Minggu, 29 September 2013

Kitab Thawasin (Al-Hallaj)

KITAB THAWASIN

Thawasin adalah kisah kehidupan spiritual Al-Hallaj. Karenanya, dapat banyak membantu konteks tekstual dan makna dari Ana Al-Haqq.

THASIN I
KITAB TENTANG BENTUK CAHAYA
Husain bin Mansyur Al-Hallaj, berkata:
(1)          Thasin …;
Inilah bentuk cahaya yang bersinar dari yang tak terlihat,
Ia tampak dan terpancar,
Serta kembali pada yang tak terlihat,
Dan kebenaran itu melampaui segala cahaya,
Menjadi cahaya di atas cahaya,
Dan benderangnya memancar ke seluruh bulan.
Titiknya yang paling teraang menjulang angkasa diselimuti oleh misteri.
Kebenaran (Haqq) menyebut dia Ummi
Dikarenakan aspirasinya yang mulia,
Menyebut dia seorang dari rumah suci
Dikarenakan karunianya yang sangat melimpah;
Dan menyebutnya Makki karena dia tabah dalam kedekatan dengan-Nya,
Dan karena kedekatannya itu ia bersama dengan kebenaran (Haqq) itu sendiri.
(2)         Dadanya dilapangkan dan kedudukannya ditinggikan di atas,
Kehendaknya diwujudkan,
Ia kemudian dilapangkan,
Dilapangkan dari beban yang memberatkan.
Dan pada semuanya ditampakkan bulannya;
Dan bulan itu, bulannya dari awan-awan daratan yamamah
Dan menjadi matahari pagi di tihamah
Dan lampunya member cahaya,
Dari hikmah sang Mahabesar.
(3)         Apapun yang ia katakana dalam hikmahnya,
Dalam cahayanya,
Dan tentang enam hal yang Ia katakana,
Ia katakana dalam kebenaran jiwanya,
Ia pertama-tama membuat dirinya ada,
Serta memiliki pandangan dan kemudian,
Dirinya sendiri menjadi mata yang melihat,
Dan kemudian ia memperingatkan;
Pertama-tama ia menunjukan jalan,
Lantas member batas pada jalan itu.
(4)         Pada hakikatnya tidak seorangpun telah melihat dia,
Telah menyelamatkan, Shiddiq kebenaran;
Yang mengenal dia seperti dia mengenal kebenaran itu;
Ia berada disamping kebenaran itu,
Mengikuti jejak-jejak kebenaran itu,
Dan tak seorangpun berada disana untuk memisahkan mereka
(5)         Dan tak seorangpun pengembara-spiritual pun yang mencari telah melihat dia,
Atau mengenalnya;
Dan tak seorang pun telah mengenal dia;
Dan kebajikannya tetap tidak diketahui
Seolah tidak ada seorang pun untuk menciptakan kebajikannya.
Jadi, kebenaran berkehendak untuk menyingkap kebenaran,
Dan mereka yang meninggal memiliki kitab ini
Dan mereka mengnal dia
Seperti mereka mengenal anak-anak mereeka;
Dan salah seorang diantara mereka
(6)         Dari cahayanya tampak cahaya semua kenabian,
Dan dari pancaran cahayanya,
Pancaran-pancaran cahaya baru muncul.
Tidak ada cahaya-cahaya lain yang lebih cemerlang,
Dan lebih cerah dan mendahului
Pra-eksistensi daripada cahayanya.
(7)         Perenungannya melampaui semua renungan
Dan keberadaannya melewati ketiadaan,
Dan namanya mengungguli pena,
karena dia mendahului semua orang,
di dunia ini atau di dunia lain atau di dunia di seberang dunia ini.
Tidak ada seorang pun yang begitu penuh dengan daya pikat, baik dan bijak,
Dan dalam pikirannya seperti dia;
Ia adalah pemimpin dari semua makhluk;
Dia adalah Ahmad, dan segenap puji tertuju padanya,
Tak tertandingi kemuliaannya,
Perkataannya tak lekang karena ia bermurah hati dalam keberadaannya,
Dan tertinggi dalam kebajikan dan kemuliaannya,
Dalam pikirannya ketika berpikir sedang mendalam.
(8)         Ia membuat ia tertinggi,
Di atas segala yang ada dan mengangkat posisinya,
Dan menyatakan dia agung dan dikenal didaratan dan di lautan;
Dan membuat dia berseri-seri, penuh cahaya,
Dan berkuasa serta dapat melihat dan memahami;
Sebelum suatu ciptaan diketahui ia telah diketahui;
Dan dari yang pertama sampai yang terakhir
Namanya tetap tertulis sepanjang masa.
Hatinya menyucikan;
Perkataannya memperingatkan;
Dan pengetahuannya meninggikan;
Percakapannya adalah percakapan bahasa arab,
Tetapi suku bangsanya bukan di timur juga bukan di barat;
Rasnya dan apa yang menggantikannya menyatakan penghargaan;
Dan dia memiliki seorang teman di rumah suci
(9)         Ia membuat sebuah pertanda dan mata-mata yang memiliki pandangan,
Segala sesuatu yang tidak diketahui,
Yang tersembunyi dan segala misteri menjadi diketahui
Segala sesuatu dikenal.
Kebenarannya membuat dia berbicara,
Akal membuktikan dia benar,
Dan kemudian membuat dia bebas.
Ia adalah kebenaran yang dimanifestasikan,
Dan kebenaran meruppakan perwujudan kebenarannya.
Dadanya dibersihkan dari kotoran hitam.
Ia datang, tidak dengan perkataan yang ditemukan atau diperintahkan,
Atau seseorang yang kehilangan atau bentuk atau akal
Atau merupakan hasil kerja dari seorang disini atau disana;
Ia datang denganperkataan yang tidak berubah,
Juga tidak mengikuti perubahan;
Ia ada bersama-sama dalam kebenaran
Dan mengada melampaui semua pola pikiran;
Ia telah menegaskan penyebab dari segala sebab
Dan pengakhir dari yang akhir.
(10)     Dan diatas dia menyalah awan, awan yang menyala;
Dan dibawah kakinya kilat menyala dan kegelapan sirna;
Dan awan itu menurunkan titik-titik airnya sebagai hujan;
Dan membuat bumi menumbuhkan buah.
Semua pengetahuan adalah setetes dari semudera pengetahuannya;
Dan seluruh hikmah adalah sebuah muara dari aliran sungainya yang sangat dalam;
Dan seluruh waktu adalah sejam dari masanya,
Dan keberadaannya diluar masa dari masa yang tertulis dalam kehidupannya.
(11)     “kebenaran bersama dengannya;
Apa yang terbatas dan yang tak terbatas juga bersamanya.
Dalam kejadian dialah yang pertama
Dan dialah yang terakhir dalam rangkaian kerasulan;
Dialah yang tersembunyi dari penciptaan,
Dan makna yang terwujud dari pengetahuan tentang esensi …”
(12)     Tetapi tidak seorang pun pencari pengetahuan
Yang telah mencapai dia,
Dan tidak seorang pun pemberi keadilan
Telah mencapai hikmahnya
(13)     Kebenaran tidak ernah membawa dia
Ke segala sesuatu yang telah diciptakan
Karena dia adalah dia,
Tetapi dimana dia?
Jadi siapapun dia, tetaplah dia.
(14)     “dan tak seorang pun yang mengetahui atau yang tahu
Apa yang dia ketahui
Tidak pernah keluar dari Mim Muhammad;
Tidak ada jalan keluar demi dia;
Demikian siapapun yang bergerak di dalam
Tidak pernah di luar Ha’ Muhammad;
Ha’ mangarah pada Mim kedua
Dan huruf terakhir Dal’ membawa kembali
Pada Mim yang pertama.”
(15)     Perkataannya menyingkapkan;
Peringatannya merupakan kabar ke semuanya
Dan semuanya menjadi dungu
Sebelum mendengar perkataannya.
Dan Al-Qur’an muncul dalam wahyu
Dan berbicara dalam percakapannya
Dalam kefasihan yang tak tertandingi;
Menerangi hatinya dan memperkuat fondasinya.
Dan mereka yang berdiri disamping mendapatkan mahabah;
Dan menunjukan perkataannya sebagai sesuatu yang benar
Dan menyatakan keagungannya sebagai keagungan.
(16)     “jika engkau meninggalkan dan pergi
Kedaerah-daerah yang jauh darinya,
Engkau tidak akan menemukan jalan,
Dan tak seorang pun akan mendekatimu.
Wahai, jiwa yang sakit!
Engkau tak akan menemukan seorang pun yang menyelamatkanmu.
Kata bijak dari yang paling bijak
Di dunia ini laksana pasir di hadapan dia.”

THASIN II
KITAB TENTANG PEMAHAMAN
(1)         Manusia hampir tidak dapat mengetahui hakikat;
Dan hakikat tidak berhubungan dengan pemikiran,
Dan pikiran mengenai segala sesuatu yng diciptakan.
Apa yang terlintas dalam hati adalah gelombang pemikiran yang berlalu cepat,
Tentang ini dan itu,
Dan begitu banyak gelombang pemikiran
Tidak pernah dapat mencapai hakikat.
Sejauh ini memang demikian,
Sepanjang pengeathuan,
Jadi bagaimana mengetahui hakikat?
“kebenaran berada di luar hakikat,
Sebagai sesuatu yang tak teridentifikasikan,
Dan hakikat terpisah dari kebenaran …”
(2)         Laron terbang mengitari cahaya lilin, sepanjang malam,
Dan dalam bentuk-bentuk yang berbeda
Kembali engan matahari pagi, di pagi hari;
Dan kemudian menceritakan apa yang terjadi,
Bagaimana ini terjadi;
Dan dalam apa yang terjadi terdapat keriangan,
Satu-satunya kebahagiaan;
Karena dadanya berisi harapan untuk menemui kesempurnaan.
(3)         “cahaya yang ditebarkan oleh api
Adalah pengetahuan mengenai hakikat dan kilaunya
Menjelaskan hakikat yang berada dalam pengetahuan itu;
Tetapi untuk memasuki kilaunya
Dan untuk mengetahui cahayanya
Adalah dengan kebenaran.”
(4)         Laron tidak senang dengan cahay lilin,
Denga kehangatan lilin;
Maka ia menjatuhkan dirinya sendiri kedalam api lilin;
Dan bentuk-bentuk yang berada
Menunggu kembalinya laron itu,
Jadi, ia member kabar-kabar, informasi-informasi
Mengenai apa yyang ia lihat atau bagaimana ia hidup
Melalui api itu.
Laron itu hanya lebih suka apa yang dilihatnya
Daripada apa yag didengarnya;
Dan oleh karenanya menjadi tiada,
Sesuatu yang tidak berguna, terpecah.
Kemudian, dalam bentuknya yang sekarang ia hidup,
Tanpa nama, tanpa bentuk atau tubuh,
Tanpa tanda atau symbol.
Anda menanyai aku mangapa?
Untuk apa ia memiliki bentuk-bentuk yang berbeda itu?
Dan bagaiman ia mencapai kondisi itu?
Untuk apa? Untuk apa?
Siapa yang mencapai kondisi melihat,
Menjadi tidak peduli pada kondisi mendengar,
Tentang kabar-kabar, tentang cinta yang disebarkan,
Yang menemukan jalan kepada dia,
Yang sedang diamati melangkah jauh melewati kondisi melihat,
Kondisi mengamati.
(5)         “tetapi dia yang diberi naluri-naluri dan kehendak-kehendaknya,
Dan yang lemah dalam piker
Dan yang dipenuhi dosa untuk mengejar kehidupan fana,
Tidak akan mendapatkan keberhasilan, seperti aku.”
(6)         O, jika kau piker akulah orang yang telah mencapai keadaan itu
Atau yang akan mencapai keadaan itu,
Atau telah mencapai kondisi itu diwaktu-waktu lampau
O! tidak, tidak, tidak pernah!
Aku sedang berada dijalanku untuk menemui-Nya
Dengan caraku yang menuntun kepada Dia:
O! aku milik-Nya dan Dia belum memiliki aku.”
(7)         O! jika anda ingin mengetahui
Maka ketahuilah bahwa apa yang nyata
Tidak diketahui oleh seorang pun kecuali Ahmad;
Dan Muhammad bukanlah bapak dari kerabatmu
Melainkan nabi Allah dan yang terakhir dari nabi-nabi Allah.
Dan ketika ia pergi keluar dari dunia ini
Dan bahwa dunia di luar dan melewatri keluar dari tempat manusia dan jin,
Dan tidak diketahui oleh manusia dan jin,
Disana tidak tersembunyi lagi,
Segala tanda atau bercak kesalaha;
Dan kemudian dia mendekati dan menjadi lebih dekat,
Dan hanya berjarak dua jengkal
Atau lebih dekat
Dan ketika ia mencapai yang Nyata pengetahuannya,
Kondisi pengetahuan dimana apa yang nyata diketahui
Dibuat sendiri mendengarkan kabar-kabarnya,
Dan membuat berpengharapan tinggi.
Ketka mencapai kebenaran,
Jauh dari yang nyata,
Dan menempatkan dirinya di hadapan-Nya Yang Pengasih,
Dan ketika kebenaran dibuatya sendiri
Ia kembali dan berkata:
Pikiranku tidak memiliki satu pun kecuali engkau,
Sujud kepada-Mu;
Hatiku milik-Mu
Dan pada saat ia mencapai Akhir
Dari yang akhir, ia berkata:
Tidak ada kata-kata untuk membatasi
Tidak ada bahasa untuk mendefinisikan engkau;
Dan ketika ia mencapai Yang Nyata dari yang nyata, ia berkata:
Engkau sungguh seperti yang engkau katakana
Ia melepaskan semua yang hidup di dunia fana,
Dan mencapai Kejayaan
Dan hatinya tidak akan menipu apa yang dia lihat;
Dan dari Shidratul Muntaha yang menandai batas-batas pengetahuan,
Tak seorang pun mampu melewatinya
Pandangannya tidak pernah membelok dan juga tidak menipu.

THASIN III
KITAB TENTANG INFORMASI
(1)         Hakikat adalah tajam dan bertepi;
Jalan menuju kepadanya adalah semit
Dengan semburan-semburan api ayng menyala,
Tinggi dan rendah, tak terbayngkan;
Dan jauh diluar sana terdapatsebuah tanah belantara,
Gelap dan sepi;
Seorang asing itu melewatinya
Dan menyelami segugus empat puluh tingkatan (maqamat)
Dan menceritakan apa yang terjadi disana
(2)         Di setiap tingkatan terdapat mode-mode pemikiran,
Dan ilmu pengetahuannya masing-masing,
Sebagian daripadanya mudah untuk dipelajari,
Bahkan jauh lebih mudah untuk dipahami
Dan sebagiannya diluar dan jauh diluar pemahaman.
(3)         Dan, kemudian, dia – orang asing itu
Memasuki tanah belantara dan tinggal disana, lalu pergi keluar;
Dan tidak memiliki seorang pun
Dan tidak mencintai seorang pun;
Jalan tertutup dalam masa tertentu;
Bukit-bukit, batu-batu,
Puncak-puncak bukit yang berbahaya,
Juga daratan betapa pun kasar, betapa pun halusnya,
Tidak dapat membuat dia tetap di jalannya.
(4)         Dan ketika Musa telah memnuhi ketentuan
Ia meninggalkan keluarganya
Dan hakikat adalah keluarganya;
Ia puas dengan apa yang ia ketahui, yang telah dengar;
Lebih suka penyebaran daripada yang diamati;
Karena ini membuatnya
Dan  orang-orang yang terbaik menjadi dua manusia berbeda;
Dan membedakan yang tinggi dan rendah.
Ia kemudian menjawab:
“mungkin aku mendatangimu
Dengan berita-berita dari sana.”
(5)         Dan ketika orang yang memimpin setuju untuk menerima laporan,
Mendengarkan, menyebarkan berita-berita,
Maka mereka yang mengikuti langkah-langkah
Pergi sendiri untuk mencari pembebasan
Dalam tanda dan symbol.
(6)         Di gunung Sinai, di pohon itu!
Dan apa yang didengar dari sana;
Atau seseorang lain, ditunjukan disana.
(7)         Dan oleh karena itu aku berdiri seperti pohon;
Dan apa yang aku katakana bukanlah perkataanku,
Tetapi perkataannya.
(8)         Maka, apa yang Nyata adalah nyata
Dan apa yang termasuk segala sesuatu yang menciptakan
Adalah sesuatu yang diciptakan;
Maka lepaskan segala sesuatu yang diciptakan
Untuk menjadi sebagai dia dan engkau sebagai dia,
Dan inilah hakikat.
(9)         Dan aku melihat tanda,
Tanda itu sendiri menjelaskan tanda;
Dan, oleh karenanya, berisi hakikat dalam dirinya sendiri;
Jadi siapa dia?
(10)     Dan kebenaran menjawab:
Maka ketika kau mangubah pikiran dan membuktikan;
Sesutau yang terbukti tidak pernah dibuktikan.
Karena aku berdiri terbuka untuk bukti.
(11)     Kebenaran membuat aku melihat hakikat
Melaui penegasan, melalui perjanjian, melalui perkataan lisan;
Dan apa yang aku ketahui berbicara
Meskipun apa pun yang aku miliki dalam hatiku
Rahasia yang aku miliki melampaui realitas.
(12)     Kebenaran memberitahu aku mengenai hatiku,
Dan member pengetahuan dalam lidahku sendiri,
Dan membuatku dekat;
Urusan-urusanku yang lain terhenti,
Dan aku menjadi kebenaran itu sendiri.

THAIN IV
KITAB TENTANG LINGKARAN
(1)         Lingkaran pertama di dunia penampakan
Adalah dunia yang menuju kea rah dia,
Lingkaran yang kedua adlah yang menacapai dia dan terputus;
Dan lingkaran ketiga adalah yang memasuki realitas
Dan kehilangan arah dalam hutan belantara.
Dan melaui lingkaran pertama
Ada kemungkinan untuk mencapai dia;
Tetapi melaui lingkaran kedua semua kehilangan arah;
Dan dalam lingkaran ketiga hanya terdapat pepohonan,
Padang-padang pasir dan hutan belantara yang luas
(2)         Aduh! Bagi dia yang memasuki lingkaran pertama
Dan menemui jalan buntu,
Dan diminta untuk melacak kembali jejak-jejaknya.
Dalam kondisi ini ada esensi
Seseorang yang berdampingan
Pikiran dan keheranan
(3)         Tidak ada jalan terbuka dalam lingkaran pertama;
Tetapi lihat titik dalam hati lingkaran itu -;
Hakikat adalah titik dari lingkaran itu.
(4)         Dan apa itu hakikat?
Hakikat tidak menghapus segala sesuatu,
Baik yang jelas maupun yang aabstrak
Apakah terlihat oleh mata atau diketahui oleh jiwa;
Dan kemudian, ini tidak pernah berubah;
Dan memiliki bentuk-bentuk baru.
(5)         Jika engkau ingin mengetahui dan memahami
Apa yang telah aku katakana,
Maka ambil emapt ekor burung,
Dan jinakkan mereka untuk kembali padamu;
Karena kebenaran tidak pernah terbang.
(6)         Urusan lain-lain dia
Membuat dia ada dalam ketidakberadaannya,
Tetapi kekuatan dia menghalangi
Dan kebenaran dia hilang
(7)         Ini adalah arti-arti dari hakikat
Tetapi arti-arti yang lebih halus dan tajam
Dicapai ketika engkau  menghentikan penilaianmu
Dan sangat merindukan arti itu
(8)         Ia melihat semua sisi dari lingkaran itu
Tetapi tidak pernah melihat di luarnya
(9)         Dan pengetahuan mengenai hakihat
Juga murni dan sangat suci
Dan lingkaran itu adalah lingkaran kesucian
(10)     Untuk itu, ia disebut murni dan suci,
Dan ia tidak pernah keluat dari lingkaran kesucian
(11)     Dan dia tetap berada diluar, melewati apa saja;
Jadi, dia menghela nafas karena tidak dapat masuk.

THASIN V
KITAB TENTANG TITIK
(1)         Dan yang jauh lebih berbahaya dan mendalam
Adalah pembiaraan tentang titik;
Ini adalah esensi yang tidak tumbuh atau pudar,
Juga tidak berhenti untuk mengada
(2)         Siapa pun yang tidak percaya, berkata tidak,
Mengingkari titik itu,
Termasuk dalam lingkaran pertama,
Lingkaran penampakan fisik;
Jadi – ketika ia tidak melihatku,,
Ia tidak mempercayai kondisiku
Dan mengatakan bahwa aku adalah salah satu yang emnyembah api,
Dan memiliki keyakinan dalam dualitas,
Oleh karena itu, membuat aku sangat benci.
(3)         Tetapi – yang berada dalam lingkaran yang kedua
Melihatku dalam kondisi dimana pendukung itu mendukung.
(4)         Dan yang mencapai lingkaran ketiga berkata:
Aku dalam genggaman aspirasi-aspirasi.
(5)         Dan dia, yang mencapai lingkaran hakikat,
Yang tidak mengetahui apa-apa tentang aku,
Dan menghilang di hadapanku, dalam kegaiban.
(6)         Tidak ada tempat untuk bersembunyi, tidak ada!
Tidak ada tempat untuk keselamatan;
Dihadapan tuhanmu dimana hari akan menjadi temapt terakhir:
Hari itu manusia akan diberitahu apa yang ia akan lakukan dimasa depan,
Dan semua yang ia lakukan dimas lalu.
(7)         Dan dia mendapatkan laporan yang dikirimkan,
Dan berita-berita yang didengar,
Segala sesuatu yang didengar,
Disampaikan dari satu ke lainnya,
Dan mencari tempat perlindungan serta takut akan percikan api …,
Diperdayakan, telah terjerumus kedalam api,
Dalam bahaya besar.
(8)         Dan aku adalah salah satu dari dua burung
Yang dipelihara oleh para Sufi;
Burung itu memiliki dua sayap;
Dan ketika burung itu tidak dapat lagi terbang,
Burung itu mengingkari kondisiku.
(9)         Dan kemudian ia menanyaiku:
Apa itu kesucian?
Dan aku menjawab:
Potong sayapmu dengan pisau tajam ketiadaan;
Tanpa melakukan ini engkau tidak dapaat mengikutiku,
Tidak dapat mengetahuiku.
(10)      Dan ia berkata:
Aku terbang dengan sayap-sayapku,
Dan aku menjawab:
Aduh, aduh! Betapa malangnya engkau!
Karena tak satu pun yang menyamai Dia,
Disana tidak ada kesamaan, dengan dia,
Dan dia tetap mendengar dan emlihat.
Pada hari itu ia jatuh kedalam samudera makna,
Kedalam laut pemahaman dan tenggelam.
(11)     Dan apa bentuk makna yang jelas;
Bentuk-pemahan yang jelas; yaitu lingkaran
Aku melihat Tuhanku dengan mata,
Matahatiku dan bertanya:
Siapa Engkau?
Dan ia bertanya:
Engkau! Jadi, tidak untuk dimana/
Dan dimana tidak memiliki keberadaan
Tanpa engkau dan juga tidak ada dimana;
Engkau adalah Engkau sebagaimana adanya!
Dan tidak ada penilaian pasti mengenai Engkau:
Dimana engkau berada?
Dan engkau telah meluakan diri-Mu, dimana saja,
Dan dimana telah kehilangan keberadaannya.
Jadi, dimana Engkau?
Engkau? Dimana Engkau berada?
(12)     Titik pertama berada dalam lingkaran pertama
Yang digambarkan oleh kekuatan penilaian;
Salah seorang diantara mereka benar,
Dan yang lainnya salah
(13)     Dan ia melewati malam yangmembentang
Disepanjang hatinya;
Dan ia menjadi semakin dekat dengan Tuhannya;
Kemudian menghilang.
Dan ketika ia melihat aku, ia tidak menghilang;
Dan bagaimana ia muncul? Ia tidak muncul;
Dan bagaimana ia bias terlihay? Tidak pernah terlihat
(14)     Ia memasuki area yang penuh takjub, dan merenung,
Dan saat ia merenung, keheranannya bertambah;
Dan ia sendiri diamati;
Dan setelah itu ia berhak mendapati dirinya sendiri;
Ia, pertama-tama, memiliki penyatuan kembali
Tetapi pemisahan terjadi sesaat kemudian;
Keinginannya jatuh dalam lubang yang dalam
Tetapi dipisahkan dari hatinya sendiri.
Dan apa pun yang ia lihat,
Hatinya tidak mengingkarinya.
(15)     Pertama-tama ia bersembunyi
Dan kemudian membawa dia lebih dekat;
Kepuasan pertama-tama dan kemudian disucikan;
Menyembunyikan ia pertama-tama dan kemudian mengangkat
Dan dengan perhatian, dan menyucikan dia;
Dan member dia perasaan menang.
Kemudian membuat ia menderita dan menyembunyikan dia,
Dan lantas menjadi pelindungnya dan menjaga dia,
Dan membuat dia mengendali segenap raung
Sebagai pengendali yang hebat.
(16)     Dan ia yang pertama menjadi yang terhebat,
Lebih dekat daripada dua jengkal,
Dan ia kemudian mengamati;
Dan sesuai dengan aksi dan bentuknya.
Dan ketikan ia dipanggil ia menjawab;
Dan ketika ia bersemedi, ia menghilang.
Dia meminum airnya, dan puas.
Dan, lebih dekat ia membawa dirinya.
Terkagum ia jadinya,
Dan ia meninggalkan tempat tinggalnya,
Teman-temannya, kawan-kawan, para pembantunya – semuanya;
Dan melampaui semua rahasia,
Semua misteri dan semua symbol.
(17)     Temanmu tidak tersesat, juga tidak salah jalan.
Tidak jatuh sakit atau kehilangan harapan;
Matanya tidak memiliki godaan untuk tertuju kemana?
Dan ketahanannya, sementara barjarak dua jengkal,
Tidak mengenal duka cita.
(18)     Temanmu tidak tersesat, juga tidak salah jalan;
Dan tidak pernah tersesat dalam kebun ingatan,
Dikala mengamati kita;
Dan tidak pernah kehilangan jalannya dalam kecepatan semedi secara mendalam
(19)     Memiliki setiapwaktu dalam kebenaran dan untuk kebenaran;
Dalam ingatan,
Dan senang terhadap penderitaan-penderitaan dan berkah-berkah.
(20)     Hanya inspirasi yang diebrikan kepada dia;
Dan inspirasi ini adalah cahaya,
Serangkaian cahaya dari ujung ke ujung.
(21)     Memberikan makna pada kata, diluar penilaian,
Dan menghilang;
Dan memisahkan dirinya sendiri dari apa pun yang diciptakan,
Dari segala sesuatu dan orang-orang;
Menjadi cinta dari cinta, dan berkata;
Engkau menjadi Burung dari gunung-gunung tertinggi
Dan dari gua-gua terdalam digunung-gunung tertinggi;
Dan gunung-gunung tertinggi adalah puncal-puncak makna;
Dan gua-gua terdalam adalah kedamaian dan pelipur,
Sehingga engkau dapat melihat apa yang engkau ditakdirkan untuk melihat,
Dan kemudian menjadi pedang penegasan yang tajam
Yang ditarik dari rumah suci.
(22)     Dan kemudian dating lebih dekat ke esensi, ke Arti;
Dan kemudian ia berada pada jarak yangterbatas;
Dan kemudian melalui kondisi-kondisi dan tahap-tahap ia bergerak
Dan mendekati dalam pencarian yang gigih;
Dating turun dengan cepat,
Dan mendatangi lebih dekat sebagai seorang yang dipanggil;
Dan turun, dan mendatangi lebih dekat sebagai seorang yang menjawab;
Dan turun sebagai seseorang yang melihat dan sebagai seorang yang menyaksikan;
Ia dating kembali pada semuanya.
(23)     Jadi, ia menjadi ide jarak hanya dua jengkal;
Dengan cara demikian pertanyaan dimana?
Dihancurkan oleh panah pemisahan;
Dan jarak kejauhan dipecahkan selamanya.
Semua ini untuk membenahi pertanyaan dimana?
Dan menunjuk larutnya hakikat
Dalam Esensi Yang Mahakuasa.
(24)     Dan ini aku pahami.
Hanya dia yang akan memahami ini, dan semua ini,
Yang telah menarik Busur  kedua;
Dan akan hanya memahami.
Dan Busur Kedua ini adalah selain tablet.
(25)     Dan busur kedua ini memiliki kata-kata lain,
Disamping lidah Arab
(26)     Tetapi ada satu heruf, yang umum untuk semuanya;
Huruf itu adalah ‘Mim’
(27)     Dan ‘Mim’ adalah nama terakhir dari semuanya.
(28)     Dan dia adalah tali dari Busur pertama.
(29)     Dan dia berkata (Semoga Allah memberkatinya);
Keindahan dunia terletak dalam kedekatannya,
Dalam kedekatan dengan maknanya:
Jadi, makna adalah cara lebih baik bagi hakikay untuk mendekati kebenaran;
Tetapi kedekatan ini tidak aman untuk semuanya;
Kedekatan memunculkan lengkaran batasan.
(30)     “maka, apakah itu hakikat?
Semua titik dimana ikatan-ikatan dengan dunia fana tidak lagi ada
Penderitaan-penderitaan dan rasa sakitnya kini juga tidak dating kembali.”
Hakikat membimbing dan menjelaskan;
Adalah sebuah kata untuk keselamatan;
Hakikat mengarah ke sebuah jalan tertentu,
Dan dapat disutujui bagi semuanya;
Dan kedekatan terus membuat makna diketahui
Hanya pada dia yang mengetahui;
Dan dia adalah seorang yang setia
Dan mencoba bermusafir pada jalan ke Nabi;
Kepada Rasulallah.
(31)     Penguasa kota Yatsrib telah mengatakan mengenai dia,
Yang selamat dalam kitab yang terpelihara
Dan hal yang sama dikatakan dalam kitab buku yanag tertulis,
Dan dalam kitab-buku yang terlihat,
Dan kitab-buku yang mengartikan pembicaraan burung-burung;
Dan kami telah mendapatkan dia disana
Pada jarak dua jengkal atau lebih dekat,
Sehingga ia membuat esensi menjadi obyek penglihatan.
(32)     O pencari! Jika engkau mengetahui,
Maka ketahuilah secara penuh
Bahwa tidak ada Tuan yang berkenan berbicara padanya
Yang tidak berhak memperoleh pembicaraannya;
Semua dialog adalah antara yang berhak dan yang member hak
Atau dengan dia yang berbicara dan bercakap tentang mereka.
(33)     Dia tidak memiliki seorang guru;
Ia juga tidak memiliki seorang murid atau pengikut,
ia juga tidak memiliki wewenang atau melakukan diskriminasi.
Dia tidka mengkhianati seorang pun,
Juga tidak memperingatkan seorang pun;
Dia tidak ditemani, oleh sesuatu atau seseorang,
Dan sesuatu atau seseorang tidak menemaninya.
Dan benar bahwa apa yang ia miliki hanyalah miliknya;
Ia mungkin memilikinya.
Atau mungkin ia tidak memilikinya;
Yang dimiliki selalu ada disana.
Ia adalah belantara dalam belantara;
Ia adalah sebuah tanda dalam tanda.
(34)     Dia hanya dapat menyatakan makna,
Karena makna memperoleh harapan hanya dari dia.
Tetapi harapan adalah jauh dan sangat jauh;
Dan jalan menuju kesini adalah terjal dan penuh bahaya;
Nama dia tertulis dalam keagungan,
Kesan dia unik dalam semua hal,
Dan pengakuan dia adalah dalam pengakuan umum dia,
Dan keumuman dia adalah hakikat,
Dengan mana ia diakui;
Nilai dia, kekuatan dia, janji dia, perjanjian kami;
Nama dia, jalan dia, tanda dia, api dia dan kehendak akan dia,
Adalah satu-satunya kebaikan,
Satu-satunya tanda untuk mengetahui dia,
Untuk mengenal dia.
(35)     Nama dia adalah nama semua pujian,
Dan semua matahari di alam sememsta adalah cahaya semestanya, areanya;
Dan semua manusia dan semua kota kecil dan kota besar,
Tempat-tempat dimana orang laki-laki dan wanita tinggal
Adalah laksana satu rumah, satu keluarga,
Kehidupan dan keberadaan dia tidak tak diketahui,
Kondisinya terpencar;
Dan ketika ia menampakkan diri ia menjadi tidak ada.
Oh, kesenangan adalah kebun bungan-kebun bunga mawar, kebun dia;
Dan jalan-jalan yang dibuat untuk tempat berjalan adalah fondasi-fondasinya.
(36)     Mereka yang membantu dia,
Dan pergi dengan dia termasuk dalam suku bangsa cinta
Dan dikenal melalui tanda cinta;
Tindakannya adalah kebaikan.
Semua kehendaknya diketahui;
Mereka yang mengikuti dia menemui arah.
Tetapi penderitaan dia besar;
Segala sesuatu tentang dia berjalan dengan lambat,
Diam dan sakit yang tenang, tidak henti-henti.
(37)     Apapun  yang ia katakana dikatakan selamanya;
Ini selalu demikian, selalu ada disana.
Dan inilah keagungan, -  inilah yang pasti;
Semua lainnya menjadi tersesat kedalam ketidak pedulian,
Ke dalam belantara,
Tanpa jalan, tanpa tujuan, dan tanpa arah.

THASIN VI
KITAB TENTANG ADAM A.S
Kemudian Syekh dan Guru spiritual terbesar Al-Hallaj – rahimahullah – berkata:
(1)         “ dan tak seorang pun yang mengatakan,
“Dia-lah Yang Esa”
Kecuali Ahmad,
Semoga terlimpahkan rahmat Allah atasnya,
Dan ha ya padanya dia tampak
Dalam penglihatan-bathin saat Mi’raj.”
(2)         Iblis diperintahkan untuk bersujud;
Dan Ahmad (saw) diperintahkan untuk mengalihkan penglihatannya;
Ke kanan ataupun ke kiri;
Penglihatannya tidak pernah berpaling
Dan tidak pula melampauinya.
(3)         Iblis menyeru tetapi tidak dapat membebaskan diri
Dari apa yang dia perbuat
Dan dari dirinya sendiri.
(4)         Dan Ahmad (semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya) menyatakan,
Dan melangkah diluar bidang yang terbatas
Dan melampaui dirinya sendiri, tiada tara.
(5)         Dengan cara demikian ia menunjukan,
Dan mempertahankan perkataan;
Aku bergerak melalui engkau,
Dan melalui engkau apa pun tenrcukup.
Maka, O penggerak semua hati!
Siapa yang dapat menceritakan semua keagungan-Mu dan memuji-Mu?
(6)         Dan tidak ada satupun penghuni langit,
Yang mengesakan Tuhan seperti iblis.
(7)         Dan iblis mengelak dalam keberadaan,
Ia melampiaskan pandangan dan pengamatannya,
Dan meninggalkan perjalanan disepanjang keberadaan;
Meninggalkan untuk mengamati.
Ia menyembah Tuhan sebagai Tuhan abstrak,
Sebagai abstraksi.
(8)         Dan ketika ia mencapai tahap penyendirian,
Ia berdiri tersalahkan;
Dan ketika ia melewati keluar dari tahap ini dan memohonnya,
Dia dibawa menuju ke keberadaan.
(9)         Dia diperintahkan untuk bersujud;
Lantas dia menjawab, “tiada kepada yang lain dari engkau.”
Dikatakan kepadanya, “engkau diperintahkan!”
Dia menjawab, “tidak kepada yang lain dari engkau.”
(10)     “penolakanku adalah demi kebesaran-Mu, demi kesucian-Mu;
Alas an penolakanku adalah kegilaanku kepada-Mu.
Aku tidak mengenal siapa pun selain Engkau,
Dan Adam adalah lain dari Engkau.
Di antara Engkau dan aku, tidak ada yang lain;
Jika harrus ada, maka yang lain itu adalah aku.”
(11)     “bagiku tidak ada jalan kepada yang lain dari Engkau;
Dan aku memiliki alas an untuk ini.
Sejak dulu telah ditentukan sebelumnya
Tidak ada yang lain kecuali Engkau yang mengetahui Engkau,
Dari waktu ke waktu.
Karena aku tinggal abadi dalam ketaatan
Sebelum ciptaan-Mu yang lain mana pun mengenal ketaatan.
Dengan demikian, pengetahuan-Mu adalah pengetahuanku,
Engkau bersandar kepadaku dan aku bersandar kepada-Mu.
Dan kebersamaan diantara kita ini jauh lebih tua
Daripada masa kehidupan ini sendiri.
Jadi mengapa aku harus bersujuud dihadapan yang bukan engkau,
Tetapi yang lain dari Engkau, jelas aku menolak,
Tidak ada pilihan, tidak ada jalan
Tidak ada tindakan lain kecuali apa yang telah aku lakukan.
Api yang memberikan aku bentuk menarik kembali aku kea pi.
Dan api menurunkan api.
Kehendak ini adalah milik-Mu;
Apa pun yang kini Engkau tentukan adalah milik Engkau.
(12)     Dalam perpisahan diri dari engkau
Tidak ada kejauhan yang tertinggal padaku;
Dan aku menyadari bahwa jauh dan dekat adalah kata-kata saja, tanpa isi;
Karena aku telah menjalaninya selama ini dan jauh dari Engkau.
Aku telah membuat pemisahan dari Engkau, Kekasihku,
Sahabat dalam kesedihanku.
Dan siapa yang menyebut seperti demikian,
Meskipun dengan cinta,
Dan akan berakhir dengan perpisahan dengan-Mu.
(13)     Dan Musa (Ibnu Imran) bertemu dengan iblis di lereng gunung Tursina.
Musa bertanya, “apa yang menghalangimu untuk bersujud?”
Iblis menjawab, “yang menghalangiku adalah kesaksianku
Bahwa Dia-lah yang Esa dan hanya Dia;
Jika aku bersujud kepada Adam
Aku akan berubah sepertimu;
Engkau sekali diseur untuk melihat gunung, kau pun melihatnya.
Sedang aku diseur seribu kalipun untuk bersujud kepada Adam, tettap aku tak mau, demi kesaksianku.”
(14)     Musa bertanya kepada iblis,
“berarti engkau meninggalkan perintah,”
Iblis menjawab, “ini adalah suatu ujian, bukan perintah.”
Musa berkata, “inilah yang mengubah bentukmu.”
Dijawab, “hai Musa! Ini semua dimaksudkan untuk menyembunyikan,
Untuk menutupi dan terus menutupi,
Sesuatu yang patut untuk ditutupi;
Dan sekarang apa gunanya?
Untuk yang ‘sekarang tetap ada’ dan yang berubah.
Dan yang tidak berubah adalah pengetahuan yang sejati;
Pengetahuan itu tetap pada masa itu, 
Dan sama pada masa kini.
Keberadaan nyata tidak mengalami perubahan.”
(15)     Dan Musa bertanya, “kau masih ingat Dia?”
Dijawab, “mengapa? Semua ingatan dan perenungan adalah satu dan sama.
Aku masih sama dengan yang sedang diingat,
Dan bahkan Dia sedang diingat.
Jadimengingat Dia adalah mengingatku
Dan mengingatku adalah mengingat-Nya;
Dan apakah keduanya menjadi satu?
Dipersatukan dalam masa?
Aku sekarang bersih dalam hari-hari pengabdianku,
Dan hari-hariku adalah hari-hariku sendiri,
Dan pikiran Dia dalam pikiranku
Lebih cerah dari sebelumnya.
Dulu aku mengabdi pada Dia untuk kesenanganku
Dan sekarang aku mengabdi pada Dia dengan keridhaan Dia.”
(16)     “dan tidak ada lagi pemikiran tentang balas jasa;
Tentang kerugian atau keuntungan;
Telah membuatku tak tergantikan,
Dalam kondisi aku melihat dan takjub;
Dan kemudian, menolak bahwa aku mungkin tidak ditemukan
Oleh mereka yang bebas,
Dilepaskan dan tanpa ikatan.
Dan karena pelanggaranku membuatku terhalang dari lain-lainnya,
Dan memberiku bentuk berbeda.
Untuk membingungkan aku dalam kebingunganku.
Semua ini memperpanjang jalanku dan memperdalam kebingunganku.
Dia mempertahankan aku sebagai milik-Nya sendiri,
Dan untuk pujian yang aku miliki,
Dan membiarkan aku jatuh.
Dia telah membuat aku jauh dari dirinya, karena tindakanku,
Dan mencabut dariku kekuatan melihat, kekuatan mengamati.
Pada saat aku lebih dekat ke Dia, Dia memberiku kebebasan;
Dan pada saat aku menjauh,
Dia mempertahankanku dalam pandangan-Nya,
Dan mengambil kembali harapan,
Dan karenanya membuat aku terabaikan;
Jauh dan sangat jauh dari semuanya.
(17)     “dan aku tidak melakukan kesalahan
Dalam tindakan-tindakan yang ditentukan,
Atau dalam ttindakan-tindakan yang tidak ditentukan;
Atau bertentangan dengan kehendak;
Aku juga tidak merasa bangga dalam perubahan bentukku.
Jika Dia membuatku terbakar, dari ujung ke ujung,
Aku tidak akan tunduk;
Tidak akan pernah, tidak akan pernah merendahkan diri dihadapan manusia,
Karena aku hanya tunduk pada Dia;
Tidak ada seorang pun,
Untuk segala bentuk dan wujud, atau manusia;
Aku hanya mengenal Dia.
Aku berdiri dengan kebenaran, dan dengan cintaku,
Aku adalah sa;ah satu dari mereka.”

Maka Husain Manshur Al-Hallaj – rahimahullah – Guru Terbesar sepanjang zaman ini berkata:

(18)     “banyak pandangan-pandangan mengenai Azazil;
Dialah yang memperingatkan di surge dan di bumi
Dilangit ia meminta para malaikat melihat segala yang baik,
Dan dibumi ia meminta manusia melihat kejahatan;
Kebaikan dikenal melalui kejahatan
Dan kejahatan dikenal melalui apa yang bertentangan dengannya.
(19)     Pakaian sutera halus terbuat dari benang kasar
Yang diambil dari pakaian yang kotor dan rusuh.
Dengan cara yang sama,
Raja menampakkan segala yang baik dan segala yang buruk,
Serta mengajukan pilihan.
Mereka yang mengikuti kebaikan menjadi baik,
Dan yang menolakn untuk mengetahui kejahatan
Tidak akan pernah mengetahui apa yang baik.”
(20)     Dan Al-Hallaj berkata, “aku telah berdebat,
Dengan iblis dan fir’aun tentang ketaatan;
Tentang keteguuhan;
Iblis berkata bahwa bersujud dihadapan Adam
Berarti meruntuhkan ketaatannya,
Dan ini akan membuat dia terasing dari dirinya sendiri.
Dan Fir’un berkata bahwa beriman kepada Rasul-Nya cukup menjatuhkan namanya,
Dihadapan kaumnya.
Dan kepada mereka aku menjawab.”
(21)     Jika aku menarik kembali keyakinanku sendiri,
Aku kehilangan keberadaanku,
Kehilangan maqam-ku.”
(22)     Kemudian iblis berkata . . . ,
“aku lebih baik dari Adam;
Dan Dia tidak mengenal yang lain kecuali Dirinya sendiri”;
Dan Fir’aun berkata,
“aku tidak mengetahui kalau kau memiliki tuhan selain aku”;
Dan dia tidak tahu seorang pun diantara kaumnya
Yang dapat membeda-bedakan;
Untuk memilih antara kebenaran dan ketidak-benaran;
Antara yang hak dan yang salah.”
(23)     Dan aku berkata,
“jika engkau tidak mengenal dia,
Maka lihat dan kenali tanda abadi-Nya, tanda yang Kekal;
Dan tanda itu adalah aku,
Dan aku-lah kebenaran itu (Ana Al-Haqq)
Dan pada hakikaatnya Aku selamanya bersama dengan kebenaran itu.”
(24)     Maka, iblis dan Fir’aun adalah sahabat dan guruku,
Dan dengan mereka aku temukan jalanku;
Api bertemu iblis,
Tapi ia tidak pernah menyimpang dari apa yang ia anut,
Dan Fir’aun masuk kebawah air, dan tenggelam,
Tapi pikirannya tidak pernah luntur.
Tapi Fir’aun berkata, “aku percaya tidak ada tuhan,”
Kecuali tuhan yang dipercayai Bani Israil;
Aku adalah satu dari mereka yang berserah.”
Dan apakah kau belum melihat tanda Tuhan,
Ketika Jibril membuat Fir’aun menyentuh pasir dikedalaman air.
(25)     “jika aku harus harus dibunuh atau disalib ditiang gantungan,
Atau tangan dan kakiku harus dipotong,
Walau bagaimanapun, aku tidak akan pernah menarik kembali kata-kataku.” 
(26)     Iblis adalah nama kondisiku;
Namanya berubah menjadi Azazil.
(27)     Dan dikatakan kepadanya;
“o, yang telah jatuh. Apakah kau tidak akan merendah?”
Iblis menjawab, “aku adalah salah satu dari mereka yang mencintai,
Dan mereka yang mencintai dikutuk.
Dan kau berkata aku telah terperosok; telah jatuh;
Oh, aku yang telah memperoleh pengetahuan dari buku cahaya,
Duhai Yang Maha Kuasa!
Bagaimana ini terjadi? Mengapa ini terjadi?
O, bagaimana menghadapi apa yang harus aku hadapi?
Engkau membuat aku dari api, dan dia dari tanah liat;
Dan kami berdua berlawanan;
Apakah yang berlawanan dapat dipersatukan?
Dalam kepatuhan dan pengabdian kepada-Mu,
Akulah yang paling tua, dalam bagian dari cinta-mu,
Aku adalah yang paling berpengalaman;
Dalam ma’rifat aku yang paling bijak;
Dan dalam masa, aku yang paling abadi.
(28)     Dan kepadanya Yang Maha Tinggi menjawab:
“semua kebebasan adalah milikku, bukan milikmu.”
Ia menjawab,
Dan hal yang sama adalah posisiku;
Segala sesuatuku adalah milikmu;
Kebebasan, keleluasaan, - semuanya.
O penciptaku!
Jadi inikah yang ditakdirkan untuk diriku?
Engkau membuatku untuk tidak lemah oleh kehendak-Mu,
Dan Engkau adalah yang mahakuasa, mahatinggi.
(29)     Jika aku telah berbuat salah dalam kata-kataku,
Maka jangan tinggalkan aku;
Karena Engkau Maha Mengetahui, Maha Mendengar.
Dan tidak seorang pun lainnya di antara para pengembara
Dijalan kebenaran yang lebih mengetahui daripada aku;
Aku mengetahui dan memahami.
Dan jangan tolak aku,
Karena penolakan bukanlah balas jasa yang tepat
O Tuhan, Tuhanku!
Beri imbalan padakun karena aku tak tergantikan dalam keyakinanku.
Dalam semua janji, perkataanku adalah yang paling benar,
Dan tindakanku adalah yang paling menyedihkan,
Tetapi yang ingin mengenal dapat mengetahui
Bahwa akulah saksi terbaik.
(30)     O saudaraku!
Jadi inilah alasannya bagaimana ia mamiliki nama Azazil;
Ia melepaskan dirinya sendiri;
Dan kehilangan tempatnya;
Dan belum mencapai akhir karena tidak ada awal;
Pada kenyataanya, tanpa awal ia tetap berada di akhir.
(31)     Kemunculan dia adalah sebuah pembalikan;
Pembalikan dari esensinya,
Yang terbakar oleh api dari gelora semangatnya;
Dan dicerahkan oleh cahaya pelepasannya.
(32)     Oh saudaraku!
Melalui pemahaman inilah
Engkau dapat menyelamatkan dirmu sendiri,
Atau engkau telah menemui pelepasan, pemisahan, penderitaan;
Dan kepahitan
Dan kematian dalam penyesalan-penyesalan mendalam.
(33)     “orang bijak di suatu kabilah
Menjadi bodoh dan bisu mengenai dia;
Dan mereka yang mengenal dan hendak berkata-kata
Menjadi tidak dapat berbicara tentangnya (Azazil) . . . “
Dia adalah yang paling setia dalam keyakinan,
Dihadapan penciptanya.
(34)     Dan mereka melemahkan dirinya dihadapan Adam;
Mereka patuh.
Iblis menolak, karena ia dibutakan oleh pengamatannya.
(35)     Dan, pada akhirnya, ketika ia telah menjadi kosong;
Harapan-harapannya berakhir;
Dia berkata, “ aku lebih baik daripadanya,”
Dan selamanya tetap dalam kondisi pelepasan,
Tidak bersatu;
Tersesat dalam debu, dan menghadapi penderitaan
Dari waktu ke waktu.

THASIN VII
KITAB TENTANG KEHENDAK TUHAN
(1)          Lingkaran pertama adalah lingkaran kehendak-Nya;
Lingkaran kedua adalah lingkaran hikmah-Nya;
Lingkaran ketiga adalah lingkaran Kekuasaannya;
Lingkaran keempat adalah lingkaran Pengetahuan-Nya;
Yang abadi.
(2)          Iblis berkata, “jika aku sanggup memasuki lingkaran pertama,
Aku akan diuji dalam lingkaran kedua;
Dan jika aku berhasil dalam lingkaran kedua,
Aku akan dicobai dalam lingkaran ketiga;
Dan jika aku berhenti dalam lingkaran ketiga,
Tetap ada kebinasaan, jadi . . . “
(3)          “tidak, tidak. Tidak, tidak . . .
Aku berhenti pada lingkaran pertama,
Dan dikutuk dari lingkaran kedua,
Aku dilemparkan dari lingkaran ketiga,
Dan kehilangan lingkaran keempat.
Dimanakah lingkaran keempat?
Lingkaran keempat!”
(4)          “jika aku tahu bahwa bersujud akan menyelamatkanku,
Akan membebaskanku,
Maka aku akan bersujud dihadapan Adam.
Tetapi aku tahu ada lingkaran-lingkaran lain dalam lingkaran-lingkaran itu . . . tiada akhir.
Jadi, aku berkata dalam hatiku, kepada diriku sendiri!
Maafkan aku! Maafkan aku!
Jika saja aku dapat keluar dari sini, dari lingkaran pertama ini.
Tetapi, walaupun demikian
Bagaimana aku dapat keluar dari lingkaran-lingkaran selanjutnya,
Dari lingkaran-lingkaran lainnya?”
(5)          “ah! Yang Maha Esa,
Satu-satunya Yang Esa,
Yang selamanya demikian
Bagaimana? Bagaimana? Bagaimana?”

THASIN VIII
KITAB TENTANG TAUHID
(1)          Kebenaran (Al-Haqq) adalah satu, tunggal;
Kebenaran adalah Esa yang tidak dapat dibagi-bagi.
(2)          Keesaan-Nya, dan pengetahuan tentang keesaan itu adalah milik-Nya;
Berada dalam diri-Nya.
(3)          Tidak mungkin, tidak mungkin;
Keesaan ini adalah jauh, asing, terpisah,
Dia dikenal hanya melaluinya.
(4)          Pengetahuan mengenai Yang Esa adalah Abstrak;
Tunggal, tak terbagi.
(5)          Mengatakan Dia itu Esa, dan dia tunggal
Adalah untuk menyifatkan;
Tetapi dia, Yang Esa, adalah diluar penyifatan.
(6)          Jika aku berkata, “aku” ia mengirim balik “aku,”
Dalam menjawab “aku”-ku.
Jadi, “dia” ditujukan untuk engkau dan tidak untukku.
(7)          Dan jika aku berkata kesatuan adalah keesaan bagi kesendrian-Nya,
Untuk keberadaannya yang sendiri,
Berarti aku menempatkan dia dalam ciptaan;
Diantara sarwa makhluk
(8)          Dan jika aku berkata Yang Satu itu Tunggal sebagai jumlah satu;
Bagaimana ia dapat muncul dalam jumlah?
(9)          Dan jika aku berkata, dia adalah satu
Akibat dari keberadaan yang dianggap satu,
Yang memang terbukti satu, - berarti aku memberi batasan pada dia;
Membatasi-Nya.

THASIN IX
KITAB TENTANG MISTERI
(1)          Segala misteri menghasilkan ketakjuban;
Misteri mengarah pada dia,
Karena dia telah membuatnya bergerak,
Tahap demi tahap, dan fase demi fase
(2)          Rahasia keesaan-Nya terletak dalam acuan-acuan
Berdasar beberapa kata ganti;
Dia tertutup sepenuhnya, tersembunyi;
Bahkan tersembunyi dalam ketersembunyian.
Dia adalah aku yang mempribadi;
Dia juga adalah dia yang tidak menyata;
Kata ganti dari ketidakhadiran.
(3)          Jika engkau berkata: ha,
Semua orang berkata, Ah! Ah! Ah!
(4)          Seberapa banyak cara,
Seberapa banyak bentuk,
Dan seberapa banyak petunjuk yang menunjukan dia;
Dia tetap tidak diketahui sepenuhnya.
(5)          Laksana sebuah batu cadas yang kokoh
Dan ini adalah batasan, dan tetap batasan,
Batasan itu tidak membuat dia satu,
Sebagaimana apa yang dibatasi selalu terbatas;
Dan berbagai penyifatan mengarah kepada batasan;
Sedangkan yang esa selalu diluar batasan.
(6)          “Al-Haqq adalah tempat kembali bagi Haqq,
Dan tidak kepada yang lain
Selain Haqq itu sendiri.”
(7)          Dan ia telah berkata: aku-lah yang esa:
Dan bukan apa yang dikatakan,
Dan apa yang menjadi fenomena,
Sebuah persoalan ciptaan?
Jadi, bagaimana ini semua menentukan kebenaran?
(8)          Dan, jika ini dikatakan bahwa dia sendiri yang berkata bahwa dia adalah satu,
Maka keberadaan bergantung pada tindakan;
Dan apa yang diciptakan adalah keberadaan.
Tetapi keberadaan bukanlah keberadaan.
Meskipun, memiliki keberadaan;
Tetap saja keberadaan ini bukanlah keberadaan,
(9)          Dia menyembunyikan dirinya sendiri ketika terlihat paling jelas,
Tetapi dimana?
Dan dimana tempat dia, tidak pernah ada dimana.
(10)      Apa? Inilah, tidak pernah dapat memiliki dia.
(11)      Seperti ini dan dimana? Adalah ciptaan-ciptaannya.
(12)      Apa yang merupakan kesatuan menghendaki esensi;
Dan apa yang bukan tanpa bentuk atau tubuh berbentuk atau berjasad;
Dan apa yang bukan nirjiwa tidak pernah tanpa jiwa.
(13)      Kami kembali pada yang mengumpulkan semuanya,
Segala sesuatu yang ditambahkan, dijumlahkan;
Segala sesuatu dikenal dan diketahui
Segala sesuatu dihancurkan, dipatahkan, digoncangkan, dan dipecahkan;
semua
(14)      Segala sesuatu yang pertama adalah segala sesuatu dari tindakan;
Lain-lainnya ada sebagai titik-titik pada lingkaran-lingkaran
Yang menandai dunia-dunia dan semestanya.
(15)      Ketika kita berbicara mengenai keesaan Allah
Berarti kita berbicara mengenai jalan menuju-Nya;
Mengenai arah-arah ke Dia, dimensi-dimensi-Nya;
Dan ini berbeda, mandiri,
Dan merupakan sebuah lingkaran itu sendiri.

THASIN X
KITAB TENTANG TRANSENDENSI
(1)          Dan inilah lingkaran;
Yaitu bentuk, bentuk lingkaran.
(2)          Dan ini adalah hal tentang jumlah-jumlah,
Yang diikuti semua orang dalam segala usia, di semua negara;
Yang diikuti oleh orang-orang yang memiliki jalan-jalan berbeda,
Dan hati yang berbeda.
(3)          Lingkaran pertama memberikan segala yang berhubungan dengan fisik;
Lingkaran kedua memberikan segala
Yang menyentuh sesuatu yang tidak tampak,
Jiwa dan hati nurani.
(4)          Dan ini semua adalah ciptaan-ciptaan;
Yang bergerak, berputar, menarik dan menawan;
Saling berhubungan, dibalikan, dikacaukan, dipatahkan dan dipecahkan.
(5)          Dan bergerak dalam orbit,
Dalam cahaya remang suara hati manusia;
Dengan kegelisahan, kekaguman,
Didera oleh keheranan; dan terus berubah.

THASIN XI
KITAB KEBUN MA’RIFAT
Akhirnya Husain bin Manshur Al-Hallaj – rahimahullah – berkata:
(1)          Yang Tak-Diketahui merupakan penyifatan, sifat dari pencari;
Dan apa yang tidka diketahui adalah bentuk keadaan dari pencari,
Jadi, pengetahuan Dia membentang melewati batas-batas akal,
Melampaui batas-batas dari rentang logika;
Oleh karena itu, tidak diketahui dan tidak terpahami.
Bagaimana? Tidak perbah membantu, dengan berada di lembah-lembah hakikat
Dimana? Tidak bertempat.
Untuk memahami yang tak terbatas bukanlah bentangan,
Atau sifat dari sesuatu yang terbatas.
(2)          Yang Tak-Diketahui tak terjangkau pikiran,
Diluar perenungan, di luar dunia indera,
Di luar akal dan argumen-argumennya.
(3)          Yang Tak-Diketahui di luar peniadaan,
Peniadaan diri.
(4)          Yang Tak-Diketahui di luar keberadaan yang terbatas,
Di luar diri yang terkandung dalam keberadaan.
(5)          Dan dia yang berkata telah mengetahui Dia
Dengan cara tidak mengetahui Dia adalah tidak mengetahui,
Dan tidak mengetahui adalah kerudung dari tidak kepengetahuan.
(6)          Jika orang mengatakan telah mengetahui-Nya melalui nama-Nya,
Sebenarnya dia tidak mengetahui-Nya,
Karena, bagaimana engkau dapat membedakan antara Nama dan Yang Dinamai?
(7)          Dan orang mengatakan telah mengetahui-Nya menurut Dia,
Sebenarnya ia belum mengetahui-Nya;
Karena bagaimana yang dikatahui dapat menjadi yang tidak diketahui?
Dan dapatkah keduanya mengada bersama?
(8)          Jika dia mengatakan telah mengetahui-Nya melalui karya=karya-Nya,
Sebenarnya dia belum mengetahui-Nya,
Karena dia telah menempatkan karya-karya-Nya sebagai pengganti Dia.
(9)          Kemudian, jika dia mengatakan dia telah mengetahui-Nya
Melalui ketidakberdayaan menusiawinya,
Sebenarnya dia tidak berdaya dalam dirinya sendiri,
Dan tidak pernah dapat menyatakan memiliki jalan masuk.
(10)      Menurut kesadaran dan dengan pengetahuan,
Engkau tidak mencapai kemana-mana;
Apa pun yang engkau peroleh hanyalah hasil dari pikiranmu.
(11)      Menurut sifat-sifat? Tidak, tidak pernah,
Karena sifat-sifat hanyalah tanda-tanda;
Hanya simbol-simbol;
Sifat-sifat itu hanya memberi kesan-kesan.
(12)      Melalui kehidupan dan kematian,
Keduanya hanyalah menjelaskan gambaran kehidupan;
Jadi bagaimana dapat Dia lantas nampak dalam gambaran kehidupan,
Tidakkah, ini dua hal bertentangan?
(13)      Yang jarang mengetahui mengapa dan bagaimana tentang segala sesuatu;
Dan yang tidak pernah mengetahui
Mengapa kerangka besar berada dalam masa muda dan kemudian dalam masa tua;
Rambut hitam pada masa muda segera digantikan oleh rambut putih;
Bagaimana ia dapat mengetahui pencipta,
Pencipta segala sesuatu, setiap sesuatu?
Dari ini ke itu, bagaimana mungkin?
(14)      Hati manusia adalah sepotong daging;
Hati ini berdenyut dalam rongga dada manusia,
Sebuah titik dalam ruang,
Bagaimana dia dapat muncul dalam rongga dada?
(15)      Untuk kuda yang sedang berlari cepat,
Yang diesbut akal,
Ada panjang dan keluasan;
Dan untuk skema kehidupan,
Batas-batas hukum yang suci;
Dan seluruh ciptaan, dilangit dan dibumi,
Adalah dalam kondisi pelingkupan Dia.
(16)      Panjang dan keluasan tidak pernah dapat mencapai Dia;
Dan pengenalan tentang Dia hampir tidak dapat tinggal
Dalam lingkup bumi dan langit;
Dan segala sesuatu dari kehidupan luar dan dari kehidupan dalam,
Dari hukum suci hampir tidak dapat mengetahui Dia.
(17)      Jika engkau menyatakan telah mengetahui Dia
Melalui belajar hukum-hukum dan tanda-tanda,
Berarti engkau mengangkat dirimu jauh lebih tinggi;
Jauh lebih tinggi daripada sesuatu yang ditemukan.
(18)      Hati-hati, hati-hati!
O, manusia yang sedang mencari kebenaran!
Kondisimu menentukan keadaanmu;
Pengetahuanmu adalah sejumput pengetahuan;
Pemahamanmu tidak berhak mendapat pujian;
Jadi, pencari sejati adalah dia yang melihat,
Dan pengetahuan yang sejati adalah pengetahuan yang tetap.
(19)      Pengetahuan didasarkan pada batasan-batasan,
Pada keberadaan-keberadaan yang terbatas dan dibatasi
Tetapi menyembunyikan dirinya sendiri
Dalam keadaan dimana Yang Mahakuasa muncul dalam huruf Mim;
Dan dia tetap bersembunyi,
Jelas tersembunyi, dan terus tersembunyi;
Datang mendekat, dan kembali kebelakang.
Tetapi dia, yang bergerak ke dalam dan ketakutan-ketakuatan,
Dan hidup dalam kegairahan yang besar,
Dalam cinta akan dia,
Dalam kondisi perpisahan, tetap dihadapan dia.
(20)      Orang yang berpengetahuan sejati,
Orang yang berpengetahuan sejati adalah sendirian,
Dan dia yang mencintai dia,
Hidup dalam penderitaan;
Dan dia yang hidup untuk dia, kehilangan segalanya;
Dan dia yang menutup matanya melihat di dalam matanya;
Tangan-tangan dia memberikan dia dukungan dan tenaga.
(21)      Maka, apa itu pengetahuan sejati?
Pengetahuan sejati adalah seperti adanya.
Dan apa dia? Dia seperti Dia seperti adanya
(22)      Apa pun, selain ini, adalah karya orang-orang bodoh;
Cerita-cerita yang disampaikan oleh orang-orang
Yang terdorong untuk memberikan cerita-cerita.
Pengetahuan sejati adalah pencarian oleh sedikit orang;
Semua orang lain menjalani kehidupan yang susah.
Mereka mengikuti pandangan-pandangan dan memasuki kebingungan;
Mereka hidup dalam penyerapan diri dan melepaskan harapan.
Tindakan-tindakan mereka menjadi biasa saja,
Dan mereka melewati hari-hari mereka dalam keadaan tanpa tujuan,
Dalam dunia kebingungan yang gelap.
(23)      Yang benar tetaplah yang benar,
Pencipta sebagai Khaliq,
Dan segala apa yang termasuk diciptakan tetaplah makhluk.

Ini akan tetap selalu demikian.

2 komentar:

gedebayu mengatakan...

om klo nyari kitab thawasin d surabaya dimana ya?

om ringgit mengatakan...

waduh... saya blum prnah hunting buku di Surabaya.