KITAB
THAWASIN
Thawasin adalah kisah
kehidupan spiritual Al-Hallaj. Karenanya, dapat banyak membantu konteks
tekstual dan makna dari Ana Al-Haqq.
THASIN I
KITAB TENTANG BENTUK CAHAYA
Husain bin Mansyur Al-Hallaj, berkata:
(1)
Thasin …;
Inilah bentuk
cahaya yang bersinar dari yang tak terlihat,
Ia tampak dan
terpancar,
Serta kembali pada
yang tak terlihat,
Dan kebenaran itu
melampaui segala cahaya,
Menjadi cahaya di
atas cahaya,
Dan benderangnya
memancar ke seluruh bulan.
Titiknya yang
paling teraang menjulang angkasa diselimuti oleh misteri.
Kebenaran (Haqq)
menyebut dia Ummi
Dikarenakan
aspirasinya yang mulia,
Menyebut dia
seorang dari rumah suci
Dikarenakan
karunianya yang sangat melimpah;
Dan menyebutnya Makki
karena dia tabah dalam kedekatan dengan-Nya,
Dan karena
kedekatannya itu ia bersama dengan kebenaran (Haqq) itu sendiri.
(2)
Dadanya dilapangkan dan kedudukannya
ditinggikan di atas,
Kehendaknya
diwujudkan,
Ia kemudian
dilapangkan,
Dilapangkan dari
beban yang memberatkan.
Dan pada semuanya
ditampakkan bulannya;
Dan bulan itu,
bulannya dari awan-awan daratan yamamah
Dan menjadi
matahari pagi di tihamah
Dan lampunya
member cahaya,
Dari hikmah sang
Mahabesar.
(3)
Apapun yang ia katakana dalam hikmahnya,
Dalam cahayanya,
Dan tentang enam
hal yang Ia katakana,
Ia katakana dalam
kebenaran jiwanya,
Ia pertama-tama
membuat dirinya ada,
Serta memiliki
pandangan dan kemudian,
Dirinya sendiri
menjadi mata yang melihat,
Dan kemudian ia
memperingatkan;
Pertama-tama ia
menunjukan jalan,
Lantas member
batas pada jalan itu.
(4)
Pada hakikatnya tidak seorangpun telah
melihat dia,
Telah
menyelamatkan, Shiddiq kebenaran;
Yang mengenal dia
seperti dia mengenal kebenaran itu;
Ia berada
disamping kebenaran itu,
Mengikuti
jejak-jejak kebenaran itu,
Dan tak seorangpun
berada disana untuk memisahkan mereka
(5)
Dan tak seorangpun pengembara-spiritual
pun yang mencari telah melihat dia,
Atau mengenalnya;
Dan tak seorang
pun telah mengenal dia;
Dan kebajikannya
tetap tidak diketahui
Seolah tidak ada
seorang pun untuk menciptakan kebajikannya.
Jadi, kebenaran
berkehendak untuk menyingkap kebenaran,
Dan mereka yang
meninggal memiliki kitab ini
Dan mereka mengnal
dia
Seperti mereka
mengenal anak-anak mereeka;
Dan salah seorang
diantara mereka
(6)
Dari cahayanya tampak cahaya semua kenabian,
Dan dari pancaran
cahayanya,
Pancaran-pancaran
cahaya baru muncul.
Tidak ada
cahaya-cahaya lain yang lebih cemerlang,
Dan lebih cerah
dan mendahului
Pra-eksistensi
daripada cahayanya.
(7)
Perenungannya melampaui semua renungan
Dan keberadaannya
melewati ketiadaan,
Dan namanya
mengungguli pena,
karena dia
mendahului semua orang,
di dunia ini atau
di dunia lain atau di dunia di seberang dunia ini.
Tidak ada seorang
pun yang begitu penuh dengan daya pikat, baik dan bijak,
Dan dalam
pikirannya seperti dia;
Ia adalah pemimpin
dari semua makhluk;
Dia adalah Ahmad,
dan segenap puji tertuju padanya,
Tak tertandingi
kemuliaannya,
Perkataannya tak
lekang karena ia bermurah hati dalam keberadaannya,
Dan tertinggi
dalam kebajikan dan kemuliaannya,
Dalam pikirannya
ketika berpikir sedang mendalam.
(8)
Ia membuat ia tertinggi,
Di atas segala
yang ada dan mengangkat posisinya,
Dan menyatakan dia
agung dan dikenal didaratan dan di lautan;
Dan membuat dia
berseri-seri, penuh cahaya,
Dan berkuasa serta
dapat melihat dan memahami;
Sebelum suatu
ciptaan diketahui ia telah diketahui;
Dan dari yang
pertama sampai yang terakhir
Namanya tetap
tertulis sepanjang masa.
Hatinya
menyucikan;
Perkataannya
memperingatkan;
Dan pengetahuannya
meninggikan;
Percakapannya
adalah percakapan bahasa arab,
Tetapi suku
bangsanya bukan di timur juga bukan di barat;
Rasnya dan apa
yang menggantikannya menyatakan penghargaan;
Dan dia memiliki
seorang teman di rumah suci
(9)
Ia membuat sebuah pertanda dan mata-mata
yang memiliki pandangan,
Segala sesuatu
yang tidak diketahui,
Yang tersembunyi
dan segala misteri menjadi diketahui
Segala sesuatu
dikenal.
Kebenarannya
membuat dia berbicara,
Akal membuktikan
dia benar,
Dan kemudian
membuat dia bebas.
Ia adalah
kebenaran yang dimanifestasikan,
Dan kebenaran
meruppakan perwujudan kebenarannya.
Dadanya
dibersihkan dari kotoran hitam.
Ia datang, tidak
dengan perkataan yang ditemukan atau diperintahkan,
Atau seseorang
yang kehilangan atau bentuk atau akal
Atau merupakan
hasil kerja dari seorang disini atau disana;
Ia datang
denganperkataan yang tidak berubah,
Juga tidak
mengikuti perubahan;
Ia ada
bersama-sama dalam kebenaran
Dan mengada
melampaui semua pola pikiran;
Ia telah
menegaskan penyebab dari segala sebab
Dan pengakhir dari
yang akhir.
(10)
Dan diatas dia menyalah awan, awan yang
menyala;
Dan dibawah
kakinya kilat menyala dan kegelapan sirna;
Dan awan itu
menurunkan titik-titik airnya sebagai hujan;
Dan membuat bumi
menumbuhkan buah.
Semua pengetahuan
adalah setetes dari semudera pengetahuannya;
Dan seluruh hikmah
adalah sebuah muara dari aliran sungainya yang sangat dalam;
Dan seluruh waktu
adalah sejam dari masanya,
Dan keberadaannya
diluar masa dari masa yang tertulis dalam kehidupannya.
(11)
“kebenaran bersama dengannya;
Apa yang terbatas
dan yang tak terbatas juga bersamanya.
Dalam kejadian
dialah yang pertama
Dan dialah yang
terakhir dalam rangkaian kerasulan;
Dialah yang
tersembunyi dari penciptaan,
Dan makna yang
terwujud dari pengetahuan tentang esensi …”
(12)
Tetapi tidak seorang pun pencari
pengetahuan
Yang telah
mencapai dia,
Dan tidak seorang
pun pemberi keadilan
Telah mencapai
hikmahnya
(13)
Kebenaran tidak ernah membawa dia
Ke segala sesuatu
yang telah diciptakan
Karena dia adalah
dia,
Tetapi dimana dia?
Jadi siapapun dia,
tetaplah dia.
(14)
“dan tak seorang pun yang mengetahui atau
yang tahu
Apa yang dia
ketahui
Tidak pernah
keluar dari Mim Muhammad;
Tidak ada jalan
keluar demi dia;
Demikian siapapun
yang bergerak di dalam
Tidak pernah di
luar Ha’ Muhammad;
Ha’ mangarah pada
Mim kedua
Dan huruf terakhir
Dal’ membawa kembali
Pada Mim yang
pertama.”
(15)
Perkataannya menyingkapkan;
Peringatannya
merupakan kabar ke semuanya
Dan semuanya
menjadi dungu
Sebelum mendengar
perkataannya.
Dan Al-Qur’an
muncul dalam wahyu
Dan berbicara
dalam percakapannya
Dalam kefasihan
yang tak tertandingi;
Menerangi hatinya
dan memperkuat fondasinya.
Dan mereka yang
berdiri disamping mendapatkan mahabah;
Dan menunjukan
perkataannya sebagai sesuatu yang benar
Dan menyatakan
keagungannya sebagai keagungan.
(16)
“jika engkau meninggalkan dan pergi
Kedaerah-daerah
yang jauh darinya,
Engkau tidak akan
menemukan jalan,
Dan tak seorang
pun akan mendekatimu.
Wahai, jiwa yang
sakit!
Engkau tak akan
menemukan seorang pun yang menyelamatkanmu.
Kata bijak dari
yang paling bijak
Di dunia ini
laksana pasir di hadapan dia.”
THASIN II
KITAB TENTANG PEMAHAMAN
(1)
Manusia hampir tidak dapat mengetahui
hakikat;
Dan hakikat tidak
berhubungan dengan pemikiran,
Dan pikiran
mengenai segala sesuatu yng diciptakan.
Apa yang terlintas
dalam hati adalah gelombang pemikiran yang berlalu cepat,
Tentang ini dan
itu,
Dan begitu banyak
gelombang pemikiran
Tidak pernah dapat
mencapai hakikat.
Sejauh ini memang
demikian,
Sepanjang
pengeathuan,
Jadi bagaimana
mengetahui hakikat?
“kebenaran berada
di luar hakikat,
Sebagai sesuatu
yang tak teridentifikasikan,
Dan hakikat
terpisah dari kebenaran …”
(2)
Laron terbang mengitari cahaya lilin,
sepanjang malam,
Dan dalam
bentuk-bentuk yang berbeda
Kembali engan
matahari pagi, di pagi hari;
Dan kemudian
menceritakan apa yang terjadi,
Bagaimana ini
terjadi;
Dan dalam apa yang
terjadi terdapat keriangan,
Satu-satunya
kebahagiaan;
Karena dadanya
berisi harapan untuk menemui kesempurnaan.
(3)
“cahaya yang ditebarkan oleh api
Adalah pengetahuan
mengenai hakikat dan kilaunya
Menjelaskan
hakikat yang berada dalam pengetahuan itu;
Tetapi untuk
memasuki kilaunya
Dan untuk
mengetahui cahayanya
Adalah dengan
kebenaran.”
(4)
Laron tidak senang dengan cahay lilin,
Denga kehangatan
lilin;
Maka ia
menjatuhkan dirinya sendiri kedalam api lilin;
Dan bentuk-bentuk
yang berada
Menunggu
kembalinya laron itu,
Jadi, ia member
kabar-kabar, informasi-informasi
Mengenai apa yyang
ia lihat atau bagaimana ia hidup
Melalui api itu.
Laron itu hanya
lebih suka apa yang dilihatnya
Daripada apa yag
didengarnya;
Dan oleh karenanya
menjadi tiada,
Sesuatu yang tidak
berguna, terpecah.
Kemudian, dalam
bentuknya yang sekarang ia hidup,
Tanpa nama, tanpa
bentuk atau tubuh,
Tanpa tanda atau
symbol.
Anda menanyai aku
mangapa?
Untuk apa ia
memiliki bentuk-bentuk yang berbeda itu?
Dan bagaiman ia
mencapai kondisi itu?
Untuk apa? Untuk
apa?
Siapa yang
mencapai kondisi melihat,
Menjadi tidak
peduli pada kondisi mendengar,
Tentang
kabar-kabar, tentang cinta yang disebarkan,
Yang menemukan
jalan kepada dia,
Yang sedang
diamati melangkah jauh melewati kondisi melihat,
Kondisi mengamati.
(5)
“tetapi dia yang diberi naluri-naluri dan
kehendak-kehendaknya,
Dan yang lemah
dalam piker
Dan yang dipenuhi
dosa untuk mengejar kehidupan fana,
Tidak akan
mendapatkan keberhasilan, seperti aku.”
(6)
O, jika kau piker akulah orang yang telah
mencapai keadaan itu
Atau yang akan
mencapai keadaan itu,
Atau telah
mencapai kondisi itu diwaktu-waktu lampau
O! tidak, tidak,
tidak pernah!
Aku sedang berada
dijalanku untuk menemui-Nya
Dengan caraku yang
menuntun kepada Dia:
O! aku milik-Nya
dan Dia belum memiliki aku.”
(7)
O! jika anda ingin mengetahui
Maka ketahuilah
bahwa apa yang nyata
Tidak diketahui
oleh seorang pun kecuali Ahmad;
Dan Muhammad
bukanlah bapak dari kerabatmu
Melainkan nabi
Allah dan yang terakhir dari nabi-nabi Allah.
Dan ketika ia
pergi keluar dari dunia ini
Dan bahwa dunia di
luar dan melewatri keluar dari tempat manusia dan jin,
Dan tidak
diketahui oleh manusia dan jin,
Disana tidak
tersembunyi lagi,
Segala tanda atau
bercak kesalaha;
Dan kemudian dia
mendekati dan menjadi lebih dekat,
Dan hanya berjarak
dua jengkal
Atau lebih dekat
Dan ketika ia
mencapai yang Nyata pengetahuannya,
Kondisi
pengetahuan dimana apa yang nyata diketahui
Dibuat sendiri
mendengarkan kabar-kabarnya,
Dan membuat
berpengharapan tinggi.
Ketka mencapai
kebenaran,
Jauh dari yang
nyata,
Dan menempatkan
dirinya di hadapan-Nya Yang Pengasih,
Dan ketika
kebenaran dibuatya sendiri
Ia kembali dan
berkata:
Pikiranku tidak
memiliki satu pun kecuali engkau,
Sujud kepada-Mu;
Hatiku milik-Mu
Dan pada saat ia
mencapai Akhir
Dari yang akhir,
ia berkata:
Tidak ada
kata-kata untuk membatasi
Tidak ada bahasa
untuk mendefinisikan engkau;
Dan ketika ia
mencapai Yang Nyata dari yang nyata, ia berkata:
Engkau sungguh
seperti yang engkau katakana
Ia melepaskan
semua yang hidup di dunia fana,
Dan mencapai
Kejayaan
Dan hatinya tidak
akan menipu apa yang dia lihat;
Dan dari Shidratul
Muntaha yang menandai batas-batas pengetahuan,
Tak seorang pun
mampu melewatinya
Pandangannya tidak
pernah membelok dan juga tidak menipu.
THASIN III
KITAB TENTANG INFORMASI
(1)
Hakikat adalah tajam dan bertepi;
Jalan menuju
kepadanya adalah semit
Dengan
semburan-semburan api ayng menyala,
Tinggi dan rendah,
tak terbayngkan;
Dan jauh diluar
sana terdapatsebuah tanah belantara,
Gelap dan sepi;
Seorang asing itu
melewatinya
Dan menyelami
segugus empat puluh tingkatan (maqamat)
Dan menceritakan
apa yang terjadi disana
(2)
Di setiap tingkatan terdapat mode-mode
pemikiran,
Dan ilmu
pengetahuannya masing-masing,
Sebagian
daripadanya mudah untuk dipelajari,
Bahkan jauh lebih
mudah untuk dipahami
Dan sebagiannya
diluar dan jauh diluar pemahaman.
(3)
Dan, kemudian, dia – orang asing itu
Memasuki tanah
belantara dan tinggal disana, lalu pergi keluar;
Dan tidak memiliki
seorang pun
Dan tidak
mencintai seorang pun;
Jalan tertutup
dalam masa tertentu;
Bukit-bukit,
batu-batu,
Puncak-puncak
bukit yang berbahaya,
Juga daratan
betapa pun kasar, betapa pun halusnya,
Tidak dapat
membuat dia tetap di jalannya.
(4)
Dan ketika Musa telah memnuhi ketentuan
Ia meninggalkan
keluarganya
Dan hakikat adalah
keluarganya;
Ia puas dengan apa
yang ia ketahui, yang telah dengar;
Lebih suka
penyebaran daripada yang diamati;
Karena ini
membuatnya
Dan orang-orang yang terbaik menjadi dua manusia
berbeda;
Dan membedakan
yang tinggi dan rendah.
Ia kemudian
menjawab:
“mungkin aku
mendatangimu
Dengan
berita-berita dari sana.”
(5)
Dan ketika orang yang memimpin setuju
untuk menerima laporan,
Mendengarkan,
menyebarkan berita-berita,
Maka mereka yang
mengikuti langkah-langkah
Pergi sendiri
untuk mencari pembebasan
Dalam tanda dan
symbol.
(6)
Di gunung Sinai, di pohon itu!
Dan apa yang
didengar dari sana;
Atau seseorang
lain, ditunjukan disana.
(7)
Dan oleh karena itu aku berdiri seperti
pohon;
Dan apa yang aku
katakana bukanlah perkataanku,
Tetapi
perkataannya.
(8)
Maka, apa yang Nyata adalah nyata
Dan apa yang
termasuk segala sesuatu yang menciptakan
Adalah sesuatu
yang diciptakan;
Maka lepaskan
segala sesuatu yang diciptakan
Untuk menjadi
sebagai dia dan engkau sebagai dia,
Dan inilah
hakikat.
(9)
Dan aku melihat tanda,
Tanda itu sendiri
menjelaskan tanda;
Dan, oleh
karenanya, berisi hakikat dalam dirinya sendiri;
Jadi siapa dia?
(10)
Dan kebenaran menjawab:
Maka ketika kau
mangubah pikiran dan membuktikan;
Sesutau yang
terbukti tidak pernah dibuktikan.
Karena aku berdiri
terbuka untuk bukti.
(11)
Kebenaran membuat aku melihat hakikat
Melaui penegasan,
melalui perjanjian, melalui perkataan lisan;
Dan apa yang aku
ketahui berbicara
Meskipun apa pun
yang aku miliki dalam hatiku
Rahasia yang aku
miliki melampaui realitas.
(12)
Kebenaran memberitahu aku mengenai
hatiku,
Dan member
pengetahuan dalam lidahku sendiri,
Dan membuatku
dekat;
Urusan-urusanku
yang lain terhenti,
Dan aku menjadi
kebenaran itu sendiri.
THAIN IV
KITAB TENTANG LINGKARAN
(1)
Lingkaran pertama di dunia penampakan
Adalah dunia yang
menuju kea rah dia,
Lingkaran yang
kedua adlah yang menacapai dia dan terputus;
Dan lingkaran
ketiga adalah yang memasuki realitas
Dan kehilangan
arah dalam hutan belantara.
Dan melaui
lingkaran pertama
Ada kemungkinan
untuk mencapai dia;
Tetapi melaui
lingkaran kedua semua kehilangan arah;
Dan dalam
lingkaran ketiga hanya terdapat pepohonan,
Padang-padang
pasir dan hutan belantara yang luas
(2)
Aduh! Bagi dia yang memasuki lingkaran
pertama
Dan menemui jalan
buntu,
Dan diminta untuk
melacak kembali jejak-jejaknya.
Dalam kondisi ini
ada esensi
Seseorang yang
berdampingan
Pikiran dan
keheranan
(3)
Tidak ada jalan terbuka dalam lingkaran
pertama;
Tetapi lihat titik
dalam hati lingkaran itu -;
Hakikat adalah
titik dari lingkaran itu.
(4)
Dan apa itu hakikat?
Hakikat tidak
menghapus segala sesuatu,
Baik yang jelas
maupun yang aabstrak
Apakah terlihat
oleh mata atau diketahui oleh jiwa;
Dan kemudian, ini
tidak pernah berubah;
Dan memiliki
bentuk-bentuk baru.
(5)
Jika engkau ingin mengetahui dan memahami
Apa yang telah aku
katakana,
Maka ambil emapt
ekor burung,
Dan jinakkan
mereka untuk kembali padamu;
Karena kebenaran
tidak pernah terbang.
(6)
Urusan lain-lain dia
Membuat dia ada
dalam ketidakberadaannya,
Tetapi kekuatan
dia menghalangi
Dan kebenaran dia
hilang
(7)
Ini adalah arti-arti dari hakikat
Tetapi arti-arti
yang lebih halus dan tajam
Dicapai ketika
engkau menghentikan penilaianmu
Dan sangat
merindukan arti itu
(8)
Ia melihat semua sisi dari lingkaran itu
Tetapi tidak
pernah melihat di luarnya
(9)
Dan pengetahuan mengenai hakihat
Juga murni dan
sangat suci
Dan lingkaran itu
adalah lingkaran kesucian
(10)
Untuk itu, ia disebut murni dan suci,
Dan ia tidak
pernah keluat dari lingkaran kesucian
(11)
Dan dia tetap berada diluar, melewati apa
saja;
Jadi, dia menghela
nafas karena tidak dapat masuk.
THASIN V
KITAB TENTANG TITIK
(1)
Dan yang jauh lebih berbahaya dan
mendalam
Adalah pembiaraan
tentang titik;
Ini adalah esensi
yang tidak tumbuh atau pudar,
Juga tidak
berhenti untuk mengada
(2)
Siapa pun yang tidak percaya, berkata
tidak,
Mengingkari titik
itu,
Termasuk dalam
lingkaran pertama,
Lingkaran
penampakan fisik;
Jadi – ketika ia
tidak melihatku,,
Ia tidak
mempercayai kondisiku
Dan mengatakan
bahwa aku adalah salah satu yang emnyembah api,
Dan memiliki
keyakinan dalam dualitas,
Oleh karena itu,
membuat aku sangat benci.
(3)
Tetapi – yang berada dalam lingkaran yang
kedua
Melihatku dalam
kondisi dimana pendukung itu mendukung.
(4)
Dan yang mencapai lingkaran ketiga
berkata:
Aku dalam
genggaman aspirasi-aspirasi.
(5)
Dan dia, yang mencapai lingkaran hakikat,
Yang tidak
mengetahui apa-apa tentang aku,
Dan menghilang di
hadapanku, dalam kegaiban.
(6)
Tidak ada tempat untuk bersembunyi, tidak
ada!
Tidak ada tempat
untuk keselamatan;
Dihadapan tuhanmu
dimana hari akan menjadi temapt terakhir:
Hari itu manusia
akan diberitahu apa yang ia akan lakukan dimasa depan,
Dan semua yang ia
lakukan dimas lalu.
(7)
Dan dia mendapatkan laporan yang
dikirimkan,
Dan berita-berita
yang didengar,
Segala sesuatu
yang didengar,
Disampaikan dari
satu ke lainnya,
Dan mencari tempat
perlindungan serta takut akan percikan api …,
Diperdayakan,
telah terjerumus kedalam api,
Dalam bahaya
besar.
(8)
Dan aku adalah salah satu dari dua burung
Yang dipelihara
oleh para Sufi;
Burung itu
memiliki dua sayap;
Dan ketika burung
itu tidak dapat lagi terbang,
Burung itu
mengingkari kondisiku.
(9)
Dan kemudian ia menanyaiku:
Apa itu kesucian?
Dan aku menjawab:
Potong sayapmu
dengan pisau tajam ketiadaan;
Tanpa melakukan
ini engkau tidak dapaat mengikutiku,
Tidak dapat
mengetahuiku.
(10)
Dan ia berkata:
Aku terbang dengan
sayap-sayapku,
Dan aku menjawab:
Aduh, aduh! Betapa
malangnya engkau!
Karena tak satu
pun yang menyamai Dia,
Disana tidak ada
kesamaan, dengan dia,
Dan dia tetap
mendengar dan emlihat.
Pada hari itu ia
jatuh kedalam samudera makna,
Kedalam laut
pemahaman dan tenggelam.
(11)
Dan apa bentuk makna yang jelas;
Bentuk-pemahan
yang jelas; yaitu lingkaran
Aku melihat
Tuhanku dengan mata,
Matahatiku dan
bertanya:
Siapa Engkau?
Dan ia bertanya:
Engkau! Jadi,
tidak untuk dimana/
Dan dimana tidak
memiliki keberadaan
Tanpa engkau dan
juga tidak ada dimana;
Engkau adalah
Engkau sebagaimana adanya!
Dan tidak ada
penilaian pasti mengenai Engkau:
Dimana engkau
berada?
Dan engkau telah
meluakan diri-Mu, dimana saja,
Dan dimana telah
kehilangan keberadaannya.
Jadi, dimana
Engkau?
Engkau? Dimana
Engkau berada?
(12)
Titik pertama berada dalam lingkaran
pertama
Yang digambarkan
oleh kekuatan penilaian;
Salah seorang diantara
mereka benar,
Dan yang lainnya
salah
(13)
Dan ia melewati malam yangmembentang
Disepanjang
hatinya;
Dan ia menjadi
semakin dekat dengan Tuhannya;
Kemudian
menghilang.
Dan ketika ia
melihat aku, ia tidak menghilang;
Dan bagaimana ia
muncul? Ia tidak muncul;
Dan bagaimana ia
bias terlihay? Tidak pernah terlihat
(14)
Ia memasuki area yang penuh takjub, dan
merenung,
Dan saat ia
merenung, keheranannya bertambah;
Dan ia sendiri
diamati;
Dan setelah itu ia
berhak mendapati dirinya sendiri;
Ia, pertama-tama,
memiliki penyatuan kembali
Tetapi pemisahan
terjadi sesaat kemudian;
Keinginannya jatuh
dalam lubang yang dalam
Tetapi dipisahkan
dari hatinya sendiri.
Dan apa pun yang
ia lihat,
Hatinya tidak
mengingkarinya.
(15)
Pertama-tama ia bersembunyi
Dan kemudian
membawa dia lebih dekat;
Kepuasan
pertama-tama dan kemudian disucikan;
Menyembunyikan ia
pertama-tama dan kemudian mengangkat
Dan dengan
perhatian, dan menyucikan dia;
Dan member dia
perasaan menang.
Kemudian membuat
ia menderita dan menyembunyikan dia,
Dan lantas menjadi
pelindungnya dan menjaga dia,
Dan membuat dia
mengendali segenap raung
Sebagai pengendali
yang hebat.
(16)
Dan ia yang pertama menjadi yang
terhebat,
Lebih dekat
daripada dua jengkal,
Dan ia kemudian
mengamati;
Dan sesuai dengan
aksi dan bentuknya.
Dan ketikan ia
dipanggil ia menjawab;
Dan ketika ia
bersemedi, ia menghilang.
Dia meminum
airnya, dan puas.
Dan, lebih dekat
ia membawa dirinya.
Terkagum ia
jadinya,
Dan ia
meninggalkan tempat tinggalnya,
Teman-temannya,
kawan-kawan, para pembantunya – semuanya;
Dan melampaui
semua rahasia,
Semua misteri dan
semua symbol.
(17)
Temanmu tidak tersesat, juga tidak salah
jalan.
Tidak jatuh sakit
atau kehilangan harapan;
Matanya tidak
memiliki godaan untuk tertuju kemana?
Dan ketahanannya,
sementara barjarak dua jengkal,
Tidak mengenal
duka cita.
(18)
Temanmu tidak tersesat, juga tidak salah
jalan;
Dan tidak pernah
tersesat dalam kebun ingatan,
Dikala mengamati
kita;
Dan tidak pernah
kehilangan jalannya dalam kecepatan semedi secara mendalam
(19)
Memiliki setiapwaktu dalam kebenaran dan
untuk kebenaran;
Dalam ingatan,
Dan senang
terhadap penderitaan-penderitaan dan berkah-berkah.
(20)
Hanya inspirasi yang diebrikan kepada
dia;
Dan inspirasi ini
adalah cahaya,
Serangkaian cahaya
dari ujung ke ujung.
(21)
Memberikan makna pada kata, diluar
penilaian,
Dan menghilang;
Dan memisahkan
dirinya sendiri dari apa pun yang diciptakan,
Dari segala
sesuatu dan orang-orang;
Menjadi cinta dari
cinta, dan berkata;
Engkau menjadi
Burung dari gunung-gunung tertinggi
Dan dari gua-gua
terdalam digunung-gunung tertinggi;
Dan gunung-gunung
tertinggi adalah puncal-puncak makna;
Dan gua-gua
terdalam adalah kedamaian dan pelipur,
Sehingga engkau
dapat melihat apa yang engkau ditakdirkan untuk melihat,
Dan kemudian
menjadi pedang penegasan yang tajam
Yang ditarik dari
rumah suci.
(22)
Dan kemudian dating lebih dekat ke
esensi, ke Arti;
Dan kemudian ia
berada pada jarak yangterbatas;
Dan kemudian
melalui kondisi-kondisi dan tahap-tahap ia bergerak
Dan mendekati
dalam pencarian yang gigih;
Dating turun dengan
cepat,
Dan mendatangi
lebih dekat sebagai seorang yang dipanggil;
Dan turun, dan
mendatangi lebih dekat sebagai seorang yang menjawab;
Dan turun sebagai
seseorang yang melihat dan sebagai seorang yang menyaksikan;
Ia dating kembali
pada semuanya.
(23)
Jadi, ia menjadi ide jarak hanya dua
jengkal;
Dengan cara
demikian pertanyaan dimana?
Dihancurkan oleh
panah pemisahan;
Dan jarak kejauhan
dipecahkan selamanya.
Semua ini untuk
membenahi pertanyaan dimana?
Dan menunjuk
larutnya hakikat
Dalam Esensi Yang
Mahakuasa.
(24)
Dan ini aku pahami.
Hanya dia yang
akan memahami ini, dan semua ini,
Yang telah menarik
Busur kedua;
Dan akan hanya
memahami.
Dan Busur Kedua
ini adalah selain tablet.
(25)
Dan busur kedua ini memiliki kata-kata
lain,
Disamping lidah
Arab
(26)
Tetapi ada satu heruf, yang umum untuk
semuanya;
Huruf itu adalah
‘Mim’
(27)
Dan ‘Mim’ adalah nama terakhir dari
semuanya.
(28)
Dan dia adalah tali dari Busur pertama.
(29)
Dan dia berkata (Semoga Allah
memberkatinya);
Keindahan dunia
terletak dalam kedekatannya,
Dalam kedekatan dengan
maknanya:
Jadi, makna adalah
cara lebih baik bagi hakikay untuk mendekati kebenaran;
Tetapi kedekatan
ini tidak aman untuk semuanya;
Kedekatan
memunculkan lengkaran batasan.
(30)
“maka, apakah itu hakikat?
Semua titik dimana
ikatan-ikatan dengan dunia fana tidak lagi ada
Penderitaan-penderitaan
dan rasa sakitnya kini juga tidak dating kembali.”
Hakikat membimbing
dan menjelaskan;
Adalah sebuah kata
untuk keselamatan;
Hakikat mengarah
ke sebuah jalan tertentu,
Dan dapat
disutujui bagi semuanya;
Dan kedekatan
terus membuat makna diketahui
Hanya pada dia
yang mengetahui;
Dan dia adalah
seorang yang setia
Dan mencoba
bermusafir pada jalan ke Nabi;
Kepada Rasulallah.
(31)
Penguasa kota Yatsrib telah mengatakan
mengenai dia,
Yang selamat dalam
kitab yang terpelihara
Dan hal yang sama
dikatakan dalam kitab buku yanag tertulis,
Dan dalam
kitab-buku yang terlihat,
Dan kitab-buku
yang mengartikan pembicaraan burung-burung;
Dan kami telah
mendapatkan dia disana
Pada jarak dua
jengkal atau lebih dekat,
Sehingga ia
membuat esensi menjadi obyek penglihatan.
(32)
O pencari! Jika engkau mengetahui,
Maka ketahuilah
secara penuh
Bahwa tidak ada
Tuan yang berkenan berbicara padanya
Yang tidak berhak
memperoleh pembicaraannya;
Semua dialog
adalah antara yang berhak dan yang member hak
Atau dengan dia
yang berbicara dan bercakap tentang mereka.
(33)
Dia tidak memiliki seorang guru;
Ia juga tidak
memiliki seorang murid atau pengikut,
ia juga tidak
memiliki wewenang atau melakukan diskriminasi.
Dia tidka
mengkhianati seorang pun,
Juga tidak memperingatkan
seorang pun;
Dia tidak
ditemani, oleh sesuatu atau seseorang,
Dan sesuatu atau
seseorang tidak menemaninya.
Dan benar bahwa
apa yang ia miliki hanyalah miliknya;
Ia mungkin
memilikinya.
Atau mungkin ia
tidak memilikinya;
Yang dimiliki
selalu ada disana.
Ia adalah
belantara dalam belantara;
Ia adalah sebuah
tanda dalam tanda.
(34)
Dia hanya dapat menyatakan makna,
Karena makna
memperoleh harapan hanya dari dia.
Tetapi harapan
adalah jauh dan sangat jauh;
Dan jalan menuju
kesini adalah terjal dan penuh bahaya;
Nama dia tertulis
dalam keagungan,
Kesan dia unik
dalam semua hal,
Dan pengakuan dia
adalah dalam pengakuan umum dia,
Dan keumuman dia
adalah hakikat,
Dengan mana ia
diakui;
Nilai dia,
kekuatan dia, janji dia, perjanjian kami;
Nama dia, jalan
dia, tanda dia, api dia dan kehendak akan dia,
Adalah
satu-satunya kebaikan,
Satu-satunya tanda
untuk mengetahui dia,
Untuk mengenal
dia.
(35)
Nama dia adalah nama semua pujian,
Dan semua matahari
di alam sememsta adalah cahaya semestanya, areanya;
Dan semua manusia
dan semua kota kecil dan kota besar,
Tempat-tempat
dimana orang laki-laki dan wanita tinggal
Adalah laksana
satu rumah, satu keluarga,
Kehidupan dan
keberadaan dia tidak tak diketahui,
Kondisinya
terpencar;
Dan ketika ia
menampakkan diri ia menjadi tidak ada.
Oh, kesenangan
adalah kebun bungan-kebun bunga mawar, kebun dia;
Dan jalan-jalan
yang dibuat untuk tempat berjalan adalah fondasi-fondasinya.
(36)
Mereka yang membantu dia,
Dan pergi dengan
dia termasuk dalam suku bangsa cinta
Dan dikenal
melalui tanda cinta;
Tindakannya adalah
kebaikan.
Semua kehendaknya
diketahui;
Mereka yang
mengikuti dia menemui arah.
Tetapi penderitaan
dia besar;
Segala sesuatu
tentang dia berjalan dengan lambat,
Diam dan sakit
yang tenang, tidak henti-henti.
(37)
Apapun yang ia katakana dikatakan selamanya;
Ini selalu
demikian, selalu ada disana.
Dan inilah
keagungan, - inilah yang pasti;
Semua lainnya
menjadi tersesat kedalam ketidak pedulian,
Ke dalam
belantara,
Tanpa jalan, tanpa
tujuan, dan tanpa arah.
THASIN VI
KITAB TENTANG ADAM A.S
Kemudian Syekh dan Guru spiritual terbesar Al-Hallaj –
rahimahullah – berkata:
(1)
“ dan tak seorang pun yang mengatakan,
“Dia-lah Yang Esa”
Kecuali Ahmad,
Semoga
terlimpahkan rahmat Allah atasnya,
Dan ha ya padanya
dia tampak
Dalam penglihatan-bathin
saat Mi’raj.”
(2)
Iblis diperintahkan untuk bersujud;
Dan Ahmad (saw)
diperintahkan untuk mengalihkan penglihatannya;
Ke kanan ataupun
ke kiri;
Penglihatannya
tidak pernah berpaling
Dan tidak pula
melampauinya.
(3)
Iblis menyeru tetapi tidak dapat
membebaskan diri
Dari apa yang dia
perbuat
Dan dari dirinya
sendiri.
(4)
Dan Ahmad (semoga Allah melimpahkan
rahmat-Nya) menyatakan,
Dan melangkah
diluar bidang yang terbatas
Dan melampaui
dirinya sendiri, tiada tara.
(5)
Dengan cara demikian ia menunjukan,
Dan mempertahankan
perkataan;
Aku bergerak
melalui engkau,
Dan melalui engkau
apa pun tenrcukup.
Maka, O penggerak
semua hati!
Siapa yang dapat
menceritakan semua keagungan-Mu dan memuji-Mu?
(6)
Dan tidak ada satupun penghuni langit,
Yang mengesakan
Tuhan seperti iblis.
(7)
Dan iblis mengelak dalam keberadaan,
Ia melampiaskan
pandangan dan pengamatannya,
Dan meninggalkan
perjalanan disepanjang keberadaan;
Meninggalkan untuk
mengamati.
Ia menyembah Tuhan
sebagai Tuhan abstrak,
Sebagai abstraksi.
(8)
Dan ketika ia mencapai tahap
penyendirian,
Ia berdiri
tersalahkan;
Dan ketika ia
melewati keluar dari tahap ini dan memohonnya,
Dia dibawa menuju
ke keberadaan.
(9)
Dia diperintahkan untuk bersujud;
Lantas dia
menjawab, “tiada kepada yang lain dari engkau.”
Dikatakan
kepadanya, “engkau diperintahkan!”
Dia menjawab,
“tidak kepada yang lain dari engkau.”
(10)
“penolakanku adalah demi kebesaran-Mu,
demi kesucian-Mu;
Alas an
penolakanku adalah kegilaanku kepada-Mu.
Aku tidak mengenal
siapa pun selain Engkau,
Dan Adam adalah
lain dari Engkau.
Di antara Engkau
dan aku, tidak ada yang lain;
Jika harrus ada,
maka yang lain itu adalah aku.”
(11)
“bagiku tidak ada jalan kepada yang lain
dari Engkau;
Dan aku memiliki
alas an untuk ini.
Sejak dulu telah
ditentukan sebelumnya
Tidak ada yang
lain kecuali Engkau yang mengetahui Engkau,
Dari waktu ke
waktu.
Karena aku tinggal
abadi dalam ketaatan
Sebelum ciptaan-Mu
yang lain mana pun mengenal ketaatan.
Dengan demikian,
pengetahuan-Mu adalah pengetahuanku,
Engkau bersandar
kepadaku dan aku bersandar kepada-Mu.
Dan kebersamaan
diantara kita ini jauh lebih tua
Daripada masa
kehidupan ini sendiri.
Jadi mengapa aku
harus bersujuud dihadapan yang bukan engkau,
Tetapi yang lain
dari Engkau, jelas aku menolak,
Tidak ada pilihan,
tidak ada jalan
Tidak ada tindakan
lain kecuali apa yang telah aku lakukan.
Api yang
memberikan aku bentuk menarik kembali aku kea pi.
Dan api menurunkan
api.
Kehendak ini
adalah milik-Mu;
Apa pun yang kini
Engkau tentukan adalah milik Engkau.
(12)
Dalam perpisahan diri dari engkau
Tidak ada kejauhan
yang tertinggal padaku;
Dan aku menyadari
bahwa jauh dan dekat adalah kata-kata saja, tanpa isi;
Karena aku telah
menjalaninya selama ini dan jauh dari Engkau.
Aku telah membuat
pemisahan dari Engkau, Kekasihku,
Sahabat dalam
kesedihanku.
Dan siapa yang
menyebut seperti demikian,
Meskipun dengan
cinta,
Dan akan berakhir
dengan perpisahan dengan-Mu.
(13)
Dan Musa (Ibnu Imran) bertemu dengan
iblis di lereng gunung Tursina.
Musa bertanya,
“apa yang menghalangimu untuk bersujud?”
Iblis menjawab,
“yang menghalangiku adalah kesaksianku
Bahwa Dia-lah yang
Esa dan hanya Dia;
Jika aku bersujud
kepada Adam
Aku akan berubah
sepertimu;
Engkau sekali
diseur untuk melihat gunung, kau pun melihatnya.
Sedang aku diseur
seribu kalipun untuk bersujud kepada Adam, tettap aku tak mau, demi
kesaksianku.”
(14)
Musa bertanya kepada iblis,
“berarti engkau
meninggalkan perintah,”
Iblis menjawab,
“ini adalah suatu ujian, bukan perintah.”
Musa berkata,
“inilah yang mengubah bentukmu.”
Dijawab, “hai
Musa! Ini semua dimaksudkan untuk menyembunyikan,
Untuk menutupi dan
terus menutupi,
Sesuatu yang patut
untuk ditutupi;
Dan sekarang apa
gunanya?
Untuk yang
‘sekarang tetap ada’ dan yang berubah.
Dan yang tidak
berubah adalah pengetahuan yang sejati;
Pengetahuan itu tetap
pada masa itu,
Dan sama pada masa
kini.
Keberadaan nyata
tidak mengalami perubahan.”
(15)
Dan Musa bertanya, “kau masih ingat Dia?”
Dijawab, “mengapa?
Semua ingatan dan perenungan adalah satu dan sama.
Aku masih sama
dengan yang sedang diingat,
Dan bahkan Dia
sedang diingat.
Jadimengingat Dia
adalah mengingatku
Dan mengingatku
adalah mengingat-Nya;
Dan apakah
keduanya menjadi satu?
Dipersatukan dalam
masa?
Aku sekarang
bersih dalam hari-hari pengabdianku,
Dan hari-hariku
adalah hari-hariku sendiri,
Dan pikiran Dia
dalam pikiranku
Lebih cerah dari
sebelumnya.
Dulu aku mengabdi
pada Dia untuk kesenanganku
Dan sekarang aku
mengabdi pada Dia dengan keridhaan Dia.”
(16)
“dan tidak ada lagi pemikiran tentang
balas jasa;
Tentang kerugian
atau keuntungan;
Telah membuatku
tak tergantikan,
Dalam kondisi aku
melihat dan takjub;
Dan kemudian, menolak
bahwa aku mungkin tidak ditemukan
Oleh mereka yang
bebas,
Dilepaskan dan
tanpa ikatan.
Dan karena
pelanggaranku membuatku terhalang dari lain-lainnya,
Dan memberiku bentuk
berbeda.
Untuk
membingungkan aku dalam kebingunganku.
Semua ini
memperpanjang jalanku dan memperdalam kebingunganku.
Dia mempertahankan
aku sebagai milik-Nya sendiri,
Dan untuk pujian
yang aku miliki,
Dan membiarkan aku
jatuh.
Dia telah membuat
aku jauh dari dirinya, karena tindakanku,
Dan mencabut
dariku kekuatan melihat, kekuatan mengamati.
Pada saat aku
lebih dekat ke Dia, Dia memberiku kebebasan;
Dan pada saat aku
menjauh,
Dia
mempertahankanku dalam pandangan-Nya,
Dan mengambil
kembali harapan,
Dan karenanya
membuat aku terabaikan;
Jauh dan sangat
jauh dari semuanya.
(17)
“dan aku tidak melakukan kesalahan
Dalam
tindakan-tindakan yang ditentukan,
Atau dalam
ttindakan-tindakan yang tidak ditentukan;
Atau bertentangan
dengan kehendak;
Aku juga tidak
merasa bangga dalam perubahan bentukku.
Jika Dia membuatku
terbakar, dari ujung ke ujung,
Aku tidak akan
tunduk;
Tidak akan pernah,
tidak akan pernah merendahkan diri dihadapan manusia,
Karena aku hanya
tunduk pada Dia;
Tidak ada seorang
pun,
Untuk segala
bentuk dan wujud, atau manusia;
Aku hanya mengenal
Dia.
Aku berdiri dengan
kebenaran, dan dengan cintaku,
Aku adalah sa;ah
satu dari mereka.”
Maka Husain Manshur Al-Hallaj – rahimahullah – Guru Terbesar
sepanjang zaman ini berkata:
(18)
“banyak pandangan-pandangan mengenai
Azazil;
Dialah yang
memperingatkan di surge dan di bumi
Dilangit ia
meminta para malaikat melihat segala yang baik,
Dan dibumi ia
meminta manusia melihat kejahatan;
Kebaikan dikenal
melalui kejahatan
Dan kejahatan
dikenal melalui apa yang bertentangan dengannya.
(19)
Pakaian sutera halus terbuat dari benang
kasar
Yang diambil dari
pakaian yang kotor dan rusuh.
Dengan cara yang
sama,
Raja menampakkan
segala yang baik dan segala yang buruk,
Serta mengajukan
pilihan.
Mereka yang
mengikuti kebaikan menjadi baik,
Dan yang menolakn
untuk mengetahui kejahatan
Tidak akan pernah
mengetahui apa yang baik.”
(20)
Dan Al-Hallaj berkata, “aku telah
berdebat,
Dengan iblis dan
fir’aun tentang ketaatan;
Tentang
keteguuhan;
Iblis berkata
bahwa bersujud dihadapan Adam
Berarti
meruntuhkan ketaatannya,
Dan ini akan
membuat dia terasing dari dirinya sendiri.
Dan Fir’un berkata
bahwa beriman kepada Rasul-Nya cukup menjatuhkan namanya,
Dihadapan kaumnya.
Dan kepada mereka
aku menjawab.”
(21)
Jika aku menarik kembali keyakinanku
sendiri,
Aku kehilangan
keberadaanku,
Kehilangan
maqam-ku.”
(22)
Kemudian iblis berkata . . . ,
“aku lebih baik
dari Adam;
Dan Dia tidak
mengenal yang lain kecuali Dirinya sendiri”;
Dan Fir’aun
berkata,
“aku tidak
mengetahui kalau kau memiliki tuhan selain aku”;
Dan dia tidak tahu
seorang pun diantara kaumnya
Yang dapat
membeda-bedakan;
Untuk memilih
antara kebenaran dan ketidak-benaran;
Antara yang hak
dan yang salah.”
(23)
Dan aku berkata,
“jika engkau tidak
mengenal dia,
Maka lihat dan
kenali tanda abadi-Nya, tanda yang Kekal;
Dan tanda itu
adalah aku,
Dan aku-lah
kebenaran itu (Ana Al-Haqq)
Dan pada
hakikaatnya Aku selamanya bersama dengan kebenaran itu.”
(24)
Maka, iblis dan Fir’aun adalah sahabat
dan guruku,
Dan dengan mereka
aku temukan jalanku;
Api bertemu iblis,
Tapi ia tidak
pernah menyimpang dari apa yang ia anut,
Dan Fir’aun masuk
kebawah air, dan tenggelam,
Tapi pikirannya
tidak pernah luntur.
Tapi Fir’aun
berkata, “aku percaya tidak ada tuhan,”
Kecuali tuhan yang
dipercayai Bani Israil;
Aku adalah satu
dari mereka yang berserah.”
Dan apakah kau
belum melihat tanda Tuhan,
Ketika Jibril
membuat Fir’aun menyentuh pasir dikedalaman air.
(25)
“jika aku harus harus dibunuh atau
disalib ditiang gantungan,
Atau tangan dan
kakiku harus dipotong,
Walau
bagaimanapun, aku tidak akan pernah menarik kembali kata-kataku.”
(26)
Iblis adalah nama kondisiku;
Namanya berubah
menjadi Azazil.
(27)
Dan dikatakan kepadanya;
“o, yang telah
jatuh.
Apakah kau tidak akan merendah?”
Iblis
menjawab, “aku adalah salah satu dari mereka yang mencintai,
Dan
mereka yang mencintai dikutuk.
Dan kau
berkata aku telah terperosok; telah jatuh;
Oh, aku
yang telah memperoleh pengetahuan dari buku cahaya,
Duhai
Yang Maha Kuasa!
Bagaimana
ini terjadi? Mengapa ini terjadi?
O,
bagaimana menghadapi apa yang harus aku hadapi?
Engkau
membuat aku dari api, dan dia dari tanah liat;
Dan kami
berdua berlawanan;
Apakah
yang berlawanan dapat dipersatukan?
Dalam
kepatuhan dan pengabdian kepada-Mu,
Akulah
yang paling tua, dalam bagian dari cinta-mu,
Aku
adalah yang paling berpengalaman;
Dalam
ma’rifat aku yang paling bijak;
Dan
dalam masa, aku yang paling abadi.
(28)
Dan kepadanya Yang Maha Tinggi
menjawab:
“semua
kebebasan adalah milikku, bukan milikmu.”
Ia
menjawab,
Dan hal
yang sama adalah posisiku;
Segala
sesuatuku adalah milikmu;
Kebebasan,
keleluasaan, - semuanya.
O
penciptaku!
Jadi
inikah yang ditakdirkan untuk diriku?
Engkau
membuatku untuk tidak lemah oleh kehendak-Mu,
Dan
Engkau adalah yang mahakuasa, mahatinggi.
(29)
Jika aku telah berbuat salah dalam kata-kataku,
Maka
jangan tinggalkan aku;
Karena
Engkau Maha Mengetahui, Maha Mendengar.
Dan
tidak seorang pun lainnya di antara para pengembara
Dijalan
kebenaran yang lebih mengetahui daripada aku;
Aku
mengetahui dan memahami.
Dan
jangan tolak aku,
Karena
penolakan bukanlah balas jasa yang tepat
O Tuhan,
Tuhanku!
Beri
imbalan padakun karena aku tak tergantikan dalam keyakinanku.
Dalam
semua janji, perkataanku adalah yang paling benar,
Dan
tindakanku adalah yang paling menyedihkan,
Tetapi
yang ingin mengenal dapat mengetahui
Bahwa akulah
saksi terbaik.
(30)
O saudaraku!
Jadi
inilah alasannya bagaimana ia mamiliki nama Azazil;
Ia
melepaskan dirinya sendiri;
Dan
kehilangan tempatnya;
Dan
belum mencapai akhir karena tidak ada awal;
Pada
kenyataanya, tanpa awal ia tetap berada di akhir.
(31)
Kemunculan dia adalah sebuah
pembalikan;
Pembalikan
dari esensinya,
Yang
terbakar oleh api dari gelora semangatnya;
Dan
dicerahkan oleh cahaya pelepasannya.
(32)
Oh saudaraku!
Melalui
pemahaman inilah
Engkau
dapat menyelamatkan dirmu sendiri,
Atau
engkau telah menemui pelepasan, pemisahan, penderitaan;
Dan
kepahitan
Dan
kematian dalam penyesalan-penyesalan mendalam.
(33)
“orang bijak di suatu kabilah
Menjadi
bodoh dan bisu mengenai dia;
Dan
mereka yang mengenal dan hendak berkata-kata
Menjadi
tidak dapat berbicara tentangnya (Azazil) . . . “
Dia
adalah yang paling setia dalam keyakinan,
Dihadapan
penciptanya.
(34)
Dan mereka melemahkan dirinya dihadapan Adam;
Mereka
patuh.
Iblis
menolak, karena ia dibutakan oleh pengamatannya.
(35)
Dan, pada akhirnya, ketika ia telah
menjadi kosong;
Harapan-harapannya
berakhir;
Dia
berkata, “ aku lebih baik daripadanya,”
Dan
selamanya tetap dalam kondisi pelepasan,
Tidak
bersatu;
Tersesat
dalam debu, dan menghadapi penderitaan
Dari
waktu ke waktu.
THASIN VII
KITAB TENTANG KEHENDAK TUHAN
(1)
Lingkaran pertama adalah lingkaran
kehendak-Nya;
Lingkaran
kedua adalah lingkaran hikmah-Nya;
Lingkaran
ketiga adalah lingkaran Kekuasaannya;
Lingkaran
keempat adalah lingkaran Pengetahuan-Nya;
Yang
abadi.
(2)
Iblis berkata, “jika aku sanggup
memasuki lingkaran pertama,
Aku akan
diuji dalam lingkaran kedua;
Dan jika
aku berhasil dalam lingkaran kedua,
Aku akan
dicobai dalam lingkaran ketiga;
Dan jika
aku berhenti dalam lingkaran ketiga,
Tetap
ada kebinasaan, jadi . . . “
(3)
“tidak, tidak. Tidak, tidak . . .
Aku berhenti
pada lingkaran pertama,
Dan
dikutuk dari lingkaran kedua,
Aku
dilemparkan dari lingkaran ketiga,
Dan
kehilangan lingkaran keempat.
Dimanakah
lingkaran keempat?
Lingkaran
keempat!”
(4)
“jika aku tahu bahwa bersujud akan
menyelamatkanku,
Akan
membebaskanku,
Maka aku
akan bersujud dihadapan Adam.
Tetapi
aku tahu ada lingkaran-lingkaran lain dalam lingkaran-lingkaran itu . . . tiada
akhir.
Jadi,
aku berkata dalam hatiku, kepada diriku sendiri!
Maafkan
aku! Maafkan aku!
Jika
saja aku dapat keluar dari sini, dari lingkaran pertama ini.
Tetapi,
walaupun demikian
Bagaimana
aku dapat keluar dari lingkaran-lingkaran selanjutnya,
Dari
lingkaran-lingkaran lainnya?”
(5)
“ah! Yang Maha Esa,
Satu-satunya
Yang Esa,
Yang
selamanya demikian
Bagaimana?
Bagaimana? Bagaimana?”
THASIN VIII
KITAB TENTANG TAUHID
(1)
Kebenaran (Al-Haqq) adalah satu,
tunggal;
Kebenaran
adalah Esa yang tidak dapat dibagi-bagi.
(2)
Keesaan-Nya, dan pengetahuan tentang
keesaan itu adalah milik-Nya;
Berada
dalam diri-Nya.
(3)
Tidak mungkin, tidak mungkin;
Keesaan ini
adalah jauh, asing, terpisah,
Dia
dikenal hanya melaluinya.
(4)
Pengetahuan mengenai Yang Esa adalah
Abstrak;
Tunggal,
tak terbagi.
(5)
Mengatakan Dia itu Esa, dan dia tunggal
Adalah
untuk menyifatkan;
Tetapi
dia, Yang Esa, adalah diluar penyifatan.
(6)
Jika aku berkata, “aku” ia mengirim
balik “aku,”
Dalam
menjawab “aku”-ku.
Jadi,
“dia” ditujukan untuk engkau dan tidak untukku.
(7)
Dan jika aku berkata kesatuan adalah
keesaan bagi kesendrian-Nya,
Untuk
keberadaannya yang sendiri,
Berarti
aku menempatkan dia dalam ciptaan;
Diantara
sarwa makhluk
(8)
Dan jika aku berkata Yang Satu itu
Tunggal sebagai jumlah satu;
Bagaimana
ia dapat muncul dalam jumlah?
(9)
Dan jika aku berkata, dia adalah satu
Akibat
dari keberadaan yang dianggap satu,
Yang
memang terbukti satu, - berarti aku memberi batasan pada dia;
Membatasi-Nya.
THASIN IX
KITAB TENTANG MISTERI
(1)
Segala misteri menghasilkan ketakjuban;
Misteri
mengarah pada dia,
Karena
dia telah membuatnya bergerak,
Tahap
demi tahap, dan fase demi fase
(2)
Rahasia keesaan-Nya terletak dalam
acuan-acuan
Berdasar
beberapa kata ganti;
Dia
tertutup sepenuhnya, tersembunyi;
Bahkan
tersembunyi dalam ketersembunyian.
Dia
adalah aku yang mempribadi;
Dia juga
adalah dia yang tidak menyata;
Kata
ganti dari ketidakhadiran.
(3)
Jika engkau berkata: ha,
Semua
orang berkata, Ah! Ah! Ah!
(4)
Seberapa banyak cara,
Seberapa
banyak bentuk,
Dan
seberapa banyak petunjuk yang menunjukan dia;
Dia
tetap tidak diketahui sepenuhnya.
(5)
Laksana sebuah batu cadas yang kokoh
Dan ini
adalah batasan, dan tetap batasan,
Batasan
itu tidak membuat dia satu,
Sebagaimana
apa yang dibatasi selalu terbatas;
Dan
berbagai penyifatan mengarah kepada batasan;
Sedangkan
yang esa selalu diluar batasan.
(6)
“Al-Haqq adalah tempat kembali bagi
Haqq,
Dan
tidak kepada yang lain
Selain Haqq
itu sendiri.”
(7)
Dan ia telah berkata: aku-lah yang esa:
Dan
bukan apa yang dikatakan,
Dan apa
yang menjadi fenomena,
Sebuah
persoalan ciptaan?
Jadi,
bagaimana ini semua menentukan kebenaran?
(8)
Dan, jika ini dikatakan bahwa dia
sendiri yang berkata bahwa dia adalah satu,
Maka
keberadaan bergantung pada tindakan;
Dan apa
yang diciptakan adalah keberadaan.
Tetapi
keberadaan bukanlah keberadaan.
Meskipun,
memiliki keberadaan;
Tetap
saja keberadaan ini bukanlah keberadaan,
(9)
Dia menyembunyikan dirinya sendiri
ketika terlihat paling jelas,
Tetapi
dimana?
Dan
dimana tempat dia, tidak pernah ada dimana.
(10)
Apa? Inilah, tidak pernah dapat
memiliki dia.
(11)
Seperti ini dan dimana? Adalah
ciptaan-ciptaannya.
(12)
Apa yang merupakan kesatuan menghendaki
esensi;
Dan apa
yang bukan tanpa bentuk atau tubuh berbentuk atau berjasad;
Dan apa
yang bukan nirjiwa tidak pernah tanpa jiwa.
(13)
Kami kembali pada yang mengumpulkan
semuanya,
Segala
sesuatu yang ditambahkan, dijumlahkan;
Segala
sesuatu dikenal dan diketahui
Segala
sesuatu dihancurkan, dipatahkan, digoncangkan, dan dipecahkan;
semua
(14)
Segala sesuatu yang pertama adalah
segala sesuatu dari tindakan;
Lain-lainnya
ada sebagai titik-titik pada lingkaran-lingkaran
Yang
menandai dunia-dunia dan semestanya.
(15)
Ketika kita berbicara mengenai keesaan
Allah
Berarti
kita berbicara mengenai jalan menuju-Nya;
Mengenai
arah-arah ke Dia, dimensi-dimensi-Nya;
Dan ini
berbeda, mandiri,
Dan
merupakan sebuah lingkaran itu sendiri.
THASIN X
KITAB TENTANG TRANSENDENSI
(1)
Dan inilah lingkaran;
Yaitu
bentuk, bentuk lingkaran.
(2)
Dan ini adalah hal tentang
jumlah-jumlah,
Yang
diikuti semua orang dalam segala usia, di semua negara;
Yang
diikuti oleh orang-orang yang memiliki jalan-jalan berbeda,
Dan hati
yang berbeda.
(3)
Lingkaran pertama memberikan segala
yang berhubungan dengan fisik;
Lingkaran
kedua memberikan segala
Yang
menyentuh sesuatu yang tidak tampak,
Jiwa dan
hati nurani.
(4)
Dan ini semua adalah ciptaan-ciptaan;
Yang
bergerak, berputar, menarik dan menawan;
Saling
berhubungan, dibalikan, dikacaukan, dipatahkan dan dipecahkan.
(5)
Dan bergerak dalam orbit,
Dalam
cahaya remang suara hati manusia;
Dengan
kegelisahan, kekaguman,
Didera
oleh keheranan; dan terus berubah.
THASIN XI
KITAB KEBUN MA’RIFAT
Akhirnya Husain bin Manshur Al-Hallaj – rahimahullah –
berkata:
(1)
Yang Tak-Diketahui merupakan
penyifatan, sifat dari pencari;
Dan apa
yang tidka diketahui adalah bentuk keadaan dari pencari,
Jadi,
pengetahuan Dia membentang melewati batas-batas akal,
Melampaui
batas-batas dari rentang logika;
Oleh
karena itu, tidak diketahui dan tidak terpahami.
Bagaimana?
Tidak perbah membantu, dengan berada di lembah-lembah hakikat
Dimana?
Tidak bertempat.
Untuk
memahami yang tak terbatas bukanlah bentangan,
Atau
sifat dari sesuatu yang terbatas.
(2)
Yang Tak-Diketahui tak terjangkau
pikiran,
Diluar
perenungan, di luar dunia indera,
Di luar
akal dan argumen-argumennya.
(3)
Yang Tak-Diketahui di luar peniadaan,
Peniadaan
diri.
(4)
Yang Tak-Diketahui di luar keberadaan
yang terbatas,
Di luar
diri yang terkandung dalam keberadaan.
(5)
Dan dia yang berkata telah mengetahui
Dia
Dengan
cara tidak mengetahui Dia adalah tidak mengetahui,
Dan
tidak mengetahui adalah kerudung dari tidak kepengetahuan.
(6)
Jika orang mengatakan telah
mengetahui-Nya melalui nama-Nya,
Sebenarnya
dia tidak mengetahui-Nya,
Karena,
bagaimana engkau dapat membedakan antara Nama dan Yang Dinamai?
(7)
Dan orang mengatakan telah
mengetahui-Nya menurut Dia,
Sebenarnya
ia belum mengetahui-Nya;
Karena
bagaimana yang dikatahui dapat menjadi yang tidak diketahui?
Dan
dapatkah keduanya mengada bersama?
(8)
Jika dia mengatakan telah
mengetahui-Nya melalui karya=karya-Nya,
Sebenarnya
dia belum mengetahui-Nya,
Karena
dia telah menempatkan karya-karya-Nya sebagai pengganti Dia.
(9)
Kemudian, jika dia mengatakan dia telah
mengetahui-Nya
Melalui
ketidakberdayaan menusiawinya,
Sebenarnya
dia tidak berdaya dalam dirinya sendiri,
Dan
tidak pernah dapat menyatakan memiliki jalan masuk.
(10)
Menurut kesadaran dan dengan
pengetahuan,
Engkau
tidak mencapai kemana-mana;
Apa pun
yang engkau peroleh hanyalah hasil dari pikiranmu.
(11)
Menurut sifat-sifat? Tidak, tidak
pernah,
Karena
sifat-sifat hanyalah tanda-tanda;
Hanya
simbol-simbol;
Sifat-sifat
itu hanya memberi kesan-kesan.
(12)
Melalui kehidupan dan kematian,
Keduanya
hanyalah menjelaskan gambaran kehidupan;
Jadi
bagaimana dapat Dia lantas nampak dalam gambaran kehidupan,
Tidakkah,
ini dua hal bertentangan?
(13)
Yang jarang mengetahui mengapa dan
bagaimana tentang segala sesuatu;
Dan yang
tidak pernah mengetahui
Mengapa kerangka
besar berada dalam masa muda dan kemudian dalam masa tua;
Rambut
hitam pada masa muda segera digantikan oleh rambut putih;
Bagaimana
ia dapat mengetahui pencipta,
Pencipta
segala sesuatu, setiap sesuatu?
Dari ini
ke itu, bagaimana mungkin?
(14)
Hati manusia adalah sepotong daging;
Hati ini
berdenyut dalam rongga dada manusia,
Sebuah
titik dalam ruang,
Bagaimana
dia dapat muncul dalam rongga dada?
(15)
Untuk kuda yang sedang berlari cepat,
Yang
diesbut akal,
Ada
panjang dan keluasan;
Dan
untuk skema kehidupan,
Batas-batas
hukum yang suci;
Dan
seluruh ciptaan, dilangit dan dibumi,
Adalah
dalam kondisi pelingkupan Dia.
(16)
Panjang dan keluasan tidak pernah dapat
mencapai Dia;
Dan
pengenalan tentang Dia hampir tidak dapat tinggal
Dalam
lingkup bumi dan langit;
Dan
segala sesuatu dari kehidupan luar dan dari kehidupan dalam,
Dari
hukum suci hampir tidak dapat mengetahui Dia.
(17)
Jika engkau menyatakan telah mengetahui
Dia
Melalui
belajar hukum-hukum dan tanda-tanda,
Berarti
engkau mengangkat dirimu jauh lebih tinggi;
Jauh
lebih tinggi daripada sesuatu yang ditemukan.
(18)
Hati-hati, hati-hati!
O,
manusia yang sedang mencari kebenaran!
Kondisimu
menentukan keadaanmu;
Pengetahuanmu
adalah sejumput pengetahuan;
Pemahamanmu
tidak berhak mendapat pujian;
Jadi,
pencari sejati adalah dia yang melihat,
Dan
pengetahuan yang sejati adalah pengetahuan yang tetap.
(19)
Pengetahuan didasarkan pada
batasan-batasan,
Pada
keberadaan-keberadaan yang terbatas dan dibatasi
Tetapi
menyembunyikan dirinya sendiri
Dalam
keadaan dimana Yang Mahakuasa muncul dalam huruf Mim;
Dan dia
tetap bersembunyi,
Jelas
tersembunyi, dan terus tersembunyi;
Datang
mendekat, dan kembali kebelakang.
Tetapi
dia, yang bergerak ke dalam dan ketakutan-ketakuatan,
Dan
hidup dalam kegairahan yang besar,
Dalam
cinta akan dia,
Dalam
kondisi perpisahan, tetap dihadapan dia.
(20)
Orang yang berpengetahuan sejati,
Orang
yang berpengetahuan sejati adalah sendirian,
Dan dia
yang mencintai dia,
Hidup
dalam penderitaan;
Dan dia
yang hidup untuk dia, kehilangan segalanya;
Dan dia
yang menutup matanya melihat di dalam matanya;
Tangan-tangan
dia memberikan dia dukungan dan tenaga.
(21)
Maka, apa itu pengetahuan sejati?
Pengetahuan
sejati adalah seperti adanya.
Dan apa
dia? Dia seperti Dia seperti adanya
(22)
Apa pun, selain ini, adalah karya
orang-orang bodoh;
Cerita-cerita
yang disampaikan oleh orang-orang
Yang
terdorong untuk memberikan cerita-cerita.
Pengetahuan
sejati adalah pencarian oleh sedikit orang;
Semua
orang lain menjalani kehidupan yang susah.
Mereka
mengikuti pandangan-pandangan dan memasuki kebingungan;
Mereka
hidup dalam penyerapan diri dan melepaskan harapan.
Tindakan-tindakan
mereka menjadi biasa saja,
Dan
mereka melewati hari-hari mereka dalam keadaan tanpa tujuan,
Dalam
dunia kebingungan yang gelap.
(23)
Yang benar tetaplah yang benar,
Pencipta
sebagai Khaliq,
Dan
segala apa yang termasuk diciptakan tetaplah makhluk.
Ini akan tetap
selalu demikian.
2 komentar:
om klo nyari kitab thawasin d surabaya dimana ya?
waduh... saya blum prnah hunting buku di Surabaya.
Posting Komentar