kepada para nabi tersebut, atas kehendak Allah, untuk
meyakinkan masyarakat dan menuntun untuk mengimani para nabi.
Allah menolong Nabi Muhammad SAW melalui mukjizat di dalam Al
Qur’an dan dengan informasi yang diberikan kepadanya mengenai berbagai hal yang
tidak diketahui. Rasulullah memberikan keterangan yang mendalam tentang apa
yang akan terjadi dalam waktu dekat dan akan datang. Melihat hal ini
benar-benar terjadi menjadi sarana penambah kegembiraan orang-orang beriman dan
membuat panas hati orang-orang kafir atas Islam.
Berbagai peristiwa yang tidak mungkin terjadi pada masanya
sendiri, dan tidak seorang pun bahkan dapat membayangkan, dan justru terjadi
saat ini satu per satu, merupakan bukti nyata bahwa Nabi SAW telah menyampaikan
sabda tentang pengetahuan yang khusus.
Kita harus tegaskan bahwa mereka yang menolak untuk dituntun
ke arah jalan yang benar akan menolak untuk beriman, walaupun ada bukti yang
jelas dan mukjizat Rasulullah SAW dan Al Qur’an. Allah berfirman tentang hal
ini di dalam Al Qur’an:
Mereka bersumpah dengan nama Allah dengan segala kesungguhan,
bahwa sungguh jika datang kepada mereka suatu mukjizat, pastilah mereka beriman
kepada-Nya. Katakanlah: “Sesungguhnya mukjizat-mukjizat itu hanya berada di
sisi Allah.” Dan apakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa apabila mukjizat
datang mereka (masih) tidak akan beriman? (QS Al An’am: 109)
Cover
Hari
Akhir berarti “masa terakhir.” Menurut kitab-kitab Islam, ini adalah sebuah
kurun waktu yang dekat dengan Hari Kiamat. Ayat-ayat Al Qur’an dan
hadits-hadits menunjukkan adanya dua tahap Hari Akhir. Tahap pertama adalah
sebuah kurun waktu ketika seluruh manusia akan menghadapi berbagai masalah
material dan spiritual. Setelah itu, bumi akan memasuki sebuah kurun waktu
keselamatan yang disebut “Masa Keemasan,” yang dicirikan dengan rahmat dan
karunia-Nya karena tersebar luasnya agama yang benar. Dengan berakhirnya Masa
Keemasan, akan ada sebuah keruntuhan sosial yang cepat dan manusia pun mulai
menunggu Hari Kiamat.
Buku
ini menelaah Hari Akhir dari sudut pandang ayat-ayat Al Qur’an dan
hadits-hadits. Jelas bahwa tanda-tanda yang tengah kita bahas ini telah mulai
muncul satu per satu, tepat seperti yang dijelaskan dalam berbagai rujukan
agama kita ini.
TENTANG PENULIS
Penulis buku ini, yang dalam berbagai tulisannya menggunakan
nama pena Harun Yahya, dilahirkan di Ankara
pada tahun 1956. Dia belajar sastra di Universitas Mimar Sinan Istanbul dan
ilmu filsafat di Universitas Istanbul .
Sejak tahun 1980-an, penulis telah menerbitkan berbagai buku tentang
masalah-masalah politik, agama, dan ilmiah. Karena apresiasi yang besar di
seluruh dunia, karya-karya ini telah berpengaruh dalam membangunkan banyak
orang untuk kembali menuju iman terhadap Allah, dan bagi banyak orang lainnya,
memperoleh pandangan yang lebih mendalam tentang keimanan mereka. Buku-buku Harun
Yahya menarik seluruh kelompok pembaca tanpa melihat usia, ras, atau kebangsaan
mereka karena menyorot satu tujuan: memperluas sudut pandang pembaca dengan
mendorong mereka memikirkan sejumlah masalah penting, seperti keberadaan Allah
dan Keesaan-Nya dan hidup dengan nilai-nilai yang ditentukan-Nya untuk mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar